Indramayu memiliki adat unik berusia ratusan tahun yang mengedepankan gadis belia sebagai unsur terpentingnya. Upacara Adat Ngarot adalah simbol rasa syukur masyarakat atas berkah alam yang menandai dimulainya musim tanam. Seperti apa pelaksanannya? Yuk simak ulasan berikut ini.
Baca juga : Taste of Bandung, Resto dengan Panorama Lukisan Alam Ciwidey
Tanggal Bulan dan Hari Keramat
Upacara Adat Ngarot selalu dilaksanakan di bulan Desember pada minggu ke-3 dan setiap hari rabu karena dianggap keramat. Tradisi Ngarot bertujuan mengajak pemuda-pemudi untuk saling bekerja sama dalam bertani. Serta ucapan syukur atas dimulainya musim tanam.
Gadis Belia Sebagai Simbol Utama
Pertama kali dirintis oleh Ki Buyut Kapol yaitu Tokoh yang loyal dan berpengaruh di Desa Lelea. Konon awal mulanya Ki Buyut Kapol tidak ingin pemuda-pemudi melakukan hal-hal negatif, maka beliau memberikan sebidang tanah untuk digarap pertanian.
Adat Ngarot memang tidak memiliki spesifik latar belakang cerita, tetapi di sana tercetus interpretasi akan adanya makna kesuburan dari hasil tani yang melimpah. Di mana disimbolkan Dewi Sri sebagai Dewi kesuburan, padi dan sawah yang tentu saja berkolerasi dengan Perempuan.
Tari-Tarian Lambang Kesuburan
Prosesi upacara sendiri terdiri dari, setelah para gadis dirias maka mereka dikumpulkan di rumah kepala desa untuk kemudian diarak sepanjang jalan Desa Lelea menuju balai desa untuk mengikuti Prosesi Penyerahan bagi Kasinoman (pemuda-pemudi).
Kemudian saat berkumpulnya pemuda dan pemudi disediakan hiburan Kesenian Tari Ronggeng Ketuk, yang dimainkan perempuan ditujukan untuk lelaki. Sedangkan perempuan dihibur dengan Kesenian Topeng dimainkan oleh lelaki. Persilangan itu menandakan dimulainya makna kesuburan.
Ajang Mencari Jodoh
Tradisi Adat Ngarot ini juga bertujuan untuk membina pergaulan sehat agar saling mengenal, menyesuaikan sikap, kehendak, tingkah laku yang sesuai dengan adat budaya. Upacara ini terkadang juga menjadi ajang mencari jodoh bagi pemuda-pemudi setempat.
Demikian ulasan Tradisi Adat Ngarot di Indramayu yang masih dilaksanakan sampai sekarang, mengikutsertakan para pemuda dan pemudi di desa tersebut. Sebagai wujud adanya kesadaran dari anak muda untuk melestarikan kebudayaan daerahnya. Next