Meski menyimpan potensi petaka yang tak bisa disepelekan, fenomena awan di sekitar gunung suguhkan pemandangan begitu mempesona. Beberapa bahkan menganggapnya sebagai daya tarik wisata tersendiri. Berikut ini adalah cantiknya beberapa fenomena awan di Gunung Merapi yang terjadi selama 2019.
Baca juga : Monumen Perjuangan TNI AU, Wisata Heroik di Bantul
1. Awan Melengkung
22 Desember 2019 muncul sebuah fenomena awan melengkung di kawasan Merapi. Menurut BMKG, kejadian ini dikenal dengan istilah roll cloud atau volutus cloud, jenis awan Arcus yang sangat jarang terjadi. Biasanya terbentuk karena aliran massa udara dingin bertemu dengan area bertemperatur lebih hangat.
Kondisi ini tidak berbahaya selama awan dan langit tidak berwarna gelap dan tebal. Jika kondisi seperti itu terjadi akan menimbulkan hujan lebat, badai, kilat, petir dan angin kencang maupun puting beliung.
2. Topi Awan atau Lentikular
Gunung Merbabu, Lawu, dan Arjuno sempat mengalami fenomena topi awan atau lentikular. Kejadian ini biasanya muncul antara pagi atau sore hari, lantaran gunung-gunung tersebut mendapat terpaan angin lokal dalam udara relatif lembab dan bersuhu lebih dingin. Awan ini bersifat stasioner, dengan pusaran yang menetap di satu tempat dan bisa bertahan selama beberapa jam bahkan berhari-hari.
Fenomena ini memang terlihat indah dan menakjubkan, namun sebetulnya merupakan pertanda malapetaka. Keberadaannya biasa diiringi hembusan angin setingkat badai. Jika ada pesawat melintas di dalamnya, dipastikan mengalami turbulensi dan kehilangan ketinggian dengan cepat.
3. Awan Menyerupai Lensa
Awan menyerupai lensa atau Altokumulus Lentikularis umumnya ditemukan di daerah pegunungan. Biasanya terbentuk karena arus udara bergerak di dekat gunung, pergerakan ini dibelokkan oleh gunung. Berubah menjadi berputar sehingga membentuk kumpulan massa awan dengan bentuk seperti berputar, menyerupai piring terbang atau lensa. Keadaan ini bisa menyebabkan turbulensi pada pesawat.
4. Wedhus Gembel
Wedhus gembel atau awan panas merupakan awan yang akan muncul saat meningkatnya aktivitas seismik dan mulai terlihat kejadian vulkanik. Status gunung menjadi waspada, namun butuh waktu untuk terjadinya erupsi. Tetapi masyarakat sekitar dan para pendaki dianjurkan menjauh sekitar 3 km yaitu jarak aman dari lava pijar.
Mengantisipasi jika ada letusan eksplosif kecil dengan lontaran material yang bisa mematikan dengan jangkauan 1,5 km. Namun, keindahan fenomena awan ini sering menjadi daya tarik wisatawan.
Demikian fenomena awan di Gunung Merapi selama 2019 ini. Tetap waspada dan berhati-hati bagi Teman Traveler yang hobi mendaki, kenali status terakhir pada gunung-gunung yang akan didaki. Next