Kota Malang adalah kota yang termasuk penting mulai dari dulu jaman pendudukan kolonial, bahkan sejak jaman kerajaan Malang adalah wilayah penting mengingat dulu merupakan pusat Kerajaan Singosari. Sejarah itulah yang membuat malang mempunyai banyak monumen atau patung untuk mengenang peristiwa-peristiwa penting di masa lalu, atau sosok-sosok penting yang berperan besar bagi Kota Malang dan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Baca juga : Kampung Kertoembo, Surga Tersembunyi di Kaki Gunung Wilis dan Hanya Dapat Sinar Mentari 6 Jam
Jika membahas monumen dan patung yang ada di Kota Malang mungkin jumlahnya sangat banyak sekali dan tempatnya menyebar di seluruh area kota, bahkan kadang kita tanpa sadar melewati bangunan patung atau monumen tapi tidak tau patung dan monumen apa. Sangat miris ceritanya kalau sebagai warga lokal kita tidak tahu sudut-sudut penting kota kita sendiri. Biar kita semakin menghargai kota, negara, dan pahlawan kita, sekarang kita kupas satu-satu tentang patung dan monumen di Kota Malang.
1. Patung Kendedes Di Sebuah Taman Indah
Arjosari adalah wilayah pintu gerbang Kota Malang, tepatnya masuk dalam wilayah Kecamatan Blimbing. Disini pula gapura gerbang masuk Kota Malang Berdiri. Yang lebih istimewa adalah tepat setelah melalui gerbang masuk Kota Malang kita akan disambut sebuah taman di sebelah kiri jalan sebelum flyover Arjosari, nama taman ini adalah Taman Ken Dedes. Seperti namanya, di taman ini selain ada tanaman bunga yang menghiasi, berdiri juga patung Ken Dedes Ratu Kerajaan Singosari yang sangat besar menghadap ke sisi jalan raya A. Yani. Patung Ken Dedes berada di gerbang Kota Malang rasanya sangat pas sekali karena menandakan masuk ke kerajaan Singosari.
Selain dulunya wilayah Malang adalah pusat pemerintahan kerajaan Singosari, menurut warga alasan besar kenapa dibangun patung Ken Dedes di taman ini karena tepat di sebelah Taman Ken Dedes ada sebuah sungai yang bernama Sungai Mewek. Mewek dalam arti bahasa Jawa berarti menangis. Konon ceritanya dulu di sungai ini Ken Dedes yang sedang mandi diculik Tunggul Ametung untuk dipaksa menjadi istrinya. Karena Ken Dedes tidak mau akhirnya dia menangis sejadi-jadinya, itu kenapa dinamakan Sungai Mewek.
Untuk bermain ke taman ini kita cukup memarkir motor di jalan yang ada di sebelah taman ini, dan gratis. Selain patung, pengunjung juga bisa menikmati indahnya bunga yang berwarna warni.
2. Patung Juang 45 Terselip Di Taman Kendedes
Masih di Taman Ken Dedes, ternyata disini juga bisa kita temui patung lainnya. Namanya adalah patung juang 45, patung ini berdiri di Taman Kendedes sejak sebelum Taman Ken Dedes diperbaiki seperti sekarang dan tentunya tetap berdampingan dengan Patung Sang Ratu. Monumen ini dibangun untuk mengingat perjuangan rakyat Malang dalam perang kemerdekaan Republik Indonesia.
3. Monumen Melati Di Kawasan Elit Jalan Besar Ijen
Siapa yang tidak kenal Jalan Besar Ijen, jalan yang melegenda karena terkenal sebagai kawasan elit sejak jaman kolonial Belanda. Keberadaan rumah-rumah mewah yang ditempati pejabat pemerintahan hingga konglomerat sejak dulu membuat jalan ini paling terkenal. Di kawasan mewah ini juga ada bangunan Musium Brawijaya, sedangkan tepat di depan musium bisa kita temukan sebuah monumen yang ditopang pilar tinggi, nama monumen ini adalah Monumen Melati.
Monumen Melati ini berdiri cantik di tengah taman indah di Jalan Besar Ijen. Bunga melati pada monumen yang diresmikan pada 17 Desember 1982 ini menggunakan bahan perunggu, dan dibangun untuk memberikan penghormatan dan mengenang Sekolah Darurat Keamanan Rakyat (sekarang TNI), dan untuk menghormati pendiri, pendidik, dan siswa alumni sekolah itu.
Akses yang mudah untuk menemukan monumen ini menjadikan kita bisa ke tempat ini kapanpun. Tidak hanya untuk melihat monumen, kita juga bisa duduk-duduk santai di taman yang ada di samping kanan dan kiri bangunan monumen. Menikmati taman bunga, dan melihat lalu-lalang ramainya jalan ijen di taman Monumen Melati ini sangat cocok dilakukan sore sampai malam hari. Taman ini selalu ramai dikunjungi walaupun letaknya ada pada taman di tengah Jalan Besar Ijen.
4. Patung Hamid Rusdi Di Simpang Balapan
Selain Monumen Melati masih ada lagi tujuan wisata patung di Jalan Besar Ijen. Kali ini berada di depan Politeknik Kesehatan Negeri Malang, tepatnya di taman bundaran Simpang Balapan. Kita pasti akan cepat menemukan bundaran Simpang Balapan ini, karena letaknya juga tepat di Jalan Besar Ijen.
