Berdasarkan data pada tahun 2019, Australia menjadi salah satu penyumbang terbesar kedua wisatawan yang berkunjung ke Indonesia setelah China kurang lebih sebanyak 1.241.128 orang. Jumlah inilah yang membuat Australia menjadi pasar penting bagi Indonesia.
Baca juga : Yang Unik dan Hanya ada di Sumba, Festival Pasola! Siap-Siap Kaget Melihatnya
Oleh karena itulah, begitu penting bagi Indonesia untuk tetap bisa menjalin kerja sama dengan berbagai mitra pariwisata dari Negeri Kanguru tersebut. Demi mewujudkan hal itu, diadakanlah webinar yang dihadiri oleh beberapa pihak yang berperan penting dalam pemasaran wisata.
Webinar yang diikuti oleh lebih dari 100 peserta industri travel di Australia tersebut juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali, Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC, Founder & Director Ubud Food Festival, Ubud Writers and Readers Festival hingga Deputi Bidang Pemasaran Kemenprarekraf/Baparekraf.
Selain membahas kerjasama dengan beberapa pihak, Kemenparekraf juga menyampaikan bahwa pihaknya juga telah menyiapkan handbook yang mengacu pada standar global yang dapat digunakan sebagai panduan teknis bagi pelaku usaha di sektor ekonomi kreatif dan pariwisata.
Protokol yang baik dirasa dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan. Oleh karena itulah, handbook ini merupakan turunan yang detail terkait protokol kesehatan yang tengah disusun oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) lengkap dengan masukan dari kedua sektor yang dituju.
Protokol kesehatan yang dibuat ini, nantinya tidak hanya diterapkan pada wisatawan lokal dan asing yang berada dalam kawasan Nusa Dua melainkan juga staf yang bertugas, sehingga wisatawan dapat menikmati berbagai tempat dan atraksi wisata di Bali dengan aman dan nyaman.
Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawatu selaku Wakil Gubernur Bali mengatakan bahwa pemerintah daerah belum menentukan waktu pembukaan beragam sektor pariwisata di Bali karena mempertimbangkan sedikitnya 11 indikator terlebih pemerintah juga masih fokus untuk menekan penyebaran Covid-19 di Bali. Next