Liburan telah tiba, saatnya memulai petualangan lagi. Kali ini perjalanan saya menuju sentra pembuatan kipas dari bambu yang terletak di Dusun Jipangan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Selain ramah lingkungan, kipas-kipas tersebut terlihat artistik karena dibuat secara manual. Simak ulasannya berikut ini!
Baca juga : Tanjung Kelayang, Magnificent Granite Formation on the White Sandy Beach
Menuju Lokasi
Untuk menuju lokasi, Teman Traveler sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi mengingat belum ada transportasi umum yang tersedia. Maklum, daerah ini termasuk pelosok. Kalian bisa mengandalkan aplikasi map online jika bingung. Secara geografis, Dusun Jipangan merupakan daerah pegunungan dengan hamparan sawah yang membentang. Suasananya pedesaan masih sangat terasa disini.
Berdiri sejak tahun 1980an
Banyaknya ketersediaan bambu wulung (bambu hitam) menjadi alasan utama Dusun Jipangan menjadi sentra kipas bambu. Selain itu, jenis bambu yang satu ini memiliki kelebihan yang mencolok dibanding jenis lain, yaitu lurus, tebal, dan bertekstur artistik.
Tempat ini sudah berdiri sejak tahun 1980an. Saat ini, usaha industri kecil ini diurus oleh generasi kedua alias anak-anaknya. Berawal dari sekadar mengisi waktu luang, tempat ini makin lama menerima banyak sekali permintaan. Karena itulah pengrajinnya makin banyak dan terkenal hingga sekarang.
Beda Tempat Beda Pengerjaan
Ada yang unik dari pembuatan kipas di sini. Untuk membuat sebuah kipas hingga berbentuk barang jadi, pengerjaannya dipisah di tempat yang berbeda. Mula-mula dari tempat pemotongan bambu, kemudian pembelahan, penjemuran, pengeleman, hingga finishing.
Sementara itu, pengerjaan tiap tahapan tidak dilakukan setiap hari. Semuanya masih dikerjakan secara manual. Alat yang digunakan pun terbilang sederhana, hanya pisau, gunting, dan bor manual.
Ada tiga jenis kipas
Ada tiga macam kipas yang dikerjakan di Dusun Jipangan ini. Beberapa di antaranya yaitu kipas souvenir, kipas undanngan, dan kipas dinding. Ukurannya pun beragam, dari kecil hingga jumbo. Bahan yang dipakai juga bervariasi tergantung permintaan.
Hal ini pula yang mepengaruhi harga masing-masing kipas. Untuk kipas souvenir dan undangan, harganya berkisar antara Rp2.000 hingga Rp 50.000. Sementara itu, untuk kipas dinding dipatok dari harga Rp50.000 hingga Jutaan Rupiah. Uniknya, para pemesan bebas membawa bahan dasar kipas, dengan minimal pemesanan 100 buah.
Inovasi yang dilakukan dilakukan
Selain memproduksi kips bambu, beberapa perajin juga membuat kipas dari kayu limbah mebel atau limbah proyek, misalnya di Banyu Biru Craft. Dari tangan dingin Pak Darmawan, limbah kayu tersebut diolah menjadi barang fungsional dan memiliki nilai jual.
Untuk harganya sendiri relatif sama dengan kipas bambu. Hanya saja saat dipegang, kipas kayu terasa lebih mantap digenggam dibanding kipas bambu. Selain itu, ada juga tempat tisu dari kayu.
Jika Teman Traveler merencanakan liburan, Dusun Jipangan bisa jadi alternatif pilihan. Selain bisa menelusuri tempat baru, kalian bisa belajar prakarya khas yang memberi nilai plus bagi wawasan diri. Akhir kata, selamat berlibur! Jangan lupa jelajahi wilayah Jogja lainnya! Next