in , ,

Sebelum Virus Corona Menyerang, Makan Malam di “HIK” Selalu Bikin Lupa Waktu!

Sekali ke Tempat Ini Rasanya Tak Ingin Beranjak Pergi!

lrm_export_554709739959945_20190725_202055107_compress69_UiV.jpg
Banyak Warung HIK (c) Kunti Erm/Travelingyuk

Menjelang malam tiba, pemandangan yang tak asing bagi warga Klaten yaitu seseorang yang mendorong gerobaknya menuju lokasi tempat mendirikan tenda untuk berjualan atau mereka yang sudah siap dengan makanan yang akan dijual. Penjual makanan sederhana namun istimewa ini dikenal dengan sebutan penjual “HIK”.

Baca juga : Ehm, Di Bali Ada Festival Berciuman, Mau Ikutan?

Nama “HIK” sendiri adalah kependekan dari Hidangan Istimewa Kampung. Namun, perlu diketahui asal mula “HIK” ini ternyata merupakan hidangan istimewa yang berasal dari Kota Klaten. Sebab dulu ada seorang warga Desa Cawas, Kabupaten Klaten yang menjadi pelopor pertama dalam berjualan “HIK” ini, beliau bernama Mbah Pairo.

Maka tak jarang yang mengatakan bahwa nama “HIK” bukanlah hidangan istimewa kampung, melainkan Hidangan Istimewa Klaten yang diperkenalkan oleh Mbah Pairo sendiri. Ada juga yang berpendapat bahwa nama “HIK” berasal dari suara “hiiikkkk” oleh seseorang sebagai penanda perut sudah kenyang dan puas dengan makanan yang dihidangkan. Jadi dari situlah nama “HIK” tercipta dan sangat dikenal menjadi tempat makan favorit warga daerah sekitaran Soloraya khususnya Kota Klaten.

Mudah Ditemukan Dipinggir Jalan, Baik Desa maupun Kota

lrm_export_554573644557653_20190725_201839011_compress71_Kh9.jpg
HIK Pinggir Jalan (c) Kunti Erm/Travelingyuk

Kalau ada gerobak di pinggir jalan dengan penutup tenda setengah terbuka, itulah penampakan dari “HIK” khas Klaten. Sangat sederhana, tidak ada desain khusus apalagi hiasan-hiasan mewah layaknya cafe atau restoran pada umumnya. Tapi jangan salah, mengingat dari namanya saja sudah dijelaskan bahwa inilah yang dinamakan istimewa.

Keistimewaan tersebut menjadi ciri dari “HIK” itu sendiri. Dari jaman dulu hingga sekarang masih sama, hanya ada penambahan menu dari segi makanan. Tentu saja selalu ada yang baru untuk ditampilkan sebagai pelengkap dalam setiap hidangannya.

Nasi Kucing, Hidangan Wajib yang Selalu Ada

lrm_export_554504917915075_20190725_201730285_uc0.jpeg
Satu Porsi Nasi Kucing (c) Kunti Erm/Travelingyuk

Tampilannya yang kecil ini selalu menjadi incaran para pembeli. Isinya yang sedikit memang sangat tidak mengenyangkan. Apalagi bagi sebagian orang yang mempunyai selera makan besar. Walaupun demikin menu inilah yang selalu ada di setiap “HIK”.

Nasi kucing ini dinamakan demikian karena komposisi dalamnya, hanya secuil ikan bandeng sebagai lauk, sesendok kecil sambal untuk pelengkap rasa, dan nasi yang tidak ada dalam hitungan 5 suap untuk menghabiskannya.

Porsi kecil ini mirip dengan porsi kucing, yang hanya ada sedikit lauk disetiap kali makan. Namun makanan ini bukan untuk kucing ya, sudah pasti untuk manusia. Hanya saja menggunakan nama kucing sebagai perumpamaannya.

Aneka Lauk Pendamping yang Sering Bikin Bingung

lrm_export_554211509215760_20190725_201236876_compress66_RMz.jpg
Lauk Pendamping (c) Kunti Erm/Travelingyuk

Setelah menyantap nasi kucing tadi, laper mata mulai dirasakan. Bagaimana tidak? Kalau dihadapkan langsung dengan berbagai macam lauk pendamping yang menggida, rasanya ingin mencicipi semua jenis yang tersedia.

lrm_export_554273363805267_20190725_201338731_compress72_1fl.jpg
Beragam Gorengan dan Nasi Kucing (c) Kunti Erm/Travelingyuk

Inilah jawaban mengapa nasi kucing selalu ada di setiap “HIK”, karena lauk-pauk inilah yang membuat porsi Teman Traveler jadi lebih beraneka. Tentunya jadi lebih nikmat dengan jaminan ingin nambah lagi dan lagi.

Teko Unik, Ciri Khas Lain dari “HIK”

lrm_export_554674574359021_20190725_202019941_compress53_ASn.jpg
Teko Air Khas HIK (c) Kunti Erm/Travelingyuk

Selain hidangannya, tempat merebus air ini pun tak kalah khas. Wujudnya yang sedikit berbeda dari yang orang-orang miliki, membuat teko ini mempunyai kelebihan khusus dalam merebus air. Jika menggunakan teko ini, air yang direbus akan lebih cepat matang dan tahan lama panasnya. Apalagi pembeli memang lebih sering memesan minuman hangat dibandingkan dingin saat menyantap makanan di sini.

Ini sesuai dengan suasana malam hari yang tenang tidak terlalu banyak aktivitas. Jadi meminumnya pun bisa sangat dinikmati. Cukup sedikit-sedikit saja sambil bercengkrama dengan pembeli lain atau bahkan penjualnya. Suasana nyaman seperti ini biasanya membuat Teman Traveler lebih mudah akrab dengan pembeli bahkan penjual makanannya.

Nyaman dan Betah Berlama-lama

lrm_export_562398331487012_20190725_222903698_compress50_X2R.jpg
Suasana yang Nyaman (c) Kunti Erm/Travelingyuk

Hal yang paling sering terlihat dari “HIK” adalah pembeli-pembelinya yang tidak segera beranjak dari tempat duduk seusai makan. Mereka lebih senang menghabiskan waktu malamnya di “HIK” sampai kedainya tutup.

Tempat ini memang mempunyai daya pikat yang dahsyat. Sekali ada pembeli yang datang dan dirasa cocok, mereka akan kembali lagi esok hari, untuk mengulang suasana yang sama dengan hidangan istimewa yang terlupa. Yuk berkunjung ke sini saat wabah ini berakhir nantinya. Stay safe! Next

ramadan

Pantai di Nusa Penida yang Siap Manjakan Mata dan Rilekskan Pikiranmu!

Tidak Melulu Pantai, Beberapa Spot Menarik Ini Sangat Sayang Dilewatkan!