in ,

Cihui, Ternyata Banyuwangi Punya Tradisi Mencari Jodoh, Ikutan Yuk!

Tari Tongkat Api, salah satu rangkaian dalan tradisi Gredoan di Banyuwangi via balipost.com

Satu demi satu tradisi dan budaya Banyuwangi mulai terekspos seiring makin mencuatnya pariwisata di kabupaten tersebut. Selain punya tarian Seblang yang misterius ternyata Banyuwangi juga punya tradisi mencari jodoh yang unik bernama tradisi Gredoan. Seperti apa uniknya tradisi ini, kita intip yuk!

Baca juga : Tak Hanya Makanan, Ini 5 Oleh-oleh Barang dari Maluku yang Bisa Diburu

Berbeda dengan China atau Vietnam yang memiliki pasar jodoh yang digunakan muda mudi menemukan jodoh mereka. Di Banyuwangi seorang pria lajang yang naksir wanita idaman harus datang langsung ke rumah si wanita untuk melakukan aksi goda-menggoda.Tradisi ini bernama Gredoan yang memiliki arti “menggoda.”

Tari Tongkat Api, salah satu rangkaian dalan tradisi Gredoan di Banyuwangi via balipost.com
Tari Tongkat Api, salah satu rangkaian dalan tradisi Gredoan di Banyuwangi via balipost.com

Ini merupakan tradisi dari masyarakat Using yang ada di Desa Macan Putih untuk merayakan hari Maulid Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu tradisi ini hanya dilakukan setahun sekali pada malam hari saat peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad tersebut. Di Desa Macan Putih selalu mengadakan selamatan di masjid pada pagi hari saat peringatan Maulid Nabi, nah malam harinya para gadis biasanya membantu orang tuanya memasak di dapur saat itulah berlangsung tradisi Gredoan.

Laki-laki yang punya incaran gadis akan datang tuh ke rumah si gadis. Ia akan memasukkan lidi lewat celah dinding rumah yang masih terbuat dari bambu. Si gadis akan mematahkan lidi jika ia bersedia untuk berkenalan dengan si laki-laki. Kemudian mulailah si laki-laki berkenalan sambil merayu si gadis namun obrolan mereka dibatasi dinding bambu di mana si gadis berada di dalam rumah dan si laki-laki di luar.

Pawai boneka, salah satu rangkaian tradisi Gredoan via Kompas
Pawai boneka, salah satu rangkaian tradisi Gredoan via Kompas

Namun kini aturan main tradisi Gredoan ini sedikit berbeda. Ketika lidi sudah dipatahkan kedua sejoli ini tidak lagi berkenalan dan ngobrol seperti dulu mereka akan diundang masuk dan ngobrol di ruang tamu tentu dengan didampingi oleh orang tua si gadis.

Tradisi Gredoan di Desa Macan Putih berlangsung sangat meriah setiap tahun. Selain suguhan utama dari mencari jodoh itu tadi ada berbagai atraksi kesenian daerah dan pawai keliling selama berlangsungnya tradisi Gredoan. Wisatawan yang bergabung bisa menikmati sajian tari tongkat api, musik daerah dan karnaval boneka yang dibuat sendiri oleh masyarakat Desa Macan Putih.

Nah, buat yang masih jomblo tak ada salahnya saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW berkunjung ke Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, Banyuwangi buat ikut tradisi ini. Siapa tahu jodoh kalian ada di sana. Next

ramadan

Written by Alfri

Aku orangnya suka traveling terutama menjelajahi tempat-tempat yang belum banyak dijamah para turis.

5 Gembok Cinta di Dunia yang Kini Tinggal Kenangan

Ini Calon Hotel Terbesar di Dunia yang Ada di Mekkah, Intip Yuk!