Berwisata di penjuru nusantara memang tidak pernah ada habisnya. Teman Traveler bisa jelajah alam seperti gunung, pantai, gua, dan lainnya. Tak hanya itu, coba sempatkan untuk singgah di 10 desa tenun di Indonesia. Tidak hanya sekedar lihat-lihat atau belanja, Teman Traveler pun dapat belajar menenun langsung dari ahlinya. Di mana sajakah tempat tersebut? Yuk simak ulasan berikut.
Baca juga : Waroeng Banjar Bahari di Balikpapan, Menu Unggulan Pisang Gapit dengan Cita Rasa Legit
Desa Sukarara, Lombok, NTB
Desa Sukarara merupakan salah satu tempat daerah destinasi wisata cukup tersohor di Lombok, terutama dengan kain songketnya. Berlokasi di kecamatan Jonggat, kabupaten Lombok Tengah. Desa ini pun tidak jauh dari wisata Lombok populer diantaranya Pantai Kuta Mandalika, Tanjung Aan, Desa Sade.
Desa Sukarara tidak hanya menghasilkan songket, namun juga tenun ikat terbuat dari katun dengan waktu pengerjaan kurang lebih 1 hari untuk panjang sekitar 3 meter. Teman Traveler bisa minta diajari membuat kain etnik tersebut, kemudian bisa belanja dengan siapkan biaya Rp25 ribuan sampai Rp3 jutaan. Tidak hanya kain tetapi juga produk hasilnya seperti baju.
Desa Sade, Lombok, NTB
Di Desa Sade, Pujut, Lombok terdapat budaya Sasak yang memiliki pola hidup berasal dari warisan turun temurun sejak ratusan tahun lalu. Banyak rumah adat masyarakat Sasak yang masih asli dan jauh dari kata modern. Desa ini menghasilkan kain tenun yang indah. Kaum perempuan Sasak wajib menguasai cara menenun sejak masih kecil. Karena itulah tradisi menenun masih bisa ditemukan di desa ini.
Para perempuan Sasak membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk menghasilkan satu kain tenun. Kain tenun khas Lombok ini bisa dijadikan oleh-oleh setelah berkunjung ke Desa Sade. Ada juga gantungan kunci dan asesoris. Kain tenun dari Desa Sade memiliki varian harga mulai dari Rp50 ribu hingga Rp400 ribu.
Desa Sulaa, Baubau, Sulawesi Tenggara
Desa tenun di Indonesia selanjutnya adalah Sulaa di kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Disebut juga dengan kampung tenun warna-warni, terletak di tepi laut dengan rumah-rumah yang dipenuhi mural. Mayoritas penduduk laki-laki desa Sulaa berprofesi sebagai nelayan, sedangkan sang istri menjadi penenun.
Satu kain tenun rata-rata dikerjakan memakan waktu hingga 7 hari. Teman Traveler bisa melihat secara langsung pembuatan kain tenun dengan cara tradisional. Sekalian memborong, siapkan saja budget Rp200 ribuan sampai Rp400 ribuan.
Desa Pajam, Pulau Kaledupa, Wakatobi
Desa Pajam di Pulau Kaledupa, kabupaten Wakatobi, provinsi Sulawesi Tenggara. Desa tenun di Indonesia ini menghasilkan dua jenis kain yaitu Ragi dan Laga. Ragi untuk laki-laki dengan motif kotak-kotak warna gelap, Laga bagi perempuan bercorak garis-garis warna terang.
Pewarna yang digunakan untuk mewarnai merupakan berasal dari tumbuh-tumbuhan di area desa. Seperti kunyit untuk warna kuning, serta nila menghasilkan warna biru. Satu rentang kain dihargai mulai dari Rp200 ribuan sampai Rp1 jutaan.
Desa Pringgasela, Lombok, NTB
Desa Pringgasela terletak di Lombok Timur, menenun kain dilakukan secara turun-temurun. Bahan yang digunakan berasal dari alam, termasuk pewarnanya. Demi menghasilkan warna coklat, digunakan kulit kayu, serta hijau dan kuning memanfaatkan dedaunan. Kain tenun di Desa Pringgasela dipakai untuk kegiatan sosial maupun ritual tertentu.
