in ,

Ungkrung, Kuliner Lambang Kearifan Lokal Masyarakat Gunungkidul, Jogja

Ungkrung di Ulat Jati Kegemaran Masyarakat Gunungkidul

Ungkrung disajikan bersama dengan pecel, Via Instagram republikguyub

Masyarakat Indonesia memang terkenal kreatif, terbukti dengan adanya kuliner dari berbagai bahan yang tidak biasa. Ada yang terbuat dari tanah liat, serangga, ataupun bahan yang lainnya. Nah, di Gunungkidul, Jogjakarta ada bahan makanan yang sangat ekstrem yang biasa disebut sebagai ungkrung atu biasa disebut sebagai ulat jati.

Baca juga : Ciri-ciri Palasik, Penghisap Darah Hewan Ternak di Tapanuli Utara yang Khawatirkan Warga

Ungkrung adalah Larva dari Ngengat

Ungkrung si ulat jati disajikan bersama dengan pecel, Via Instagram republikguyub

Ungkrung atau yang populer sebagai ulat jati ini merupakan larva ngengat yang memiliki nama latin Hybleaea Purea yang sangat banyak pada musim penghujan. Saat daun-daun jati yang meranggas mulai muncul kembali, saat inilah bisa dibilang musim panen dari ungkrung. Bisanya, masyarakat Gunungkidul saat daun jati mulai bermunculan juga pergi ke kebun pohon jati dan mengumpulkan larva. Karena memang sifatnya musiman, tidak selalu tersedia.

Masyarakat Gunungkidul Mulai Konsumsi Ungkrung Saat Krisis Ekonomi

Siapa yang mau coba ungkrung? Via Instagram andre_subagio

Bukan kebiasaan ataupun sudah turun temurun, ternyata awal mula kebiasaan mengosumsi si ulat jati ini muncul saat masa krisis ekonomi atau musim paceklik pada tahun 1960-an. Karena kala itu bahan makanan bisa dibilang memiliki harga yang sangat mahal dan susah didapatkan. Lantaran harga bahan makanan yang sangat mahal itulah, masyarakat Gunungkidul mencari alternatif lain untuk dikonsumsi. Contoh bahan makanan ini termasuk belalang dan ulat jati yang memiliki protein tinggi pengganti daging. Rasa yang ditawarkan juga gurih lezat, karena itulah masyarakat di Gunungkidul sudah menjadikan olahan ulat jati ini sebagai kearifan lokal yang berharga.

Diolah Beragam Hidangan

Entung atau ulat jati, Via Instagram mrachefo

Cara mengolah yang paling mudah adalah dengan hanya digoreng. Namun sebelumnya sudah dibersihkan terlebih dahulu bulunya dan dikukus untuk menghilangkan racun di tubuhnya. Setelah dikukus, ungkrung ini dijadikan berbagai macam olahan. Sebut saja dengan bumbu bacem, bumbu balado, digoreng bumbu bawang, dan lain sebagainya. Rasa dari daging ungkrung ini gurih renyah dan gurih.

Digemari Wisatawan yang Datang

Ungkrung yang siap diolah, Via Instagram bundadetrian

Mungkin bagi yang pertama kali melihatnya akan merasa jijik karena memang bentuknya tak biasa. Tapi, setelah merasakan dagingnya, banyak wisatawan mengaku ketagihan untuk mencobanya lagi dan lagi. Bahkan, ada yang menyebutkan jika tekstur dari daging ungkrung ini memiliki rasa gurih seperti udang. Salah satu lokasi yang menjual ungkrung jika sedang musim adalah yang berada di Lesehan Pari Gogo yang berlokasi di Semanu, Jogjakarrta.

Tapi, bagi kamu yang selama ini memiliki riwayat alergi saat mengosumsi serangga, disarankan untuk tidak makan ungkrung ya. Bukannya bisa menikmati dagingnya, nanti kamu malah tersiksa dengan alergi yang diderita. Tapi, bagi kamu yang selama ini tidak memiliki riwayat alergi, bolehlah ya dicoba saat jalan-jalan ke Gunungkidul. Next

ramadan

Berburu Foto ke Bogor, Langsung Datangi Spot Wisata Fotogenik ini

Tampil Manis, Suwe Ora Jamu Sukses Pikat Bule-bule Prancis