Bulan puasa memang identik dengan pasar Ramadan dan takjil. Berbagai jajanan manis hingga kue tradisional pun dapat dijumpai. Nah, para pedagang biasa membungkusnya dengan plastik agar tidak kotor. Namun hal tersebut malah membuat jumlah penggunaan plastik meningkat. Bahkan bisa mencapai ratusan ton per hari. Teman Traveler bisa kok membantu untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan berbagai upaya dengan melakukan gerakan Eco Ramadan. Simak lebih lanjut yuk!
Baca juga : Laguna Alami di Pantai Wediombo Gunung Kidul yang Menakjubkan!
Gerakan Ramah Lingkungan
Eco Ramadan sendiri merupakan satu dari berbagai upaya dini dalam pelestarian lingkungan yang digagas oleh DK Wardhani alias Dini dan gerakan ini telah ada sejak tahun 2018. Pada bulan puasa, sampah plastik menjadi permasalahan yang mengkhawatirkan karena jumlahnya mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hari biasa.
Salah satu kasus seperti sampah yang ada di Masjid Istiqlal, Jakarta yang jumlahnya mencapai satu ton per hari. Selama bulan Ramadan, sampah yang setiap hari terkumpul diangkut menggunakan tujuh kendaraan kontainer, jika hari biasa hanya butuh satu kontainer saja.
Mengurangi Penggunaan Plastik
Maka dari itu, dengan melakukan gerakan Eco Ramadan hal tersebut dapat menyadarkan masyarakat betapa pentingnya mengurangi penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari. Dini mengajak sebuah komunitas Sahabat Alam Cilik (SAC) yang berada di Malang, Jawa Timur untuk bekerja sama.
Teman Traveler bisa mengurangi penggunaan plastik dengan membawa kantong belanja sendiri yang terbuat dari kain atau keranjang, membawa botol minum, serta wadah makanan sendiri. Atau ketika mengadakan acara lebih baik gunakan piring dan gelas agar tidak menjadi sampah nantinya.
Bijak Dalam Berbelanja
Tak hanya plastik, ternyata sampah makanan juga menjadi permasalahan. Solusinya Teman Traveler harus bijak dalam berbelanja. Walaupun makanan yang dijajakan terlihat lezat, bukan berarti harus dibelanjakan semua.
Caranya dengan mengontrol nafsu agar makanan tidak mubazir (terbuang) nantinya. Karena sampah makanan ini dapat menghasilkan gas metana yang cukup berbahaya dan dapat menyebabkan ledakan di tempat pembuangan akhir. Maka dari itu, jika ke pasar takjil, alangkah baiknya untuk beli secukupnya dan tidak menyisakan makanan.
Bisa Didaur Ulang
Salah satu alternatif yang bisa Teman Traveler lakukan dengan sampah plastik dari bekas takjil ialah mendaur ulang. Gelas plastik yang biasa digunakan sebagai wadah minuman dapat kalian ubah menjadi lampu hias dengan menempelkannya menggunakan lem perekat atau bisa diubah menjadi kerajinan tangan lainnya.
Eco Ramadan merupakan salah satu gerakan pelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari. Bagaimana, apakah Teman Traveler juga tertarik untuk menggunakan tas belanja dan membawa wadah makanan ketika membeli takjil? Next