Media pembuat kain tenun di salah satu desa tenun di Indonesia ini adalah kayu, disebut Gedogan untuk membuat motif bernama Prane. Motif tenun dari desa ini diantaranya Belak Topat, Sakak, serta Sari menanti. Penenun membuat satu kain selama kurang lebih 1 bulan, dibanderol dengan harga Rp300 ribuan.
Desa Watublapi, Maumere, NTT
Teman Traveler yang singgah di salah satu desa tenun di Indonesia ini akan disambut dengan tarian dan nyanyian serta keramahan penduduknya. Desa Watublapi berada di kabupaten Sikka provinsi Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya dapat belajar cara membuat kain tenun yang umumnya dimanfaatkan sebagai kelengkapan seserahan pernikahan,upacara kematian, serta ritual adat lainnya.
Penduduk di desa ini pun selalu mengenakan sarung tenun. Produk kain tenun desa ini berupa sarung tangan, syal, ikat kepala, dan banyak lagi. Teman Traveler bisa siapkan budget Rp500 ribuan sampai Rp6 jutaan untuk memborongnya.
Desa Tenganan, Bali
Desa Tenganan merupakan salah satu destinasi wisata Bali yang menarik. Berlokasi di kecamatan Manggis kabupaten Karangasem. Kain tenun hasil desa Tenganan ini disebut Gringsing, yang ditenun dengan teknik dobel ikat.
Saat memasuki area yang disebut juga desa Tenganan Pegringsingan Bali ini, Teman Traveler dapat melihat perempuan menenun di semacam balai-balai dengan berjejer-jejer. Desa ini mampu menghasilkan kain tradisional yang tersohor bahkan sampai ke luar negeri. Satu kainnya dijual dengan harga mulai dari Rp200 ribuan.
Desa Wisata Gamplong, Jogja
Wisata Jogja tidak hanya deretan pantai, situs budaya, maupun kulinernya, terdapat desa wisata yang menghasilkan kerajinan tenun. Berlokasi di Padukuhan Gamplong desa Sumber Rahayu kecamatan Moyudan, kabupaten Sleman. Desa Gamplong membuat kain etnik ini dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Penduduk desa ini biasanya membuat kainnya untuk dipakai sebagai stagen, untuk melilit bagian perut perempuan saat memakai baju tradisional atau setelah melahirkan.
Teman Traveler yang singgah di desa Gamplong bisa belajar membuat kain tenun, didampingi langsung oleh penenun ahli di sini. Selain itu, warga desa Gamplong membikin beragam produk kerajinan anyaman. Seluruh hasil karya dipajang di suatu galeri yang memang dikhususkan untuk display produk. Umumnya dijual dengan harga Rp2 ribuan sampai Rp700 ribuan.
Desa Redontena, Pulau Adonara
Desa tenun di Indonesia ini berada di Pulau Adonara, kabupaten Flores Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa Redontena merupakan pusat tenun ikat Adonara, di mana penduduknya mulai diajari menenun semenjak usia sekitar 10 tahun. Ciri khas kain Adonara adalah motif garis-garis beragam warna.
Satu kain tenun yang disebu kewatak ini bisa diselesaikan dalam kurun waktu kurang lebih 1 minggu. Benang yang digunakan berasal serat kayu, kapas, sutra, dan lainnya. Kalau terbuat dari benang sutra, biasanya dijual dengan harga setidaknya Rp1 jutaan. Untuk jenis lain bisa siapkan budget mulai dari Rp140 ribuan.
Dusun Sulur Medan, Kabupaten Sambas
Kain tenun ini konon telah ada semenjak zaman Kesultanan Sambas. Dipakai saat pelaksanaan upacara adat seperti pernikahan. Desa Sulur Medan ini berada di kecamatan Sambas, kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Pembuatan kain tenun Sambas masih dipertahankan hingga kini baik oleh perempuan maupun laki-laki. Harga kain biasa mulai dari Rp1,5 jutaan sampai Rp1,8 jutaan. Kalau berbahan katun dapat mencapai Rp2,5 jutaan hingga Rp3,5 jutaan.
Sekian desa tenun di Indonesia yang telah diulas di atas. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengisi liburan sambil mengenal warisan budaya lebih dalam. Teman Traveler sudah pernah singgah di salah satu desa tersebut? Bagaimana pengalaman belajar menenunnya? Next