Bundaran yang juga difungsikan menjadi taman bunga ini di bagian tengahnya berdiri gagah Patung Hamid Rusdi, seorang pahlawan lokal asli Kota Malang. Hamid Rusdi adalah pahlawan saat penjajahan Belanda, Jepang, dan perang kemerdekaan. Patung ini dibuat tentunya untuk menghargai jasa-jasa dan jiwa kepahlawanannya yang gigih memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia saat itu
Patung Hamid Rusdi sendiri awalnya dibangun berada di persimpangan Jalan Semeru dan Jalan Arjuna pada 10 Nopember 1975. Tapi karena setelah itu dipakai tempat untuk meletakkan Adipura yang diperoleh Kota Malang, Patung Hamid Rusdi sempat dipindahkan ke Taman Rekreasi Sengkaling. Sampai akhirnya berada di Simpang Balapan dan diresmikan pada 10 Nopember 1991.
5. Monumen Pesawat MIG-17 Menghiasi Bundaran Soekarno Hatta
Monumen dan patung tidak melulu berwujud sesosok orang, tapi juga bisa sebuah benda yang penting. Sama halnya yang ada di Jl. Soekarno Hatta, tepatnya di bundaran perempatan Jl. Soekarno Hatta ada sebuah monumen bernama Monumen Pesawat MIG-17, atau biasanya kita namai “Patung Pesawat”. Ternyata bangunan ini bukan hanya sekedar patung, tapi menupakan monumen yang dibangun untuk mengenang perang pembebasan Irian Barat saat perang kemerdekaan. Pesawat MIG-17 ini adalah pesawat yang dibeli tahun 1960 dan digunakan saat pertempuran itu, tapi ternyata Belanda tidak jadi mengambil alih Irian Barat yang akhirnya pada tahun 1969 pesawat-pesawat ini dipensiunkan. Setelah sekian lama pada 20 Agustus 1999 salah satu pesawat itu dibuat monumen dan diresmikan keberadaannya tepat di persimpangan Jl. Soekarno Hatta Kota Malang.
Lokasinya yang berada pada bundaran di tengah jalan membuat kita memang tidak bisa sekedar jalan-jalan ke monumen ini. Tapi karena letaknya yang membuat kita bisa melaluinya setiap saat, jadi kita bisa tahu monumen ini dengan gampangnya.
6. Monumen Juang 45 Berdiri Megah Di Jl. Kertanegara
Kalau di Taman Ken Dedes juga berdiri sebuah patung bernama Patung Juang 45, kali ini ada sebuah monumen yang bernama Monumen Juang 45. Lokasinya di Jl. Kertanegara atau persis di depan Stasiun Malang Kota Baru. Monumen ini diresmikan pada 20 Mei 1975 yang menjadi simbol perjuangan rakyat Malang yang kebanyakan petani dalam perang kemerdekaan. Makhluk raksasa yang dikenal sebagai buto ijo yang ada pada monumen itu menggambarkan penjajah yang dipukul habis oleh para petani dalam perang kemerdekaan.
Pada bagian bawah bangunan monumen ini juga ada relief yang menceritakan usaha perjuangan rakyat Malang mengusir penjajah. Kita tentunya bisa belajar banyak dari monumen ini tentang perjuangan kemerdekaan.
7. Monumen Kemanunggalan TNI Dan Rakyat
Banyaknya patung dan juga monumen di Kota Malang mungkin juga bisa membuat sedikit lupa untuk menghargai keberadaannya, salah satunya pada Monumen Kemanunggalan TNI Dan Rakyat yang ada tepat di pojokan Lapangan Rampal. Lokasinya tepat berada di pojokan perempatan jalan menuju kawasan perumahan besar Sawojajar.
Monumen ini menggambarkan persatuan TNI bersama rakyat dalam memperjuangkan keutuhan bangsa Indonesia. Monumen yang letaknya di Lapangan Rampal milik TNI ini terlihat berdiri gagah, tapi sayang keberadaannya tidak dianggap karena dihadapan monumen itu malah dipasang banyak baliho yang menghadap ke jalan utama. Sangat disayangkan karena monumen menjadi tertutup dan jarang diketahui keberadaannya oleh warga yang lewat.
8. Tugu Kota Malang Sebagai Monumen Ikonik Kota Bunga
Setelah banyaknya monumen dan patung yang kita bahas, ada satu lagi banguan monumen yang sangat ikonik dan menjadi lambang Kota Malang, namanya adalah Monumen Tugu Malang. Monumen Tugu ini dibangun untuk mengingat perjuangan bangsa dan juga kemerdekaan Republik Indonesia. Monumen Tugu ini diresmikan pada 17 Agustus 1953, tapi sebenarnya peletakan batu pertama sudah dimulai sejak 1946. Pada saat ini perang setelah kemerdekaan masih saja bergulir yang menjadikan pernah digagalkan oleh Belanda pembangunannya.
Monumen Tugu ini letaknya ada di Alun-Alun Bunder tepat di depan Balai Kota Malang. Kalau kita dari arah Stasiun Kota Baru akan sangat mudah menemukannya, karena hanya tinggal lurus berjalan ke arah barat saja. Di Monumen Tugu ini kita juga bisa duduk santai menikmati air mancur di sekitar Tugu. Next