Trenggalek merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur, yang mendadak begitu padat ketika libur lebaran tiba. Masyarakat asli Trenggalek memang cukup banyak yang merantau. Sehingga tidak heran, momen Idul Fitri begitu berharga. Berikut adalah kegiatan dalam tradisi lebaran di Trenggalek.
Baca juga : Kebun Teh Kaligua Peninggalan Belanda, Kesegaran Alaminya Cocok untuk Healing
Sholat Idul Fitri di Lapangan Sekolah/ Masjid
Pagi hari setelah salat Subuh, orang tua mulai menyoraki anak-anak untuk segera mandi dan bersiap salat Idul Fitri. Jarang sekali dari mereka yang sarapan, kalau pun ada biasanya hanya minum teh atau kopi. Karena setelah salat, akan ada makan-makan.
Kalau di bagian kotanya, lokasi yang paling populer adalah Masjid Jami Trenggalek dan lapangan sekolah dasar setempat. Umumnya di sana ada petugas yang telah mengatur perlengkapan salat seperti karpet atau alas lainnya. Mereka juga membantu agar shaf salat rapi dan tidak bolong-bolong.
Sungkem Seluruh Keluarga
Usai salat Idul Fitri, semua kembali ke rumah masing-masing. Biasanya melewati jalur yang berbeda dengan ketika berangkat. Tradisi lebaran yang dilakukan di Trenggalek selanjutnya adalah sungkeman.
Seluruh anggota keluarga berdiri berjejer dari paling tua sampai termuda. Sedangkan satu orang paling tua duduk. Kemudian semuanya bergantian untuk sungkem. Saat itulah, mereka saling meminta maaf dan tidak jarang sampai menangis sesenggukan.
Bagi-bagi Galak Gampil
Inilah saat yang ditunggu bagi anggota keluarga yang belum menikah. Mereka akan mendapat galak gampil alias uang saku dari orang-orang tua dan yang sudah menikah. Biasanya uang tersebut dimasukkan ke dalam amplop dan sudah diberi tanda akan diberikan kepada siapa. Semakin kecil usianya, jumlah galak gampil semakin besar.
Makan-makan
Nah ini dia saat yang tidak boleh dilewatkan dalam tradisi perayaan lebaran di Trenggalek. Makan-makan! Menu yang pasti ada adalah opor ayam. Berhubung di Trenggalek ada hari raya ketupat, biasanya penganan tersebut muncul saat itu. Namun tidak jarang yang menyajikan ketupat saat hari lebaran.
Ada juga yang membuat nasi kuning, sambal goreng ati, sayur lodeh, dan tentunya sambal. Irisan timun dan selada juga dihidangkan sebagai pendamping makan daging ayam.
Jajanan pun tersaji di atas meja ruang tamu. Biasanya ada nastar, pide, kurma, kastangel, putri salju, dan tape ketan.
Keliling Tetangga Sekitar
Selesai makan, anggota keluarga keluar rumah untuk berkunjung ke tetangga sekitar. Hampir semuanya masih memiliki hubungan darah atau merupakan kerabat jauh. Tidak jarang mereka bertemu di tengah jalan, sehingga proses salam-salaman dilakukan di situ. Jangan sampai kelewatan untuk icip kue lebaran di rumah tetangga.
Ngumpul di Rumah Tetua, Makan Lagi
Apabila rumah keluarga tertua berada tidak jauh, maka akan ke sana dulu baru singgah ke tetangga. Namun jika jauh, kunjungan dilakukan siang hari setelah keliling tetangga. Nah di rumah tetua juga sungkeman. Lalu tidak ketinggalan makan lagi. Menu yang sering ditemui adalah soto dan rawon.
Hal di atas umumnya dilaksanakan dalam sehari, karena esoknya harus singgah ke rumah teman dan sahabat. Seperti itulah gambaran tradisi lebaran di Trenggalek. Bagaimana dengan Teman Traveler? Next