Terdapat pemandangan yang menarik di Bagansiapiapo, Riau. Ribuan orang bergerumbul memadati sebuah kapal berukuran cukup besar yang terbakar. Ternyata ini merupakan tradisi rutin masyarakat Bagansiapiapi, Bakar Tongkang namanya. Sebuah kegiatan unik yang setiap tahun berlangsung di Bagansiapiapi.
Baca juga : Mengejar Senja di Galian Medio Raya Batam, Pesona Indah Tanpa Biaya
Mampu Tarik 69.000 Wisatawan
Tahun ini Festival Bakar Tongkang berlangsung meriah. Wisatawan domestik dan mancanegara tercatat mencapai angka 69.000 yang masuk ke Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Data yang dikumpulkan oleh jajaran panitia tersebut didapatkan dari jumlah kamar hotel serta jalur pintu masuk transportasi.
Ritual Ini Dimulai Semenjak tahun 1820
Tradisi ini telah dimulai sejak tahun 1820, saat mayarakat Tionghoa mulai masuk ke Bagansiapiapi. Ritual Bakar Tongkang juga menjadi salah satu momen dimana masyarakat Tionghoa berjanji akan mengembangkan diri di daerah ini. Hingga saat ini Festival Bakar Tongkang dilangsungkan untuk memperingati hal tersebut.
Sebuah Filosofi untuk Memulai Kehidupan yang Baru
Sejarahnya tradisi ini dilakukan masyarakat Tionghoa dari Fujian saat sampai di daratan Bagansiapiapi setelah hilang arah di lautan. Setelah berhasil berlabuh, mereka membakar kapal yang ditunggangi sebagai simbol untuk melupakan suka dan duka. Ritual ini juga dilakukan sebagai simbol mereka akan membangun kehidupan baru di tempat ini.
Sempat Dilarang di Indonesia
Namun sayang, semua tidak berjalan mulus. Tradisi ini sempat dilarang berlangsung di Indonesia. Karena pertimbangan politik, kegiatan ini dilarang pada masa orde baru. Namun saat Gus Dur mempimpin Indonesia, larangan terhadap ritual ini di cabut. Sehingga saat ini kamu tetap dapat menyaksikan Bakar Tongkang berlangsung.
Karena keragaman suku dan ras hidup di Indonesia, tak heran jika berbagai macam budaya dapat ditemukan di sini. Sebagai penduduk negara yang masih berbudaya, kita layak pantas dong berbangga dengan Indonesia? Next