Menjadi negara dengan banyak keberagaman, Indonesia kaya dengan berbagai produk-produk budaya. Salah satunya adalah kuliner. Dalam industri ekonomi kreatif, kuliner menyumbang angka yang besar. Sekitar 30-40 %, pengeluaran selama berwisata, dihabiskan untuk jajan dan makan. Data dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia menunjukkan bahwa industri kuliner memiliki kontribusi paling tinggi dibandingkan dengan 16 subsektor lain. Setelah sukses dengan Arisan Rasa Solo, kali ini Travelingyuk akan menggelarnya di Pulau Dewata dengan tajuk Arisan Rasa Bali. Sudah siap?
Baca juga : Penuh dengan Warna, Intip Festival Payung Indonesia 2019 di Candi Prambanan
Kenali tentang Gastronomi
Menjadi sektor dengan sumbangan paling tinggi terhadap bidang ekonomi kreatif Indonesia, industri kuliner semakin saja menarik untuk ditelisik. Dan, salah satu studi menarik yang membahas kuliner secara lebih mendalam, tidak sekadar resep dan bahan yang digunakan adalah Gastronomi. Studi Gastronomi mempelajari berbagai komponen budaya melalui kuliner. Traveling Chef, Wira Hardiyansyah menjelaskan bahwa Gastronomi merupakan sebuah gambaran dari persamaan, pendekatan dan perilaku terhadap makanan serta minuman yang digunakan di berbagai negara serta budaya.
Budaya Indonesia dalam Kuliner
Keberagaman kuliner Indonesia, dengan budaya dan sejarah yang kental, menjadi nilai tambah yang sudah sepantasnya membuat kuliner Nusantara unggul dibandingkan dengan kuliner negara lain. Belum lagi aneka rempah yang masing-masing kuat di lidah, proses pengolahan yang juga terangkum dalam Serat Centhini, seperti Sinujeng (ditusuk), Sinapit (dijapit), Binakar (dibakar), Ginoreng (digoreng), dan Ginodog (direbus), serta filosofi yang dimiliki setiap kuliner khas di negeri ini. Semua adalah satu paket yang membuat kuliner Indonesia semakin menarik.
Arisan Rasa Bali
Tidak tinggal diam dengan potensi kuliner yang dimiliki, beberapa waktu lalu, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia mengusulkan Ubud sebagai destinasi gastronomi yang mewakili Indonesia ke UNWTO. Sebelumnya, Ubud sudah lebih dulu terpilih sebagai destinasi kuliner oleh Kementerian Pariwisata pada 2015 lalu. Menurut Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Pariwisata Kemenpar, Rizky Handayani Mustafa, melalui program Quick Wins, Kemenpar menetapkan Ubud sebagai salah satu destinasi gastronomi berstandar UNWTO.
Mengikuti hal tersebut sebagai salah satu kabar baik bagi pariwisata Indonesia, Travelingyuk kembali mengadakan Arisan Rasa. Sebelumnya pada 22 September 2018 lalu, Arisan Rasa sukses digelar di Solo dengan menghadirkan Traveling Chef Wira Hardiyansyah. Kali ini, Arisan Rasa akan dilaksanakan di Bali.
Waktu Pelaksanaan
Arisan Rasa Bali akan dilaksanakan oleh Travelingyuk pada Sabtu, 17 November 2018 dari jam 12.00 – 16.00 WITA di Warung Mogan Jl. Mudu Taki No.99x, Dalung, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.
Acara Arisan Rasa Bali akan diisi oleh beberapa pembicara. Antara lain Traveling Chef, Wira Hardiyansyah, Sociopreneur dan Pegiat Gaya Hidup Sehat, Pande K. Trimayuni serta Head of Creativ Content Travelingyuk, Rero Rivaldi. Dalam rangkaian acara, akan ada talkshow kuliner khas Bali dilanjut dengan sesi diskusi yang menarik.
Penasaran? Ingin tahu tentang gastronomi kuliner Indonesia? Yuk ikutan! Gratis lho! Caranya daftar di link bit.ly/arisanrasabali dan pastikan Teman Traveler tak ketinggalan acara sekeren ini? Sudah siap makin cinta dengan kuliner Nusantara? Next