Kuliner nusantara memang tidak ada habisnya untuk di kulik dan di bahas, karena selain peminatnya yang banyak juga variasi olahan yang kaya rasa menjadikan penikmatnya tidak mudah bosan. Termasuk kuliner Blitar terkenal enak langganan dari beberapa pejabat daerah bahkan ibukota. Nah kali ini sobat traveler saya akan membagikan pengalaman bersantap di warung yang menjadi tempat bersantap para pejabat ketika sedang berkunjung ke Blitar.
Baca juga : Gunung Bedes, Pesona Ketinggian di Ponorogo
Warung Mbok Pesek melejit hebat ketika mantan wakil presiden Indonesia yaitu Bpk. Budiono bersantap di tempat ini. warung dengan konsep prasmanan ini menyediakan masakan sederhana khas jawa yang dominan pedas dan beraroma dau kemangi. Pejabat dan kepala daerah yang pernah
singgah ke tempat ini tentunya dalam pemilihan rasa untuk bersantap telah mendapatkan beberapa rekomendasi dari beberapa penikmat kuliner.
Bagi saya kehadiran mantan orang nomor 2 di indonesia tersebut juga membuat saya penasaran akan rasa kuliner Mbok Pesek ini. Lokasi warung Mbok Pesek berada di Jl.Kesatrian kecamatan Kanigoro kabupaten Blitar. Bahkan pengendara yang lewat pun tetap bisa membaca menu, karena warna yang mencolok dan mudah terbaca
Jika sobat kuliner berada di kota Blitar nya maka kurang lebih 10 kilometer untuk samapi ke tempat ini. tapi jangan kuatir ojek online maupun konvensional tersedia di area ibukota kabupaten Blitar ini.
Kondisi warung Mbok Pesek jangan dibayangkan mewah atau bergedung walaupun ter endorse pejabat, namun berupa bangunan sederhana semi
permanen yang di chat berwarna hijau. Nama warung tertulis besar secara
sederhana pula namun sangat mudah di baca.
Saat saya masuk sudah banyak pengunjung yang bersantap dan sebagian antri memilih menu sambil melongok ke kanan dan ke kiri. Saya sendiri langsung bergegas mengambil piring untuk mengambil nasi lalu ikut antri mengambil sayur dan lauk nya.
Beberapa baskom saya lihat sudah habis dan lainnya tersisa kurang dari separuhnya, namun dengan cepat pemilik segera meminta tolong kepada bagian dapur untuk segera mengganti wadah sayur maupun lauk yang kosong dengan menu yang sama. Sedangkan yang tersisa eparuh atau kurang segera di isi lagi.
Tiba gilirannya, saya memilih ikan patin goreng yang di masak kuah pedas dengan tambahan lauk tempe dan nugget bentuk paha ayam tidak lupa sedikit sambal. Nah kalau di tempat lain model prasmanan setelah kita mengambil sajian umumnya langsung meghadap kasir untuk di catat apa saja yang ada dipiring atau langsung membayar lanjut duduk.
Namun di sini setelah mengambil sajian kita akan langsung di persilahkan untuk menyantap hidangan terlebih dahulu tanpa setor muka. Ikan Patin atau jendil dalam bahasa Blitar adalah yang pertama saya santap, lanjut nasi kuah pedas ditambah sambal dan di akhiri gigitan tempe dan nugget. Potongan tempe gorengnya disini sebesar dompet laki-laki dengan ketebalan yang wajar, dan untuk nuggetnya terasa biasa.
Beberapa suapan jadi tahu saya kenapa pejabat memilih warung ini, rasa kuliner nya memang jawa banget, tampilan menarik cabai utuh bercampur rasa segar dari daun kemangi selain itu konsep prasmanan memang selalu menjadi favorit semua orang.
Tiba waktunya membayar kita hanya menyebutkan makan dan minum apa saja, maka kasir langsung menyebutkan nominal. Untuk harga akhir kuliner yang di santap sangat ekonomis mengingat potongan lauknya yang serba besar. Mampir ke sini, di jamin tidak rugi ! Next