Palangkaraya merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah yang sempat akan dijadikan ibukota Indonesia, lho. Penduduk Palangkaraya atau biasa disebut Palangka berasal dari Suku Dayak dan Suku Banjar. Tidak heran terdapat berbagai kuliner kedua suku tersebut ditemui di kota ini. Salah satunya adalah wadi patin, yaitu ikan fermentasi khas Palangkaraya yang rasanya unik dan bikin nagih. Penasaran? Yuk lanjut baca.
Baca juga : Coban Jidor, Keeksotisan Air Terjun Perawan di Ujung Timur Malang
Sejarah Singkat Wadi
Masyarakat Dayak dan Banjar dikenal sebagai peladang yang tangguh, sering berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Seringkali jauh dari sungai yang merupakan sumber kehidupan mereka. Hal tersebut membuat masyarakat Dayak dan Banjar menguasai teknik pengawetan ikan biasa disebut wadi yaitu fermentasi ikan.
Tradisi Turun Temurun
Konsumsi wadi menjadi turun temurun pada masyarakat Dayak dan Banjar, bahkan sampai sekarang mengingat wadi mampu bertahan hingga berbulan-bulan. Untuk mengikuti zaman, beberapa inovasi dilakukan dalam proses pembuatan wadi. Seperti penambahan jus jeruk nipis untuk mendapatkan citarasa wadi yang lezat. Selain dikonsumsi sendiri, kuliner ini juga dijual karena harganya cukup mahal dibanding penjualan ikan mentah.
Proses Pembuatan Wadi Patin
Ikan patin dipotong-potong ukuran sedang kemudian diberi garam dan didiamkan semalaman. Keesokannya ikan dicuci sampai bersih lalu direndam dalam gula aren, didiamkan lagi selama dua hari. Setelah itu, ikan ditiriskan dan dimasukkan ke dalam toples, ditambah butiran beras berwarna kecoklatan. Setelah sekitar satu minggu, olahan patin ini menjadi wadi.
Proses pembuatan wadi mungkin terkesan mudah, tetapi apabila kurang tepat dalam proses perendaman bisa menyebabkan wadi berulat sehingga tidak bisa dikonsumsi. Hal tersebut menyebabkan pengolah wadi tidak banyak, hanya di kalangan para tetua. Tdak hanya patin yang bisa diolah menjadi wadi, ikan jelawat, ikan papuyu, ikan baung, ikan gabus, dan ikan gurami juga bisa difermentasi.
Menjajal Wadi Patin
Bau wadi memang menyengat, tapi jika ingin menjajal citarasa unik pecinta kuliner patut mencicipi kuliner khas Palangkaraya ini. Biasanya wadi tidak langsung dimakan tapi diolah kembali menjadi masakan seperti digoreng atau dimasak kuah. Wadi Patin banyak dijual di Palangkaraya, seperti di toko oleh-oleh dan di toko kelontong lainnya. Bahkan ada yang menjual di situs belanja online.
Kuliner nusantara memang kaya akan rasa dan keunikan dari masing-masing daerah. Saat bertandang ke Palangkaraya, pastikan Teman Traveler mencicipi sendiri kelezatan dari wadi patin. Bagaimana, setuju kan? Next