Indonesia dan Spanyol punya tradisi yang mirip-mirip lho. Jika di Negeri Matador dikenal dengan tradisi adu banteng maka di Indonesia khususnya di Tana Toraja punya adu kerbau. Seperti apa sih tradisi adu kerbau ini, langsung saja yuk terbang ke Tana Toraja untuk mengintip kegiatannya.
Baca juga : Bfest 2020 Dilaunching, Cicipi Kuliner yang Hanya Ada di Banyuwangi
Baca Juga :Eksplorasi 11 Tempat Wisata Paling Oke di Kabupaten Natuna
Selama ini traveler mengenal Tana Toraja sebagai daerah yang mempunyai tradisi nyeleneh dan menyeramkan. Sebut saja tradisi pemakaman dengan meletakkan mayat di tebing batu bukannya di kubur atau ritual Ma’nene atau mayat berjalan. Satu lagi tradisi unik di sana yang jarang diketahui traveler yaitu Rambu Solo.
Rambu Solo adalah tradisi pemakaman yang di dalamnya terdapat banyak proses ritual. Salah satunya yang paling unik dan terkenal adalah Mapasilaga Tedong atau lebih dikenal dengan istilah Tedong Silaga. Tradisi ini berupa adu kerbau dengan maksud menghibur keluarga yang sedang berduka.
Tedong Silaga bukan adu kerbau biasa lho, sebab kerbau-kerbau yang terlibat di dalamnya juga bukan kerbau biasa melainkan kerbau dengan harga fantastis harganya mulai dari puluhan, ratusan hingga miliaran rupiah. Ritual ini biasanya dilangsungkan sebelum pelaksanaan upacara adat Rambu Solo.
Sebelum adu kerbau dimulai, kerbau-kerbau yang jadi pesertanya akan dijampi-jampi dan diarak keliling lapangan pertarungan. Lapangan yang digunakan sebagai medan tempur umumnya dalam kondisi basah dan berlumpur. Kerbau yang lari meninggalkan lawannya dianggap kalah. Sebelum aturan ini berlaku, kerbau yang kalah adalah kerbau yang mati, jadi pertarungannya dilakukan hingga jatuh korban jiwa.
Menariknya dalam acara Tedong Silaga ini kerbau yang bertarung diberi nama yang aneh-aneh seperti Yakuza, Tony, Spartan, Puma, Bocah Nakal dan lain sebagainya. Nah selama adu kerbau berlangsung banyak ditemui kegiatan judi taruhan secara terbuka dan panitia memang memperbolehkannya selama yang dipertaruhkan adalah adu kerbau tersebut.
Umumnya Tedong Silaga digelar oleh keluarga terpandang dari kelas ekonomi atas alias orang kaya. Sebab keluarga yang berani menyelenggarakan tradisi ini harus siap memberikan ganti rugi pada setiap kerbau yang meregang nyawa di arena pertarungan. Setiap kerbau yang menang pun akan mengalami lonjakan harga hingga berkali lipat dari harga beli. Sudah pernah nonton tradisi Tedong Silaga belum? Next