in , ,

Mie Ayam Unik di Jogja, Bukan Disajikan dengan Mangkuk Melainkan Alat Masak

mie ayam wajan, kuliuner unik di jogja yang sedang ramai dikunjungi

Mie ayam merupakan makanan favorit yang wajib dikunjungi di Jogja dan sekitarnya. Rasa lokal yang khas dengan racikan bumbu menggoyang lidah menjadi andalan setiap penjual. Mereka pun berlomba-lomba menciptakan kreasi unik makanan yang berbahan dasar tepung tersebut.

Baca juga : Petualang Bernyali, 8 Spot Paralayang di Pulau Jawa Harus Kamu Coba

p_20200115_155411_vhdr_on_1_IZq.jpg
Mie Ayam Wajan Telur (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk

Lokasi Mudah Dijangkau

Di sisi selatan kota Jogja nampak sebuah warung sederhana. Di depannya terpasang spanduk bertuliskan “Mie Ayam Wajan Mbak Wati”. Ramai kendaraan di sekitarnya menjadi pertanda bahwa warung ini digemari.   Tepatnya ada di dusun Janganan Kulon, Glugo, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Warung mie ini buka setiap hari mulai pukul 10.00 sampai dengan 21.00 WIB.  

p_20200115_163441_vhdr_on_1_sy8.jpg
Ruang Makan Lesehan (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk

Teman Traveler tak perlu bersusah payah mencari lokasi warung. Arahkan kendaraan ke Jalan Parangtritis. Dari Jokteng wetan lurus ke selatan hingga menemukan Ruko Perwita di kiri jalan. Tengok kanan lalu belok kanan memasuki gang. Lurus saja, warung Mie Ayam ada di sebelah kiri. Jalur dua, dari Plengkung Gading sila mengarah ke selatan. Setelah melewati Panggung Krapyak, Teman Traveler akan menemukan lapangan. Belok kiri pada gang di ujung lapangan. Warung Mie Ayam berada di sebelah kanan.   Warung Mie Ayam ini memiliki lahan parkir untuk motor. Sementara kendaraan roda empat bisa diletakkan menepi di sebelah SD Baik (barat warung).  

Menggunakan Wajan

p_20200115_155306_vhdr_on_1_m44.jpg
Mie Ayam Wajan Ceker (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk

Ada yang unik dari penyajian Mie Ayam Mbak Wati. Pada umumnya menggunakan mangkuk sebagai wadah, di sini menggunakan wajan yang biasa digunakan sebagai alat ungguk menggoreng. Dengan diameter sekitar 20 sentimeter, wajan aluminium ini terkesan mewah agak mengkilap. Tentu hal ini membangkitkan selera makan pengunjung. Setalah menunggu sekitar 10 menit, pramusaji mengantarkan pesanan ke meja kita. Tapi hati-hati ya karena kuahnya masih panas, jangan langsung dimakan.

Memilih Topping Sendiri

p_20200115_160249_vhdr_on_1_1_j7Y.jpg
Pengunjung menikmati mie ayam (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk

Mie enaknya dipadukan dengan bakso? Bisa. Mie Ayam yang unik ini menyediakan beberapa topping lezat. Ada bakso, ceker, dan telur puyuh. Ada extra topping juga demi kebahagiaan pelanggan. Tetapi meski memesan mie ayam biasa, Teman Traveler sudah mendapatkan topping include irisan daun bawang segar dan tauge.

Rasa Khas dan Aroma yang Nikmat

Aroma kuah kecokelatannya terbilang agak pedas. Rasa kuah kentalnya agak manis dan gurih. Porsi kuahnya tak sebanyak mie ayam lain. Namun jangan salah, rasanya tak berubah meski sudah dicampur dengan saus sambal. Gulungan mie yang disajikan panas nampak menggoda. Lajur-lajur gendut mienya kenyal, terasa mantap dipadukan dengan sang kuah. Sementara potongan ayamnya berwarna cokelat sempurna. Rasanya manis, dagingnya empuk.  

p_20200115_155640_vhdr_on_1_K8P.jpg
Porsi Kenyang (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk  

Menu di Mie Ayam Wajan

Jika Teman Traveler tidak suka makan mie? Tenang, warung ini juga mempunyai menu lain. Yang special adalah soto batok dan dawet kalasan. Soal harga, semuanya ramah kantong. Mie Ayam Wajan dibanderol dengan harga ekonomis. Mie ayam tanpa topping hanya Rp 8.000. Sementara dengan topping lain bisa dilihat dalam menu berikut. 

p_20200115_161406_vhdr_on_1_cu3.jpg
Daftar Menu (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk
p_20200115_161821_vhdr_on_1_fIn.jpg
Segarnya Dawet Kalasan (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk

Demikian ulasan singkat mengenai mie ayam unik di Jogja. Untuk pecinta mie ayam wajib banget datang kesini. Next

ramadan

10 Potret Keindahan Nusa Penida dalam Bidikan Kamera

Ayam Sambal Matah

Kapulaga Indonesian Bistro: Dining dengan Atmosfer Menenangkan di Tengah Kota Bandung