in , ,

Napak Tilas Peradaban, Inilah Tujuh Wisata Sejarah Jambi

Deretan Situs Kuno dan Bersejarah di Jambi

Wisata Sejarah Jambi
Wisata Sejarah Jambi via Instagram.com/lakopve

Jambi adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Meski wilayahnya termasuk kecil, kawasan ini menyuguhkan sederet panorama alam dan memiliki sederet warisan budaya menarik. Berkunjung ke deretan wisata sejarah di Jambi adalah salah satu cara menikmatinya.

Baca juga : 5 Rekomendasi Menu Takjil Buka Puasa yang Bikin Nagih

Peranannya penting dalam perkembangan Sumatra, karena sebelum kedatangan Belanda wilayah ini pernah jadi pintu masuk perdagangan mancanegara. Jauh sebelum itu, Jambi juga menjadi wilayah berdirinya sebuah Kesultanan megah. Jejak-jejak kejayaannya masih bisa ditemukan di beberapa tempat hingga kini.

Bagi Teman Traveler yang tertarik dengan destinasi bernuansa masa lampau, berikut adalah daftar wisata sejarah Jambi yang patut kalian kunjungi.

Candi Muaro Jambi

Candi Muaro Jambi via Instagram.com/lakopve)

Candi Muaro Jambi adalah tempat populer bagi pecinta sejarah. Temuan arca di sekitarnya menjadi indikasi bahwa struktur kuno ini merupakan bangunan agama Buddha. Bahkan ada yang menduga tempat ini dulunya mirip seperti Nalanda, tempat Bhiksu dan Bhiksuni menuntut ilmu.

Kawasan wisata sejarah Jambi ini juga diduga sempat memiliki fungsi sebagai pemukiman. Hal tersebut ditandai dengan temuan yang berkaitan dengan aktivitas sehari-sehari, seperti keramik dalam jumlah besar dan belanga untuk memasak dalam volume besar.

Komplek Candi Muaro Jambi merupakan kawasan percandian terluas di Asia Tenggara, hampir mencapai 12 kali lipat dibanding Candi Borobudur. Namun karena pemugaran, sejauh ini pengunjung baru bisa melihat tujuh candi dan kolam Telago Rajo. Tujuh candi tersebut adaah Candi Tinggi, Kembar Batu, Kotomahligai, Kedaton, Gumpung, Gedong 1 dan Gedong 2, serta Astano.

Lokasi Candi Muaro berada di Desa Maro Sebo, Kabupaten Muara. Aksesnya bisa menggunakan sepeda motor atau mobil, dengan perjalanan sekitar 40 menit dari Jambi.

Masjid Al Falah

Masjid Al Falah via instagram.com/Lakopve

Masjid yang dikenal dengan sebutan Masjid Seribu Tiang ini dibangun pada tahun 1971 dan selesai pada tahun 1980. Kala itu peresmiannya dilakukan Presiden Soeharto. Bangunan masjid cukup sederhana, tanpa sekat dan dinding sehingga deretan tiang penopangnya terlihat dari luar. Terlepas dari julukannya, masjid ini sebenarnya hanya memiliki 256 tiang. 

Masjid Al Falah berada di pinggiran sungai Batanghari, tepatnya di jalan Sultan Thaha Syaifuddin No.60, Kelurahan Legok, Jambi. Tanah seluas 2,7 hektar tempat masjid ini berdiri juga merupakan saksi bisu perjuangan Raja Thaha Syaifuddin melawan Belanda pada tahun 1885.

Menara Air

Menara air peninggalan Belanda (c) Wildan Carbon/Travelingyuk

Menara air berada di daerah Puteri Ayu dan merupakan wisata sejarah Jambi wajib dikunjungi. Menara yang dibangun Belanda pada 1928 ini, memiliki dua fungsi penting pada masanya. Selain menjadi menara penampung air, juga kerap dimanfaatkan sebagai menara pengintai oleh pihak penjajah.

Pada masa pengumuman kemerdekaan, menara air ini jadi salah satu tempat awal yang dipilih untuk mengibarkan bendera Merah Putih. Tepat dua hari setelah pembacaan teks proklamasi oleh Bung Karno dan Bung Hatta, para pejuang datang ke sini ini untuk mengibarkan bendera. Hingga kini Menara Air Jambi bentuknya sama sekali tak berubah, namun justru terkesan terlupakan.

