Menagkap ikan biasanya menggunakan pancing atau jaring tapi tidak bagi warga Intata, Sulawesi Utara. Mereka menangkap ikan menggunakan Janur atau daun kelapa muda. Tradisi ini bernama Mane’e dan biasanya dilakukan pada bulan antara Mei dan Juni.
Baca juga : Exploring the Unknown North Morowali Destinations
Mane’e yang berarti penangkapan ikan adalah salah satu tradisi menangkap ikan yang dilakukan oleh masyarkaat Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. Ini merupakan tradisi menangkap ikan yang diwarisakan secara turun-temurun sejak abad ke-16 dan tetap terjaga hingga kini.
Awalnya ini adalah sebuah ritual atas terjadinya gempa bumi dan badai gelombang tinggi yang menerjang kepulauan Talaud yang menyebabkan tenggelamnya daratan dan menyapu harta penduduk. Kini upacara serupa selalu diselenggarakan setiap tahun antara bulan Mei atau Juni saat pasang tertinggi. Tahun ini tradisi Mane’e dilaksanakan pada tanggal 7 Mei atau beberapa hari lalu.
Dilansir Travelingyuk dari situs resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Talaud, tradisi Mane’e terdiri dari 9 tahap. Tahap pertama disebut dengan Maraca Pundangi atau memotong dan mengambil tali hutan termasuk mengumpulkan janur. Prosesi ini dilakukan 3-4 hari sebelum acara utama dilaksanakan.
Yang kedua adalah upacara permohonan kepada Tuhan yang disebut Mangolompara. Kegiatan dilaksanakan pada subuh sebelum alat penangkapan ikan disebar ke laut. Kemudian dilanjutkan dengan Matuda Tampa Panee atau acara menuju lokasi upacara Mane’e di mana di sana mereka akan membuat perangkap ikan menggunakan janur dan prosesi ini dinamakan Mamabi U Sammi.
Setelah peralatan siap mereka akan menebar sammi atau perangkap ikan dari janur yang telah di buat tadi ke tengah laut, tahap ini dinamakan Mamoto U Sammi. Selanjutnya warga akan menarik sammi ke darat atau Mamole U Sammi.
Setelah ikan mendarat mereka mengambil hasil tangkapan,membaginya dan diakhiri dengan melakukan kegiatan syukuran yang masing-masing tahap disebut dengan Manganu Ina, Matahia Ina dan Manarima alami. Next