Surabaya tak hanya merupakan kota yang penuh dengan sejarah perjuangan. Tapi juga ada sejarah keislaman yang diletakkan pada sebuah tempat. Namanya adalah Museum NU yang belum banyak diketahui masyarakat. Penasaran seperti apa? Yuk simak ulasannya di bawah ini.
Baca juga : Nasi Gandul Khas Pati, Khusus Disajikan dengan Selembar Daun Pisang
1. Lokasi Museum
Museum NU beralamat di Jl. Gayungsari Timur No. 35, Kelurahan Dukuh Menanggal, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya. Untuk mencapai museum ini sangat mudah, karena ada banyak transportasi umum yang melewatinya. Kalau kalian masuk ke museum ini, diharuskan membayar tiket yang sangat murah. Yakni Rp2 ribu per orang.
Kemudian, museum ini buka setiap hari dari pukul 09.00 – 16.00. Kecuali hari Jumat yang buka dari jam 09.00 – 11.00, kemudian dilanjutkan pada pukul 13.00 – 16.00.
2. Foto-Foto Tokoh NU Menjadi Sajian Utama
Museum NU menyajikan banyak sekali koleksi bersejarah. Salah satunya yang utama adalah potret dari tokoh-tokoh penting. Teman Traveler bisa melihatnya di lantai pertama yang penuh dengan foto pendiri NU. Kemudian ada juga area yang diberi nama Galeri Walisongo dengan berbagai info tambahan. Seperti tradisi, kebudayaand, pola keagamaan dan juga penyebaran Agama Islam.
3. Terdapat Kitab Lawas
Di lantai dua, museum ini menampilkan sejarah dalam bentuk dokumen dan karya ilmiah. Meliputi dokumen-dokumen organisasi NU, hasil-hasil penelitian dari berbagai perguruan tinggi di dalam dan luar negeri, serta karya-karya ilmiah mengenai NU, Ulama dan Pesantren.
Di salah satu sudut lantai 2 terdapat Kitab Taqrib yang berusia sekitar 200 tahun. Kitab ini dikarang oleh seorang tokoh bernama Kyai Muhammad yang berasal dari daerah Babat, Jawa Timur. Selain itu, di bagian tengah ruangan terdapat Al-Quran raksasa yang usianya sudah ratusan tahun. Nah, kalau kalian ingin memotret benda-benda yang ada di sini, lebih baik tanyakan dulu kepada penjaga museum, ya. Ini dikarenakan ada beberapa koleksi yang tidak boleh diambil gambarnya.
4. Ada Koleksi Pribadi Para Pemimpin NU
Masih di lantai 2, ada beberapa koleksi unik lainnya yang bisa kalian lihat. Berupa benda-benda yang pernah dipakai para petinggi Nahdatul Ulama di masanya. Salah satunya adalah sebuah sepeda angin yang merupakan sebuah saksi bisu perjuangan Kyai Mahfudz. Beliau menggunakan sepeda ini untuk menghadiri acara-acara NU tingkat Nasional dan juga lokal.
Lalu, ada juga sebuah pakaian yang dibungkus plastik dan juga aksesoris lainnya yang terpajang rapi di dalam lemari kaca. Koleksi ini adalah benda pribadi milik KH. Hasyim Latief yang berasal dari Sepanjang, Sidoarjo. Baju tersebut pernah dipakai saat aktif dalam organisasi Laskar Hisbullah.
5. Ada Pajangan Keris Antik
Koleksi bersejarah seperti keris pun juga turut dipamerkan di museum ini. Keris dipajang rapi di etalase kaca dan dilengkapi dengan beberapa info penting. Lalu, di bagian tengah pajangan keris, terdapat tongkat milik Mbah Wahab yang menarik perhatian. Bisa begitu, karena tongkat tersebut masih terjaga keasliannya walaupun usianya sudah sangat tua.
Berkunjung ke Museum NU bisa jadi destinasi wisata Teman Traveler ketika ingin berlibur dengan suasana berbeda. Dijamin, tak akan rugi apabila kalian berkunjung ke sini, karena banyak ilmu yang bisa didapat. Jadi, kapan kalian ingin mampir ke museum ini? Next