in ,

Langit Pink di Jepang Sebelum Typhoon Datang, Berikut Fenomena Alam Sebelum Bencana

Langit Pink tampak indah tetapi merupakan tanda bahaya

Hagibis Typhoon yang menghantam Jepang dengan kekuatan 180 km/jam pada (12/10/2019), ramai dengan postingan foto Langit pink di Jepang, sebelum Typhoon datang. Memang alam beserta isinya akan memunculkan berbagai fenomena sebagai pertanda akan datangnya sebuah bencana. Penasaran seperti apa tanda-tandanya, simak ulasan berikut ini.

Baca juga : 5 Gembok Cinta di Dunia yang Kini Tinggal Kenangan

Gelisahnya Hewan

Gelisahnya Siang via Shutterstock

Malam sebelum Gempa terjadi biasanya beberapa hewan akan tampak gelisah tidak seperti biasa. Hewan-hewan di Kebun Binatang contohnya, mengamuk, berontak dan menolak makan serta minum. Pada Mei 2008 di China, ribuan katak membanjiri jalanan salah satunya di area terdampak parah gempa.

Ada lagi kawanan singa dan macam di siang hari akan tidur tetapi berkeliaran dengan gelisah. Fisiologi sensorik hewan sangat sensitif pada suara, temperatur, sentuhan, getaran, elektrostatik, aktivitas kimia dan juga medan magnet yang membuat beberapa hewan mengetahui ada sesuatu yang berbeda dari dalam bumi.

Cahaya Gempa

Cahaya Gempa via Shutterstock

Cahaya yang berasal dari adanya pergeseran lapisan tanah yang menghasilkan muatan listrik yang besar, cahaya yang muncul seperti api pendek berwarna biru yang muncul dari bawah tanah, seperti obor cahaya yang mengambang ke udara atau garpu cahaya besar terlihat seperti petir melesat dari dalam tanah ke udara.

Langit Pink

Langit Pink via Twitter mcjunior666

Sebelum terjadinya Angin Topan Hagibis, Langit jepang tampak berwarna pink keungu-unguan. Ini adalah fenomena cuaca yang disebut scattering atau hamburan. Di mana ketika badai akan datang maka, partikel-partikel di udara yang berukuran besar akan tersapu dari atmosfer. Molekul dan partikel-partikel kecil yang tersisa mempengaruhi penyebaran cahaya dan mempengaruhi warna langit.

Awan Misterius Tsunami

Awan Misterius Tsunami via Shutterstock

Ilmuwan dari University of illinois melakukan studi di kutip melalui Daily Mail, bahwa tsunami bisa diobservasi dari bagian atmosfer. Tsunami menghasilkan gelombang gravitasi atmosfer saat ombak melaju melintasi lautan. Gelombang-gelombang tsunami memiliki potensi meregang beberapa kilometer ke langit yang menyebabkan perubahan densitas udara.

Bumi serta alam dan seisinya ternyata memiliki tanda-tanda tersendiri ketika akan datangnya suatu bencana. Seperti Langit pink di Jepang, tampaknya indah tetapi menyimpan bahaya. Teman Traveler tetap waspada dan hati-hati dengan keadaan alam yang sulit diprediksi ini ya! Next

ramadan
Sudut Indah Pulau Pari

Pulau Pari, Sensasi Menyepi di Sekitar Ibu Kota

Berendam di Air Terjun Tanggedu

Air Terjun Tanggedu, Pesona Sumba yang Memikat Hati