Pernikahan merupakan sebuah momen sakral yang banyak dinantikan. Oleh karena itu terdapat beragam budaya yang dilakukan demi mendukung acara tersebut. Salah satunya adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Sumatera. Berikut setidaknya 4 tradisi pernikahan khas masyarakat Sumatera? Yuk, Teman Traveler simak ulasannya.
Baca juga : 4 Mie Sop Lezat di Medan, Sajian Hangat yang Spesial
1. Tradisi Pernikahan Maminang dari Sumatera Barat
Provinsi yang terkenal dengan rendang dagingnya ini, menggunakan prinsip matrilineal dalam kehidupan sehari-harinya. Tentu saja, tradisi pernikahan khas di daerah ini pun cukup unik.
Di Sumatera Barat, perempuanlah yang harus meminang calon suaminya. Calon pengantin perempuan akan berkunjung ke rumah keluarga calon pengantin pria untuk mengungkapkan pinangannya. Sesi lamaran pun diakhiri dengan saling bertukar buah tangan yang menjadi simbol pengikat bagi keduanya.
2. Tradisi Berinai Besar khas masyarakat Riau
Dalam tradisi pernikahan khas masyarakat di Kepulauan Riau, perempuan yang baru menikah akan mengadakan Berinai Besar. Upacara ini sendiri dilakukan dengan memberikan inai pada jari tangan, kuku, telapak tangan serta kaki dari pengantin perempuan.
Inai sendiri merupakan pewarna alami yang terbuat dari daun Inai yang sudah ditumbuk halus. Selanjutnya, daun yang sudah dihaluskan dicampur dengan air asam jawa sampai berubah warna menjadi kemerahan. Prosesi Berinai Besar memiliki makna bahwa perempuan tersebut akhirnya telah sah menjadi seorang pengantin yang baru menikah.
3. Tradisi Pengadangan Oleh Masyarakat Ogan
Tradisi pengadangan khas Sumatera Selatan dari Suku Ogan ini dilakukan menjelang upacara akad nikah. Upacara ini dilakukan dengan selendang panjang untuk menghalangi si calon pengantin pria dan keluarganya untuk bertemu calon pengantin perempuan. Supaya berhasil, pengantin pria harus menuruti permintaan calon istrinya.
Sebenarnya, inti dari pengadangan ini adalah untuk mempererat hubungan antar dua keluarga mempelai. Tradisi pernikahan unik di Indonesia ini juga dilakukan sebagai suatu bentuk penghormatan kepada keluarga masing-masing.
4. Prosesi Sinamot dari Suku Batak
Tradisi Sinamot merupakan tradisi pembayaran mahar dari pihak calon pengantin pria ke keluarga calon pengantin perempuan. Uniknya adalah perbedaan jumlah Sinamot yang akan dibayarkan, ditentukan oleh berbagai kriteria yang dimiliki oleh calon pengantin perempuan.
Contoh kriterianya adalah dari tingkat pendidikan, jabatan, hingga fisik dari si calon pengantin perempuan. Jadi, semakin tinggi nilai yang dimiliki seorang perempuan tersebut, maka makin tinggi juga Sinamot yang harus dibayarkan.
Walaupun terkesan mahal, Sinamot merupakan tanda dari kesungguhan pria yang akan meminang seorang perempuan. Perempuan adalah makhluk yang sangat dihormati dalam budaya Suku Batak. Tentu saja dia menjadi sangat layak diperjuangkan. Salah satunya adalah dengan pemberian Sinamot yang menjadi suatu kewajiban dalam pernikahan.
Tapi tenang saja, penentuan jumlah Sinamot tidak menjadi keputusan mutlak keluarga calon pengantin perempuan kok. Keluarga calon kedua mempelai akan bertemu untuk merundingkan jumlah Sinamot yang tidak memberatkan kedua belah pihak.
Dengan beraneka rupanya tradisi pernikahan khas masyarakat Sumatera, menunjukkan betapa heterogennya budaya khas yang dimiliki Indonesia ya. Kalau Teman Traveler, menggunakan tradisi pernikahan khas yang seperti apa? Next