Beberapa waktu lalu sempat ada wacana untuk menaikan tarif tiket masuk ke Taman Nasional Komodo menjadi Rp 3,75 juta. Rencana ini mendapat penolakan dari beberapa pihak hingga berujung pada aksi mogok para pelaku wisata di Labuan Bajo dari awal Agustus hingga 31 Agustus.
Baca juga : 5 Kuliner Mi di Semarang yang Lezatnya Tidak Sembarangan
Menanggapi hal ini Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengeluarkan pernyataan untuk menunda kenaikan tarif tersebut hingga Januari 2023. Hal ini diapresiasi oleh Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Association of Indonesian Tours and Travel Agencies/Asita).
Budijanto Ardiansjah selaku wakil ketua umum ASITA mengatakan harapannya agar penundaan ini juga menjadi angin segar bagi banyak pihak. Terutama pihak Pemerintah setempat untuk lebih memikirkan mengenai dampak-dampak yang akan ditimbulkan apabila ada kenaikan tarif menjadi Rp 3,75 juta. Budijanto juga mengatakan jikapun ada kenaikan sebaiknya dilakukan secara bertahap.
“Sebenarnya kenaikan tarif ini sudah sering sekali dampaknya nggak sesuai dengan yang diharapkan. Borobudur pun kemarin sempat dinaikan lalu dibatalkan, sudah sering tempat wisata dinaikkan lalu batal,” ujar Budijanto seperti yang dikutip dari ekonomi.bisnis.com pada senin (8/8/2022)
Menurut Budijanto, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menerapkan rencaka kenaikan tarif apalagi naiknya tinggi sekali. Hal ini karena pariwisata mulai pulih dan ramai kembali. “Sebenarnya niatan bagus untuk melestarikan fauna namun naiknya terlalu tinggi,” Tambahnya.
Akibat dari rencana kenaikan tarif ini adalah aksi mogok yangdilakukan para pelaku wisata di Labuan Bajo. Alhasil, para turis termasuk yang dari mancanegara pun batal mengunjungi Taman Nasional Komodo . Next