Ramadan sudah berjalan kurang lebih 20 hari lamanya, dan saatnya memasuki sepuluh hari terakhir di waktu penghabisan. Dari kacamata ibadah, 10 hari terakhir ini sangat penting. Makanya, Lailatul Qodar pun ditaruh secara acak di antara 10 hari ini. Nah, karena dinilai sangat sakral, akhirnya ada banyak tradisi yang dilakukan di penghujung Ramadhan ini. Salah satunya adalah selamatan.
Baca juga : Toko Buku Akik, Hidden Gem di Jogja yang Pernah Disinggahi Najwa Shihab
Bagi orang Jawa, mereka akan selalu rutin melakukan tradisi ini. Acara selamatannya sendiri bermacam macam. Namun tradisi ini sering kali berupa pengantaran makanan ke tetangga dekat rumah, dalam istilah bahasa Jawa disebut berkat. Nah, tradisi ini tidak banyak dilakukan diberbagai daerah nusantara lho, mungkin hanya didaerah Pulau Jawa saja.
Ini sama sekali bukan klenik, magis, dan sebagainya, tapi justru cara orang-orang Jawa menghormat bulan Ramadhan. Nah, untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang tradisi satu ini, berikut adalah hal-hal unik soal selamatan tersebut.
Selamatan di mulai pada hari ke 21 Ramadan
Hari ke 21 Ramadhan biasanya ditandai dengan hilangnya witir dalam rangkaian sholat tarawih. Umumnya witir akan dilaksanakan khusus pada malam hari atau yang disebut Maleman. Nah, biasanya keesokan harinya sudah mulai banyak orang yang akan mengirimkan hantaran kotak makanan.
Hantaran Berupa Nasi Kotak
Lazimnya ketika melakukan selamatan Ramadan orang-orang akan memberikan hantaran berupa nasi yang lengkap dengan lauk pauknya. Sebenarnya tak ada aturan khusus tentang jenis-jenis makanan yang diberikan asalkan layak.
Jaman dahulu, hantaran berupa ketan dan apem yang memiliki alasannya sendiri karena makanan hantaran itu mengandung pesan tertentu yang sudah pasti dipahami penerimanya. Misalnya ketan yang artinya adalah mengakui kesalahan, dan apem yang dilambangkan dengan pintu maaf.
Memberi Saudara-Saudara yang Jauh
Salah satu yang khas dari tradisi ini adalah hantaran yang diberikan kepada saudara-saudara jauh. Tujuannya sendiri bukan hanya berbagi rezeki saja tapi juga menjalin tali silaturahmi. Ya, hantaran-hantaran ini sering jadi penyambung persaudaraan ketika lama tak pernah bersua.
Momen bertemu dengan saudara jauh sangat jarang terjadi, makanya tradisi ini akan selalu ditunggu oleh banyak orang. Momen hantaran ke saudara jauh ini kadang sering diidentikkan dengan mudik, padahal tentu saja bukan.
Nah mungkin itu beberapa ulasan tentang keunikan di penghujung bulan ramadan bagi sebagian umat muslim di nusantara. Next