Pulau Nias dengan beragam kekayaan alam yang menawan dan menjadi daya tarik bagi para pelancong. Diantaranya Pantai Tureloto dengan hamparan pasir putih dan terumbu karang eksotis. Kepulauan Hinako dengan panorama bawah laut menakjubkan, yang menjadi ‘surga’ bagi para penyelam. Tidak hanya itu, masih ada desa di atas bukit yang keindahannya di atas rata-rata, yaitu Desa Bawomataluo. Secantik apa? Yuk baca ulasan lengkapnya di bawah ini!
Baca juga : Rasakan Romantisme Berkirim Surat di Kafe Unik Rumah Juliet Jakarta
Menghindari Serangan Musuh pada Zaman Dahulu
Desa Bawomataluo ini dibangun dengan ketinggian 270 meter di atas permukaan laut tepatnya di Kecamatan Fanayama, Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Hal ini bertujuan untuk melindungi diri dari serbuan musuh. Tinggal di atas bukit telah dilakukan sejak zaman dahulu oleh para leluhur orang Nias. Dikarenakan mereka harus melakukan pertempuran demi mempertahankan area kampung tempat mereka tinggal. Keputusan ini dinilai lebih aman karena lawan akan susah mencapainya.
Tempat Berbagai Peninggalan Leluhur Orang Nias
Desa Bawomataluo ditinggali oleh setidaknya seribu kepala keluarga. Masyarakat di sini sangat memegang teguh nilai adat istiadat dari leluhur. Beragam pusaka budaya yang dulu dimiliki oleh para leluhur masyarakat Nias masih disimpan. Beberapa di antaranya adalah omo hada alias rumah adat tradisional terbuat dari kayu namun tanpa paku, terdapat situs megalitikum, pelestarian tari-tarian, hingga atraksi lompat batu alias hombo batu. Tidak heran, atraksi-atraksi tersebut menjadi magnet bagi para pelancong untuk singgah di desa di atas bukit ini.
Desa Adat Bawomataluo, Ikon Utama Pulau Nias
Begitu memasuki area desa Bawomataluo, Teman Traveler akan disambut oleh susunan anak tangga terbuat dari batu tanpa campuran semen. Desa Adat Bawomataluo, menjadi ikon utama Pulau Nias dikarenakan merupakan ibu kota dari desa-desa adat yang tersebar di Nias. Bawomataluo dalam bahasa Nias berarti bukit matahari, sesuai dengan letaknya yang dibangun di atas bukit semenjak berabad-abad lalu.
Pertunjukan menarik lainnya yang bisa disaksikan di Desa Bawomataluo adalah Tari Fataele atau tari perang. Sebagai tarian untuk menyambut tamu kehormatan yang berkunjung ke desa di atas bukit ini. Menggambarkan kehidupan penduduk Nias pada zaman dahulu, bertempur demi mempertahankan daerah kekuasaan. Tentu kini sudah tidak ada lagi perang sesungguhnya di Nias.
Dibawakan oleh lebih dari 50 laki-laki, tua dan muda, menggunakan pakaian tradisional berwarna hitam dan kuning terbuat dari ijuk dan kulit pohon. Serta membawa senjata seperti pedang Tologu dan senjata lainnya. Memperagakan gerakan seolah sedang berperang, maju mundur dengan berlari-lari kecil maju mundur.
World Heritage di UNESCO Sejak 2009
Selain menjadi ikon utama Pulau Nias dan menarik banyak wisatawan untuk berkunjung. Desa di atas bukit ini telah secara resmi terdaftar sebagai warisan budaya dari Indonesia, dalam World Heritage UNESCO sejak 2009. Suatu pencapaian yang luar biasa!
Bagi Teman Traveler yang mau singgah di Desa Bawomataluo dari Teluk Dalam, ibu kota Kabupaten Nias Selatan, bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor. Memakan waktu kurang lebih 40 menit perjalanan. Adakah Teman Traveler yang sudah pernah berkunjung ke desa ini? Next