in ,

Borobudur Marathon 2018, Makin Semangat Lari Gegara Tulisan Ini

Banner Penyemangat Tersebar Sepanjang Rute Borobudur Maraton 2018, Bikin Pingin Cepet Sampai Garis Finish

Borobudur Marathon 2018

Indonesia mempromosikan potensi pariwisatanya melalui beragam cara, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan sport tourism berskala internasional, seperti Borobudur Marathon. Menjadi bagian dari lomba lari internasional paling mengesankan, hal-hal yang terjadi berkaitan dengan perlombaan ini pun menarik dikulik. Informasi selengkapnya tentang Borobudur Marathon 2018 bisa dibaca pada ulasan berikut.

Baca juga : Sensasi Mendaki Puthuk Gragal Pacet Mojokerto, Bukit Indah Dengan Treking Yang Terjal

Borobudur Marathon sebagai Upaya Promo Pariwisata Jawa Tengah

Dimulai di Kawasan Candi Borobudur via Shutterstock
Kawasan Candi Borobudur via Shutterstock

Borobudur Marathon merupakan kegiatan sport tourism alias wisata olahraga yang rutin diselenggarakan di kawasan Candi Borobudur semenjak tahun 1990. Tema yang diangkat tahun ini adalah Raising Harmony, dimana dalam kompetisi ini peserta tidak hanya berlari namun sekaligus mengenali kearifan lokal di sepanjang rute maraton serta di sekitar Candi Borobudur. Sehingga tercipta keselarasan harmoni, berlari sekaligus memikirkan lingkungan, warga sekitar, serta budayanya.

Borobudur Marathon 2018
Borobudur Marathon 2018 via Instagram/@uburuburlari

Race pack alias paket lomba peserta pun diisi oleh kopi arabika produk lereng pegunungan Sumbing-Sindoro, olahan penduduk Posong, Desa Tlahap, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Sebagai salah satu cara memberikan kesadaran keunggulan produk lokal khususnya Jawa Tengah, kepada peserta yang tidak hanya berasal dari Indonesia saja namun juga dari luar negeri.

Dimulai dari Kawasan Candi Borobudur

Kompleks Candi Borobudur via Shutterstock
Kompleks Candi Borobudur via Shutterstock

Borobudur Marathon 2018 terbagi menjadi 3 kategori Marathon menempuh jarak 42 kilometer, Half-Marathon 21 kilometer, dan kategori 10 kilometer. Kompetisi ini diselenggarakan pada Minggu 18 November 2018 mulai pukul 5 pagi untuk Marathon, pukul 5.30 untuk Half-Marathon, dan 10K dimulai pukul 6 pagi. Pelaksanaan dimulai di Kompleks Taman Lumbini, Kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Beberapa desa yang dilalui oleh peserta maraton adalah Desa Barepan, Desa Mendut, Desa Wanurejo, Desa Wringinputih, dan Desa Tingal. Peserta diharapkan untuk terus berlari menuju garis finish sembari menghayati keindahan desa-desa tersebut.

Banner Penyemangat Sepanjang Rute Lari

Terus Lari Buat Kejar Gebetan! via Twitter @lavivrie
Terus Lari Buat Kejar Gebetan! via Twitter @lavivrie

Tidak hanya disediakan beragam fasilitas pendukung di sepanjang rute Borobudur Marathon 2018, demi lebih menyalakan semangat peserta, dipajang sejumlah banner dengan tulisan-tulisan unik dalam bahasa Jawa dan Inggris. Diantaranya “Gebetanmu neng ngarep gaes, ndang cepet selak ketikung” artinya gebetan kamu berada di depan, cepat lari sebelum ditikung yang lain.

Jangan Sampe Ketangkap Basah Jalan via Twitter @lavivrie
Jangan Sampe Ketangkap Basah Jalan via Twitter @lavivrie

Ada juga “Ojo nganti tukang foto mbongkar aibmu gek mlaku” berarti jangan sampai kamu tertangkap basah berjalan oleh jepretan kamera fotografer. Kalimat-kalimat dukungan tersebut bertujuan agar peserta dengan semangat berlari, bukan berjalan, karena memang ini perlombaan lari.

Partisipasi Warga Desa di Rute Maraton

Badeg alias Air Nira via Instagram @masclink_kulineran
Badeg alias Air Nira Kelapa via Instagram @masclink_kulineran

Tidak hanya sebagai peserta lomba marathon, ada cara lain untuk ikut berpartisipasi pada kegiatan tahunan ini. Seperti yang dilakukan oleh warga di desa-desa di Kecamatan Borobudur yang merupakan rute maraton. Sebut saja penduduk Desa Wringinputih menyediakan badeg, merupakan minuman tradisional terbuat dari air nira kelapa serta camilan singkong rebus.

Clorot, Salah Satu Jajanan Tradisional yang Akan Disajikan via Shutterstock
Clorot, Salah Satu Jajanan Tradisional yang Akan Disajikan via Shutterstock

Warga Desa Wanurejo pun selain menyiapkan air mineral kemasan, juga menyediakan jajanan tradisional diantaranya ketan, clorot terbuat dari tepung beras dan santan bercitarasa manis, dan lainnya. Tidak hanya sebagai bentuk dukungan kepada sekitar 10 ribu peserta lari maraton, hal tersebut dilakukan bertujuan untuk mempromosikan potensi desa-desa tersebut.

Itulah informasi mengenai Borobudur Marathon 2018, kegiatan ini diharapkan juga bisa mendongkrak perekonomian setempat dengan lonjakan pelancong. Peserta itu sendiri maupun suporter. Kalau Teman Traveler apakah pernah mengikuti kompetisi serupa? Next

ramadan

Pantai di Indonesia dengan Laguna Alami, Sensasi Miliki Kolam Pribadi di Pinggir Laut Lepas

Ceritera Coffee & Brunch Bandung, Kedai Kopi dengan Suguhan Angin Kota Kembang Ini Wajib Kamu Kunjungi!