Bagi Teman Traveler yang berkunjung ke kota Solo, tak lengkap rasanya jika melewatkan waduk cengklik sebagai daftar tujuan. Waduk yang terletak hanya sekitar 16 KM dari pusat Kota Solo dan tak jauh dari Bandara Adi Sumarmo, lokasi ini bisa menjadi spot sunset yang menawan hati. Seperti apa sih keindahan sunset yang bisa dilihat dari tempat ini?
Lokasi Wisata
Danau buatan ini terletak di Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. Jika ingin menikmati wisata ini, Teman Traveler hanya perlu merogoh kocek Rp2.000 untuk tiket masuk dan harga yang sama untuk parkir motor. Sangat terjangkau, kan?
Jika perut terasa lapar, jangan khawatir. Di area waduk juga terdapat warung-warung yang menjajakan menu mie instan hingga hidangan berupa sambal belut, udang, ikan dan sejenisnya.
Teman Traveler juga bisa menikmati secangkir kopi sembari melihat ketenangan air waduk dan merasakan hembusan angin yang melewati Teman Traveler.
Momen sunset
Waktu terbaik untuk berkunjung ke waduk cengklik adalah saat sore. Pasalnya, momen sunset di Waduk Cengklik sangatlah indah. Teman Traveler bisa menyaksikan momen matahari terbenam dengan pemandangan Gunung Merapi sekaligus semburat keemasan di langit. Di momen itu, cahaya matahari juga terpantul di air, sehingga membuat warna waduk berubah menjadi jingga keemasan. Wah, sangat romantis, bukan?
Tempat Berkumpul dan Berolahraga Bersama
Area Waduk Cengklik juga sering dijadikan muda-mudi untuk quality time atau sekadar jogging menjaga kebugaran tubuh. Tak jarang, banyak orang yang juga membawa sanak famili untuk berlibur ke tempat ini. Selain itu, Teman Traveler juga bisa menyusuri waduk dengan menyewa kapal yang dibandrol dengan harga sekitar Rp50.000 untuk satu kapal.
Asal- usul
Usut punya usut, Waduk Cengklik ternyata telah ada sebelum zaman kemerdekaan, tepatnya dibangun pada tahun 1926 hinggaa 1928 oleh Pura Mangkunegaran dan Pemerintah Belanda. Awalnya, waduk ini dibuat untuk membendung sungai dan mengairi sawah serta perkebunan milik Pura Mangkunegaran.
Luas waduk pun mencapai 250 hektar. Konon, tahun 1970, waduk ini mampu menyimpan air hingga 12,5 juta meter kubik dan mampu mencukupi kebutuhan irigasi air untuk 3 kecamatan di sekitarnya. Kini, waduk tersebut hanya mampu menyimpan air sekitar 9 juta meter kubik saja. Konsekuensi nyata dari penyusutan air waduk ini adalah Pabrik Gula Colomadu yang berhenti berproduksi.
Lahan tebu milik warga yang menyuplai pabrik gula tersebut menjadi kering karena minimnya pasokan air. Penyusutan ini juga membuat bagian tengah waduk muncul tanah yang menyerupai pulau-pulau kecil dan menjadi pemandangan tersendiri bagi wisatawan. Wisata ini juga dimanfaatkan penduduk setempat untuk memelihara ikan keramba dan bercocok tanam. Bagiamana, tertarik kan untuk mengunjunginya?