Momen mudik dan berkumpul bersama keluarga di kampung halaman menjadi kesempatan langka dan sangat berharga bagi perantau. Hal tersebut lantas melatarbelakangi munculnya gelaran Diaspora Banyuwangi. Acara ini merupakan ajang halal-bihalal bagi warga perantauan. Agenda tahunan tersebut masuk dalam rangkaian Festival Banyuwangi 2018 dan dihadiri banyak orang dari beragam latar belakang. Simak seperti apa menariknya lewat penuturuan kontributor Travelingyuk, Ariyanti Dwi Kumalasari, berikut ini.
Baca juga : Best White Sandy Beach in Gunungkidul Yogyakarta
Menggalang Solidaritas
Diaspora merupakan istilah untuk orang-orang yang lahir di dan berdarah Indonesia, namun tinggal di negara asing, baik untuk sementara maupun menjadi warga tetap. Acara Diaspora Banyuwangi sendiri dihadiri kurang lebih seribu warga perantauan. Tidak terbatas warga asli Banyuwangi, namun bisa juga mereka yang memiliki kecintaan terhadap Bumi Dewi Sri tersebut.
Tujuannya tidak lain untuk saling bersilaturahmi dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. Selain itu juga menjadi ajang menggalang solidaritas serta bertukar informasi antar warga.
Dimeriahkan Tokoh Nasional
Acara yang diselenggarakan tiap tanggal 3 Syawal tersebut juga dihadiri Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Sosok yang menjabat sejak 2014 tersebut merupakan putra daerah. Beliau lahir di Banyuwangi pada 2 April 1961.
Menurutnya Arief Yahya, Diaspora Banyuwangi merupakan kegiatan yang sangat positif. Pria berkumis tebal tersebut menjelaskan bahwa People to People Connection jauh lebih kuat dibandingkan Business Relation. Terlepas dari kehadiran Sang Menteri, perhelatan ini juga dihadiri oleh tokoh nasional lain dan para mahasiswa.
Kuliner dan Pertunjukan Budaya
Beragam kuliner khas Banyuwangi juga turut memeriahkan ajang silaturahmi tersebut. Aneka sajian makanan khas nan memanjakan lidah dipersiapkan. Ada Pecel Pitik, Rujak Soto, Nasi Cawuk, Lontong Sayur, hingga Sayur Kelor Sambal Sereh yang disajikan untuk tamu undangan.
Tamu undangan juga dimanjakan beragam atraksi seni budaya memikat. Rata-rata yang membawakannya adalah warga rantau, agar tidak hilang darah seninya. Bahkan ada yang rela mendatangkan pelatih seni dari Banyuwangi sejak berbulan-bulan sebelumnya. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk cinta Tanah Air, sekaligus upaya melestarikan budaya Indonesia meski di tanah rantau.
Itulah sedikit gambaran mengenai pesona dan daya tarik Diaspora Banyuwangi. Bagaimana dengan Teman Traveler yang lain, adakah budaya atau acara serupa di tempat asal kalian? Atau ingin mengikuti acara Diaspora Banyuwangi di tahun berikutnya? Next