in , ,

Tradisi Unik Masyarakat Aceh dalam Menyambut Lebaran

Empat Tradisi Menyambut Lebaran di Aceh

Sebagai provinsi yang menerapkan hukum Islam syariah, berbagai hal yang berkaitan dengan umat Muslim pasti banyak ditemukan. Beberapa masjid bersejarah tersimpan dan dilestarikan di Aceh, bahkan yang telah tersapu tsunami pun dipugar kembali. Begitu pun dengan tradisi umat muslim yang masih terjaga. Seperti empat tradisi menyambut Lebaran di Aceh berikut ini.

Baca juga : Kunjungi Museum Geopark Batur, Belajar Sejarah Gunung Api di Bali

Budee Trieng

Anak kecil yang sedang menyulut meriaam bambu via
Anak kecil yang sedang menyulut meriaam bambu via steemkr.com

Budee Trieng adalah kegiatan menyalakan meriam bambu di malam kedua Lebaran. Saat ini meriam tersebut menggunakan berbagai benda, tak hanya bambu. Benda seperti drum aspal hingga beton bekas gorong digunakan sebagai tabung meriam.

Meulemak

Nasi lemak adalah menu yang biasa disajikan via
Nasi lemak adalah menu yang biasa disajikan via asianfoodchannel.com

Sama halnya dengan pemuda Medan yang gemar merantau, pemuda di Aceh juga melakukan hal tersebut. Meulemak sendiri merupakan tradisi yang dilakukan para pemuda laki-laki saat mudik lebaran. Biasanya mereka berkumpul di balai desa dan menggelar makan bersama pemuda lain yang belum merantau. Menu yang disajikan adalah nasi lemak dan olahan daging kambing.

Jak Bak Guree

Menjaga silaturahmi murid dengan guru mengaji via
Menjaga silaturahmi murid dengan guru mengaji via umroh.travel

Jak Bak Guree masih sering ditemui di daerah pedesaan Aceh. Tradisi ini merupakan relasi antara murid dan guru mengaji. Setelah sholat Ied, mereka bersilaturahmi ke kediaman guru mengajinya. Disertai dengan beberapa bingkisan yang dikemas dalam selendang. Hal ini dilakukan sebagai bentuk terima kasih para murid terhadap guru mengajinya.

Pawai Takbiran

Pawai Takbiran juga dilombakan via
Pawai Takbiran juga dilombakan via infopublik.id

Setiap daerah tentu memiliki tradisi pawai takbir. Namun yang membedakan adalah, di Pidie, Aceh, takbiran tersebut dilombakan. Pemerintah daerah memberikan dana kepada peserta untuk berlomba di malam takbir. Pemenangnya adalah peserta dengan mobil Takbiran terbaik dan peserta takbiran paling meriah.

Sebagai hari kemenangan umat Islam, Hari Raya Idul Fitri menjadi perayaan yang luar biasa. Terlebih lagi pada daerah dengan kultur Islam yang madih kuat, seperti Aceh. Bagaiman dengan tradisi Hari Raya Idul Fitri di tempat tinggalmu? Next

ramadan

Rayakan Idul Fitri di Hotel Surabaya, Nggak Perlu Masak Sendiri

Destinasi Wisata Ramah untuk Bersepeda, Datang ke Sini Saja