Gunung Agung sudah mengeluarkan asap di puncaknya sejak awal Oktober 2017 kemarin. Statusnya naik turun mengikuti perkembangan ketinggian asap yang dikeluarkan. Hingga akhirnya gunung yang berlokasi di Kecamatan Karangasem, Bali ini meletus pada hari Selasa, 21 November 2017 lalu.
Baca juga : Raffles Hotel Jakarta Dipenuhi Karya Seniman Legendaris, Serasa Staycation di Galeri Seni
Dilansir dari www.balipost.com, letusan kecil yang menyebabkan asap setinggi kurang lebih 700 meter tersebut diawali dengan Gempa Tremor Low-Frequency. Abu akibat kegiatan gunung tersebut pun bertiup lemah ke arah Timur-Tenggara. Gunung Agung mendapat status Siaga.
Bukannya melemah, Gunung Agung kembali bererupsi pada hari Minggu, 26 November 2017. Dilansir dari sindonews.com, pukul 05.05 Wita teramati ketinggian asap sampai 2.000 meter dari puncak kawah. Kemudian mengalami peningkatan pada pukul 05.45 Wita ditandai dengan ketinggian asap mencapai 3.000 meter dari atas puncak kawah. Gunung Agung terus aktif dan terlihat asap warna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi.
Abu vulkanik karena peristiwa alam ini mengakitbatkan jarak pandang yang terbatas, sehingga Bandara Ngurah Rai akhirnya memutuskan untuk tutup sementara. Dilansir dari liputan6.com, terdapat 20 penerbangan yang terganggu. “Ada 13 pesawat tidak bisa tinggal landas dan tujuh pesawat tidak bisa mendarat,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Arie Ahsanurrohim di Denpasar.
Menurut NOTAM dilansir dari cnnindonesia.com, penutupan berlangsung hingga pukul 07.00 WITA besok (28/11). Akan tetapi, perkembangan situasi terkini dan update informasi dari pihak-pihak terkait seperti BMKG dan PVMBG akan diperbarui kepada para stakeholder penerbangan melalui NOTAM terbaru.
Ini bukan satu-satunya berita buruk. Gunung setinggi 3.142 mdpl itu terus mengeluarkan lava dan melontarkan abu vulkanik setinggi 3.400 meter. Meski terlihat dahsyat, masih dalam kategori letusan kecil. Dilansir dari regional.liputan6.com, Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), I Gede Suantika menyatakan bahwa Gunung Agung kali ini berpotensi meletus dahsyat, tak jauh berbeda ketika ia meletus tahun 1963 yang mengakibatkan lebih dari 1000 warga meninggal.
Bandara Ngurah Rai [image source]
Status Gunung Agung meningkat menjadi Awas, radius bahaya pun berubah dari 6 kilometer menjadi 8 kilometer dengan zona perluasan dari 7,5 kilometer menjadi 10 kilometer ke arah utara-timur laut, tenggara-selatan dan barat daya.
Punya rencana liburan ke Bali dalam waktu dekat? Sebaiknya tunda dulu hingga keadaan jauh lebih aman, ya. Setuju, kan? Next