Jamur merupakan makanan yang bermanfaat untuk kesehatan karena hanya mengandung sedikit kalori, rendah sodium, bebas kolesterol, kaya antioksidan, kaya vitamin B, Vitamin D dan yang hampir tidak memiliki lemak. Jamur Tiram Putih yang dibudidayakan masyarakat desa wisata Lebakmuncang merupakan salah satu jenis jamur yang bisa dikonsumsi dan banyak peminatnya.
Baca juga : Wedang Cor, Minuman Legendaris Asli Jember
Baca Juga : Mengapa Arah Kiblat Umat Islam Berubah?
Iklim dan kelembaban udara di desa ini jadi salah satu kelebihan untuk membudidayakan Jamur Tiram Putih. Mengunjungi desa wisata Lebakmuncang, saya diajak untuk melihat langsung proses budidaya Jamur Tiram Putih. Jamur dibudidayakan di sebuah rumah khusus, di desa ini rumah tersebut berada di sisi sungai.
Rumah budidaya jamur yang ada di desa ini mampu menghasilkan 40kg Jamur Tiram Putih siap jual setiap hari ini. Menurut penuturan masyarakat, jumlah tersebut sudah berkurang dibandingkan sebelum rumah budidaya jamur ini terkena musibah banjir yang menghanyutkan sebagian fasilitas di dalamnya.
Tahapan awal dalam budidaya jamur tiram adalah memasukan media tanam (serbuk kayu gergaji, kapur dan tambahan dedak ayam) ke dalam sebuat baglog plastik. Setelah itu ikat baglog plastik dengan sejenis cincin.
Selanjutnya semua bahan yang sudah siap masuk ke tahap sterilisasi, untuk membunuh bakteri-bakteri yang terdapat di dalam adonan baglog. Jamur dimasukan ke dalam sejenis oven selama kurang-lebih 6 jam.
Setelah adonan di dalam baglog steril kemudian siapkan F2 (bibit jamur tiram). Setelah baglog dan bibit siap, selanjutnya disusun di sebuah kumbung. Kumbung adalah ruangan khusus untuk meletakan baglog dari mulai proses pembibitan, inkubasi hingga proses panen. Sejak pembibitan hingga masuk masa panen membutuhkan waktu selama 60 hari.
Selama proses ini setiap baglog disiram air dengan frekuensi 2-3 kali sehari dengan menggunakan sprayer. Kelembapan udara di desa ini semakin menyempurnakan pertumbuhan Jamur Tiram.
Di desa ini setiap baglog yang susun secara horizontal di dalam kumbung mampu menghasilkan 3-4 ons jamur tiram putih. Jamur Tiram Putih di desa ini dihargai Rp. 10.000/kg oleh pembeli yang langsung datang ke rumah budidaya.
Desa wisata Lebakmuncang, termasuk desa dengan hasil alam yang lengkap. Karakter masyrakatnya yang mandiri dan mau membangun usaha sendiri, membuat desa Lebakmuncang maju secara ekonomi dan dikenal oleh dunia luar.
Mengetahui dan belajar tentang budidaya Jamur Tiram Putih, hanya satu dari banyak hal menarik di desa wisata ini. Teman traveler bisa dapatkan lebih banyak lagi pengetahuan baru tentang agronomi, budaya, kuliner tradisional, adat istiadat, dan kesenian tradisional dari desa ini. Di desa ini ada sekitar 67 rumah masyarakat yang sudah dijadikan homestay, beberapa sudah ada di platfrom booking online. Langsung cek-cek aja ya, lokasinya juga tidak jauh dari destinasi wisata yang sudah lama dikenal seperti: Kawah Putih, Situ Patengan, Ranca Upas dan masih masuk di dalam kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung, Jawa Barat. Next