in , , ,

Museum di Grand Hotel Preanger, Kaya Sejarah

Preanger
Preanger

Siapa yang tidak tahu Hotel Prama Grand Preanger di Bandung? Kebanyakan orang tentu tahu hotel bintang 4 yang berlokasi di persimpangan Jalan Asia Afrika dan Jalan Tamblong ini. Namun, tahukah teman travel? Hotel ini memiliki museum kecil yang terletak di lantai 1. Ingin tahu apa isi museumnya? Yuk, simak ulasannya.

Baca juga : Sepi Pengunjung, Museum Rasulullah Probolinggo Tutup dan Semua Peninggalan Dikembalikan

lrm_export_4299671661845_20191029_142403592_resize_1_k59.jpg
Museum Preanger (c) Listya Prabawa

Tiket Masuk dan Jam Buka

Perlukah menginap di hotel agar bisa masuk museum? Jawabannya perlu
dan tidak perlu. Jika ingin masuk museum secara gratis, teman travel harus jadi tamu yang menginap di Hotel Prama Grand Preanger. Namun, jika tidak ingin menginap, cukup bayar Rp5.000 untuk masuk ke dalam museum. Caranya mudah, teman travel masuk ke lantai 2 untuk melakukan registrasi dan pembayaran.

lrm_export_4306722513145_20191029_142410643_resize_33_4z5.jpg
Suasana lobby Hotel Padma Grand Preanger (c) Listya Prabawa

Setelah itu, petugas hotel akan dengan senang hati mengantar kita ke lokasi museum. Walaupun terkesan eksklusif karena berada di dalam hotel, museum ini terbuka untuk umum dari hari Senin sampai Sabtu pukul 11.00 sampai 17.00. Jadi, jangan segan untuk berkunjung.

Secang Menjadi Penyambut Tamu
yang Datang

Tiket masuk sudah termasuk welcome drink yang diberikan secara gratis. Kupon ini bisa ditukarkan sebelum atau setelah ke museum. Teman travel akan mendapat segelas secang. Tak jarang orang yang belum tahu mengira ini adalah minuman beralkohol.

lrm_export_4336865173706_20191029_142440786_resize_85_MSw.jpg
Wedang Secang (c) Listya Prabawa

Padahal secang atau nama lengkapnya adalah wedang secang adalah minuman tradisional yang terbuat dari berbagai rempah-rempah. Secang disajikan dingin dengan memiliki rasa unik didominasi aroma cengkeh, membuat teman travel menjadi segar setelah meminumnya.

Ir. Soekarno Sampai Charlie
Chaplin

Museum Preanger terdiri dari dua ruangan. Di ruangan pertama, terdapat
pemutar film tua dan beberapa barang peninggalan masa lalu. Selain itu,
terdapat penjelasan mengenai tokoh penting pernah menginap di Hotel Prama Grand Preanger. Tokoh yang pernah menginap terdiri dari beberapa pemimpin negara, termasuk Ir. Soekarno, beliau juga membantu membangun hotel ini.

lrm_export_4262206568474_20191029_142326127_resize_75_VbZ.jpg
Penjelasan Singkat Tokoh Charlie Chaplin dan Amelia Earhart (c) Listya Prabawa

Selain itu ada Charlie Chaplin, bahkan kursi yang pernah diduduki Charlie masih tersimpan dan terawat dengan baik di museum. Ada juga Amelia Earhart, penulis dan tokoh pelopor penerbangan. Menurut dokumen, Amelia sempat singgah di Bandung untuk melakukan perawatan pesawat, sebelum akhirnya hilang di Samudera Pasifik pada tahun 1937.

Sejarah Hotel Prama Grand
Preanger

Nama ‘Preanger’ sebenarnya berasal dari kata ‘Parahyangan/Priangan’. Pada tahun 1897 sebuah toko mengalami kebangkrutan dan berubah menjadi Hotel Preanger. Kemudian pada tahun 1929 hotel ini mengalami renovasi yang dipimpin oleh C.P. Wolff Schoemaker dan dibantu oleh muridnya, Ir. Soekarno.

lrm_export_4274962700448_20191029_142338883_resize_32_Rll.jpgSejarah Hotel Padma Grand Preanger (c) Listya Prabawa

Hotel ini menjadi tempat menginap orang-orang Belanda yang ingin berlibur pada saat itu. Bertahun-tahun setelahya, hotel kembali mengalami renovasi, tapi bagian bersejarah dan ornamennya tetap dipertahankan sampai saat ini.

Siapa Wolff Schoemaker?

lrm_export_4319095524963_20191029_142423016_resize_71_eFG.jpg
Ilustrasi C.P. Wolff Schoemaker (c) Listya Prabawa

Ruangan kedua di museum ini didedikasikan untuk Charles Prosper Wolff
Schoemaker, seorang arsitek kelahiran Belanda. Wolff Schoemaker pernah menjadi guru besar dan rektor di Technische Hoogeschool te Bandoeng atau Institut Teknologi Bandung pada saat ini. Ada banyak sekali bangunan di Bandung yang dirancang, termasuk Hotel Prama Grand Preanger.

lrm_export_4324902124648_20191029_142428823_resize_36_kdD.jpg
Bangunan yang Pernah Jadi Rumah Sementara Wolff Schoemaker (c) Listya Prabawa

Jika teman travel berjalan-jalan di sekitar Braga, ada satu bangunan
toko yang pernah menjadi rumah darurat Wolff Schoemaker dan keluarganya.

Karya Wolff Schoemaker Masih
Berdiri Kokoh

Bangunan karya Wolff Schoemaker masih digunakan sampai saat ini.
Diantaranya ada Gedung Merdeka. Dahulu gedung ini menjadi tempat berkumpulnya orang kaya Belanda. Ada juga De Majestic yang menjadi bioskop pertama di Bandung, sampai saat ini gedungnya masih digunakan untuk tempat pertunjukan. Jadi, tak heran mengapa di dalam Museum Preanger juga ada pemutar film tua.

lrm_export_4269383957534_20191029_142333305_resize_98_Pe7.jpg
Kubah Teleskop Ganda Zeiss (c) Listya Prabawa

Selain itu, ada juga Gereja Katedral, Vila Merah, Kantor sekaligus percetakan Van Drop atau sekarang menjadi Landmark Braga, Vila Isola, Masjid Cipaganti, sampai Observatorium Bosccha. Masih ada banyak bangunan-bangunan lain yang dirancang oleh Wolff Schoemaker.

Berkeliling Hotel Prama Grand
Preanger

lrm_export_4330914643188_20191029_142434835_resize_34_BA5.jpg
Spot Foto Menarik di lobby Hotel Padma Grand Preanger? (c) Listya Prabawa

Setelah dari museum, teman travel masih bisa berkeliling di dalam
hotel. Berfoto di lobby atau di dekat kolam renang, bisa juga berfoto dengan mobil Vauxhall keluaran 1949 yang terparkir apik di depan hotel.

lrm_export_4340261343236_20191029_142444182_resize_97_sNi.jpg
Mobil Vauxhall Keluaran 1949 (c) Listya Prabawa

Itulah keseruan ketika berkunjung ke Museum Preanger. Museum ini bisa
menjadi petunjuk awal jika teman travel ingin mengunjungi bangunan bersejarah lain
di Bandung. Next

ramadan

Sentral Industri Keripik Tempe Malang, Cocok Untuk Bisnis Sampingan

Bukit Alesano

Panorama City Lights di Bukit alesano Bogor