Museum Siginjai

Museum Siginjai (c) Wildan Carbon/Travelingyuk

Museum Siginjai berada di Jalan Jendral Urip Sumoharjo, Sungai Puteri, Telanai Pura, Jambi. Museum ini didirikan pada tahun 1981 dan diresmikan pada tahun 1988. Nama Siginjai sendiri diambil dari nama keris yang dijadikan senjata khas Jambi pada zaman kerajaan. Replika Keris Siginjai dapat dijumpai di dalam museum, bersama barang-barang peninggalan kuno lainnya.

Lokasinya cukup strategis karena berada di pusat kota. Pada musim liburan, Museum Siginjai kerap dibanjiri pengunjung. Terutama dari kalangan anak sekolah, mahasiswa, dan masyarakat pecinta sejarah.

Rumah Batu Olak Kemang

Rumah Batu Olak Kemang (c) Wildan Carbon/Travelingyuk

Rumah Batu Olak kemang berada di Olak Kemang, Danau Teluk, Jambi. Rumah ini termasuk destinasi wisata yang memiliki nilai sejarah tinggi karena merupakan peninggalan tokoh sejarah Syaid Idrus Hasan Al Jufri atau Pangeran Wiro Kusumo. Beliau adalah sosok yang membantu penyebaran Islam di wilayah Jambi dan merupakan mertua Sultan
Jambi saat itu, Sultan Thaha Syaifuddin.

Bangunan ini memiliki sentuhan arsitektur Eropa, Cina dan Islam. Sebutan Rumah Batu diberikan karena rumah ini merupakan pertama di masanya. Dengan nilai sejarah dan budaya yang begitu tinggi, tak heran jika tempat ini lantas dijadikan cagar budaya oleh pemerintah. Sayangnya, kondisi rumah saat ini terlihat memprihatinkan.   

Situs Candi Solok Sipin

Candi Solok Sipin kurang terawat (c) Wildan Carbon/Travelingyuk

Situs Candi Solok Sipin berada di Kampung Baru, Kecamatan Legok, Jambi. Kawasan ini diduga sudah ada sejak periode klasik Hindu-Budha. Di wisata sejarah Jambi ini, Teman Traveler hanya akan menemukan puing-puing sisa pondasi bata bangunan candi.

Selain itu masih ada arca Budha dari batu pasir setinggi 1,72 meter. Berdasarkan tulisan yang tertera di sana, arca ini diperkirakan berasal dari Abad ke-8.

Saat ini, situs Candi Solok Sipin mulai terhimpit pemukiman penduduk dan hanya beberapa bagian yang tersisa. Sebagian telah dipindahkan ke museum karena kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya situs sejarah.

Kelenteng Hok Tek

Kelenteng Hok Tek (c) Wildan Carbon/Travelingyuk

Klenteng di Jalan Husni Thamrin, Jembatan Sungai Maram, Kelurahan Orang Kayu Hitam ini berdiri pada tahun 1800. Merupakan klenteng pertama dan tertua di Jambi. Lantaran beberapa alasan, klenteng ini lantas dipindah ke kawasan Kampung Manggis di Jalan Kirana II RT 10, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, sekitar tahun 1928.

Bangunan yang dibangun zaman penjajahan Belanda ini berukuran sekitar 8 x 6 meter. Klenteng ini berdiri sebagai tempat ibadah ajaran tridharma, yaitu adalah Buddha, Tao, dan Konghuchu. Klenteng Hok Tek telah beberapa kali dipugar, namun ciri khas aslinya tetap dipertahankan.

Itulah beberapa destinasi wisata sejarah Jambi dan sekitarnya yang patut Teman Traveler sambangi. Jika berniat melihat jejak peradaban Jambi, tak ada salahnya kalian berkunjung ke tempat-tempat tersebut. Bagaimana, kapan melihat langsug dari dekat? Next

ramadan
Keseruan Omed-omedan di Bali

Omed Omedan, Tradisi Unik Menjalin Keakraban Pasca Nyepi

Enjoying Cultural Wisdom in Penglipuran, the Cleanest Village in the World