in ,

Jakarta Heritage, Bangunan-bangunan Klasik yang Instagenic

Di Sela-sela Pencakar Langit, Masih Ada Bangunan Kuno yang Masih Berdiri

Perkembangan di Ibukota Jakarta sangat pesat. Gedung-gedung pencakar langit semakin banyak berdiri. Menjadikannya seperti hutan beton yang padat aktivitas. Namun beberapa peninggalan kuno di Jakarta tetap dapat ditemukan di sela-sela gedung pencakar langit. Seperti empat bangunan yang menjadi Jakarta heritage ini.

Baca juga : Nine House Kitchen Alfresco di Malang, Resto Ala Kastel Romawi

1. Rumah Chandra Naya

Bangunan yang masih memiliki karakter oriental via instagram/aspertina_id

Di tengah gedung dan apartemen di Superblok Green City, Jalan Gajah Mada 188, terdapat sebuah rumah kecil yang dikenal dengan nama Rumah Candra Naya. Rumah ini merupakan kediaman Mayor Tionghoa bernama Khouw Kim An. Seorang pemimpin masyarakat tionghoa di era Hindia-Belanda. Rumah yang memiliki bentuk oriental yang kuat ini diperkirakan berdiri mulai tahun 1807.

2. Toko Kompak

Bagian dalam Toko Kompak via instagram/hendrycandra

Bangunan yang berada di Jalan Pasar Besar Baru No. 18 A ini memiliki bentuk rumah toko. Umurnya mencapai 300 tahun dan masih memiliki bentuk bangunan aslinya. Di dalamnya kamu dapat menemukan perpaduan arsitektur Eropa dan oriental. Dulunya toko ini bernama Sin Siong Wouw dan diganti menjadi Kompak karena saat itu pemerintah sempat melarang semua yang berbau Tionghoa.

3. Wihara Dharma Bakti

Warga yang sedang melakukan ibadah di Wihara Dharma Bhakti via instagram/wahyuandhika22

Wihara Dharma Bakti adalah wihara terbesar di Jakarta, luasnya mencapai 1.200 meter persegi. Tempat ibadah yang telah berusia sekitar 400 tahun ini pernah terbakar pada tahun 2015. Namun tak membutuhkan waktu lama untuk memulihkan bentuk bangunan yang hangus. Di gerbang utama kamu dapat menemukan ukiran dan lukisan oriental.

4. Gereja Pniel

Gereja Pniel yang megah via instagram/kepinhelmy

Bangunan yang merupakan Jakarta heritage lainnya adalah Gereja Ayam. Tempat ibadah yang telah berdiri mulai tahun 1856 ini berada di Jalan Samanhudi No. 12, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Gereja ini memiliki jam antik yang berfungsi menggerakkan lonceng sebagai tanda waktu ibadah. Tempat ibadah ini juga dikenal dengan nama Gereja Ayam (Hantjes Kerk) karena di bagian atas menaranya dipasang penunjuk arah angin yang berbentuk ayam jago.

Meskipun telah semakin padat dengan gedung pencakar langit, kamu masih dapat menemukan bangunan-bangunan bersejarah di Jakarta. Empat lokasi yang di atas merupakan beberapa contoh peninggalan sejarah Ibukota. Ada yang pernah kamu kunjungi? Next

ramadan
Mie Tiong Sim di Medan

Lezat Mie Tiong Sim, Kuliner Medan yang Buka Sebelum Indonesia Merdeka

Puan Maharani mengambil api abadi untuk Asian Games 2018, Via Instagram ganjar_pranowo

Menilik Nilai Historis Api Abadi Mrapen yang Digunakan untuk Asian Games 2018