in ,

Viral Alun-Alun Keraton Yogyakarta Dijual Online, Beneran Bisa Dibeli?

Baru-baru ini Yogyakarta menjadi sorotan tapi bukan karena wisatanya. Namun karena adanya temuan di dunia maya yang menyebutkan bahwa beberapa tempat yang termasuk aset Keraton Yogyakarta dan sering jadi destinasi wisata dijual secara online. Bagaimana bisa ya?

Baca juga : 4 Kota di Indonesia yang Terapkan Sanksi Bagi Perokok, Hati-hati Saat Liburan ke Sini

Kabar ini pertama kali diungkap oleh Eka Haryanta, seorang warga Srimartani Kapanewon Piyungan, Bantul. Ia memang sering bermain game virtual dan melihat Alun-Alun utara dijual dalam situs Next Earth. Diketahui akun Yofhiant menjual aset Keraton Yogyakarta ini dengan harga 240 USDT ( United States Dollar Tether). Ini adalah aset kripto yang memiliki klaim nilai per saet senilai 1 US$.

Foto via Instagram @@dhian_hardjodisastro

Eka juga menemukan sebuah cuitan di Twitter dari @ridlwandjogja yang mengatakan bahwa sudah ada yang membeli Alun-Alun Utara Yogyakarta tersebut. Dalam postingannya, @ridlwandjogja menampilkan tangkapan layar berisi harga dan peta.

Foto via Joss.co.id

Adanya kabar ini tentu mengundang tanya, bagaimana bisa bangunan bersejarah dapat dijual secara online. Pun banyak yang mempertanyakan apakah pihak Keraton Yogyakarta mengetahui hal ini.

Dikutip dari Suara Jogja, Cucu Sri Sultan HB VIII, Gusti Kukuh Hestrianing menanggapi kabar ini dengan mengatakan “Nek kabeh-kabeh didol, terus aku manggon nengdi?” (Kalau semua dijual, aku tinggal dimana?) Namun ia juga mengatakan bahwa pihak keraton khususnya pengelola aset mesti mengambil sikap. Sebab meski dijual secara virtual, bisa saja menimbulkan masalah atau kerugian.

Foto via Instagram @utariprhtni_

Eka Haryanta menjelaskan jika aset keraton ini sudah dijual secara virtual, maka si pembeli yang menjadi pemilik aset tersebut bisa mendapatkan hak minted dari minting blockchain. Jadi, bukan tidak mungkin di masa depan pihak Keraton malah mesti mengeluarkan biaya jika ingin memanfaatkan aset tersebut secara virtual.

Sampai saat ini, Pemerintah Daerah DIY belum mengambil tindakan khusus untuk menangani kabar ini. Baskara Aji, Sekda DIY Kadarmanta menyebutkan jika terjualnya aset Keraton secara virtual ini sampai merugikan pemerintah, maka akan dibuatkan pengaduan. Sejauh ini, menurutnya belum ada kerugian yang timbul.

Alun-Alun Utara Yogyakarta yang kerap jadi spot berfoto para wisatawan ini diketahui terjual dengan harga 240 USDT. Ada juga tempat lain seperti Gedung Kepatihan yang dijual dengan harga 17,39 USDT dan Gedung Agung dengan harga 36,84 USDT. Next

ramadan

40 Jenis Masakan di Baraya Sunda, Dijamin Bikin Kamu Ngiler!

Pasar Johar Semarang Diresmikan oleh Presiden Jokowi, Hidup Kembali Setelah Kebakaran