Bicara masalah liburan, Madura selama ini jarang terlintas dalam pikiran. Padahal Pulau Garam sejatinya menyimpan banyak keindahan luar biasa, bahkan tak kalah dari Bali sekalipun. Tak percaya? Coba saja serunya backpacker ke Gili Labak.
Baca juga : 5 Tempat Angker di Jakarta yang Bikin Merinding
Wisata ini merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di perairan Madura. Matahari bersinar begitu cerah di sana, warna biru perairannya begitu elok, keindahan alamnya sangat memesona. Dijamin tak rugi jika Teman Traveler merencanakan liburan ke sana. Penasaran? Yuk kita simak pengalaman Marmur, kontributor Travelingyuk.
1. Kapal Besar atau Kecil Sama-sama Asyik
Mencapai Gili Labak membutuhkan sedikit perjuangan. Marmur berangkat dari Surabaya sekitar pukul 10 pagi naik motor, kira-kira sampai Sumenep pukul dua siang. Jangan lupa riset dulu jika belum pernah ke sana.
Jika ingin alternatif yang lebih praktis, Teman Traveler bisa naik kapal di pelabuhan utama Kalianget. Kapalnya lebih besar, sanggup menampung hingga maksimal 20 orang. Minusnya, biaya lebih mahal serta waktu tempuh lebih lama, bisa mencapai dua jam. Kurang cocok bagi mereka yang mudah mabuk laut.
Opsi Lebih murah yaitu dengan menumpang kapal nelayan dari Talango. Pulau tersebut jaraknya paling dekat dengan Gili Labak, hanya sekitar 45 menit perjalanan kapal dan lebih murah. Tarif pulang pergi sekitar 600 ribu rupiah. Belum lagi bonus berupa jamuan di rumah sang pemilik kapal. Namun sebelum berangkat, sebaiknya kalian mencari nomor kontak mereka terlebih dahulu
Selain itu masih ada alternatif ‘backpacker’, dengan biaya minimalis tentunya. Tetap menumpang kapal nelayan, namun tak perlu beramai-ramai – maksimal tiga orang. Biayanya hanya sekitar 300 ribu rupiah per orang. Worth it banget buat yang berjiwa explorer.
2. Petualangan Penuh Keseruan
Bagi yang masih bingung, begini kira-kira itinerary untuk mencapai pulau cantik ini. Setelah perjalanan motor dari Surabaya, pukul 12 siang sobat Traveler akan sampai di Kalianget. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Pulau Talango dengan menyebrang dari Pelabuhan Kalianget via Kapal Tongkang, kira-kira butuh waktu sekitar 10 menit.
Begitu sampai di Talango, Marmur lantas menempuh perjalanan darat sekitar satu jam untuk menuju rumah pemilik perahu. Kegiatan lantas dilanjutkan dengan makan siang dan istirahat. Jika cuaca sedang bagus dan air tengah pasang, penyebrangan ke Gili Labak bisa langsung dilakukan di sore hari.
Tapi tak perlu kecil hati jika kondisi justru sebaliknya. Berkelilinig Pulau Talango sambil menikmati matahari terbenam juga tak kalah mengasyikkan. Teman traveler juga bisa berinteraksi dengan warga sekitar.
3. Menikmati Panorama Gili Labak
Bagi yang sampai di Gili Labak malam hari, bisa menginap di rumah-rumah warga. Begitu fajar menyingsing, Teman Traveler bisa mulai berjalan dan menikmati panorama indah di sekitar pulau. Hanya butuh sekitar 15 menit untuk mengelilingi seluruh wilayah pulau surgawi ini.
Bagi yang bisa berenang dan ingin menikmati keindahan bawah air Gili Labak, sangat disarankan untuk snorkeling. Bisa membawa peralatan sendiri maupun menyewa. Biaya yang dibutuhkan berkisar antara Rp35 ribu hingga Rp45 ribu rupiah.
Setelah puas melihat-lihat pemandangan dan berkeliling, Teman Traveler bisa mengisi perut di warung-warung milik penduduk. Berikutnya tinggal bersiap pulang dan menumpang perahu nelayan untuk kembali ke Pulau Talango. Warga sekitar sana akan dengan senang hati membantu bagi yang ingin sekedar beristirahat maupun mandi. Begitu semua siap, tinggal melanjutkan perjalanan ke Surabaya.
4. Budget Hemat ala Backpacker-an
Semua keindahan dan daya tarik Gili Labak bisa Teman Traveler nikmati dengan budget yang tak terlalu mahal. Biaya bensin misalnya, untuk dua motor matic dan tiga kali pengisian cukup mengeluarkan dana Rp180 ribu rupiah. Sewa perahu berkisar di angka Rp600an ribu rupiah. Sementara untuk minum, cemilan, dan obat-obatan cukup dianggarkan Rp150 ribu rupiah saja.
5. Catatan Khusus
Ada beberapa hal yang patut Teman Traveler perhatikan jika berniat datang ke Gili Labak dengan budget ala backpacker. Sebab meski murah, perjalanan akan sedikit kurang nyaman dibanding wisata menggunakan jasa travel atau tour guide.
Sejumlah catatan yang perlu kalian perhatikan antara lain:
- Tidak cocok untuk mereka yang kurang suka tantangan.
- Sebaiknya tidak berangkat saat bulan purnama. Gelombang pasang sedang tinggi-tingginya. Meski bakal disuguhi pemandangan bulan yang luar biasa indah, resiko mengalami kecelakaan di laut juga besar.
- Jangan lupa membawa baju ganti dan tas anti air. Tergantung kapal yang ditumpangi, air percikan ombak bisa masuk ke dalam kapal.
- Kapasitas kapal nelayan maksimal enam orang, tidak sebesar kapal feri.
- Jangan berangkat terlalu siang dari Surabaya, kemungkinan terjadi pasang/surut, dan tidak bisa menyebrang.
- Jangan panik. Berdoa. Percaya pada kemampuan pemilik kapal.
- Bawa obat anti mabuk laut dan minyak angin.
- Liburan tak melulu menginap di hotel. Sesekali coba habiskan malam di pinggir pantai atau tempat sederhana lainnya. Namun jangan lupa siapkan baju hangat, angin pantai biasanya cukup kencang.
- Biaya perahu sudah termasuk makan. Pemiliki perahu juga akan menawarkan rumahnya untuk tempat istirahat.
- Jangan lupa mampir di kota/tempat yang disinggahi untuk mencoba kuliner setempat.
Itulah tadi sederet tips dan petunjuk bagi Teman Traveler yang ingin menikmati keindahan Gili Labak tanpa mengeluarkan biaya terlalu besar. Bagaimana, siap merencanakan pelesiran ke Madura? Next