Setelah sempat mereda, Senin (2/7/2018) Gunung Agung kembali erupsi. Letusan juga disertai dengan suara dentuman, batu pijar, juga semburan abu vulkanik setinggi 2000 meter. Kali ini erupsi susulan Gunung Agung bersifat eksplosif, karena tekanan dari dalam kawah yang cukup kuat. Sifat magma yang lebih cair, menyebabkan terjadi lontaran batu pijar.
Baca juga : Es Pisang Ijo di Makassar, Tujuan Jalan-jalan dengan Citarasa Cetar
Batu pijar yang keluar hingga radius 2 kilometer, menyebabkan terjadi kebakaran hutan di sekitar puncak kawah. Lontaran batu pijar ini menuju ke arah timur hingga timur laut, juga ke kawasan Culik dan Dukuh, Kabupaten Karangasem. Bahkan radius 4 kilometer dari kawah Gunung Agung ditetapkan sebagai Zona Perkiraan Bahaya.
Mas Sumantri, Bupati Karangasem, menghimbau agar para camat dan kades segera melakukan koordinasi untuk evakuasi warga dan melaporkan situasi terkini di masing-masing wilayahnya, seperti yang dikutip dari akun twitter @BNPB_Indonesia. Namun selama evakuasi berlangsung, masyarakat diharapkan tidak keluar dari area Kabupaten Karangasem. Agar tidak terjadi kesulitan saat menangani pengungsi.
Dari data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi kolom abu mencapai ketinggian 2000 meter di atas puncak. Kolom abu terlihat cukup tebal berwarna abu-abu gelap dan condong ke arah barat. Dalam seismogram, erupsi ini diikuti dengan amplitudo maksimum 24 mm dengan lama 7 menit 21 detik. Next