Bagi teman traveler yang mengikuti kisah cinta Rangga dan Cinta, pasti sudah tidak asing lagi dengan Gereja Ayam. Yah, bangunan unik dengan desain serupa ayam ini memang pernah menjadi lokasi syuting film “Ada Apa Dengan Cinta” seri kedua. Sebenarnya, lokasi wisata yang ada di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Magelang Jawa Tengah ini merupakan rumah doa Bukit Rhema.
Baca juga : Mengenal Scuba Diving, Wisata di Samudera Sambil Olahraga
Lokasinya juga cukup tersembunyi di area perbukitan dan hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari Candi Borobudur. Meski demikian, untuk mencapai Gereja Ayam kita perlu mendaki bukit yang cukup melelahkan. Meski terbilang menantang, jalur menuju Gereja Ayam juga dihiasi dengan pepohonan rindang dan udara yang sejuk. Jadi, sangat cocok sekali kita jadikan sebagai alternatif berolahraga sembari berwisata.
Desain bangunan menyerupai seekor ayam yang tengah duduk di tanah dengan kepala memakai mahkota. Maka tak heran, banyak orang menyebutnya gereja ayam. Bangunan ini didirikan oleh Daniel Alamsyah, yang merupakan seorang pemuda kristiani kelahiran Lampung tahun 1943 silam.
Sebelum membangun Gereja Ayam, Daniel merasa mendapat panggilan Tuhan untuk membangun sebuah rumah ibadah berbentuk burung merpati untuk seluruh umat. Karena latar belakang Daniel yang seorang kristiani, orang-orang pun menyebut rumah doa tersebut gereja. Selain itu, banyak orang yang merasa bangunan tersebut lebih menyerupai seekor ayam sehingga terkenal dengan sebutan Gereja Ayam.
Rumah doa tersebut dibangun sekitar tahun 1991 hingga 1995, dan berhasil menarik perhatian banyak wisatawan sejak tahun 2000an. Di dalam bangunan ini tersedia ruang besar dengan bilik-bilik untuk berdoa. Di salah satu sudut ruangan juga terdapat papan harapan, di mana para pengunjung bisa menuliskan harapan mereka di atas kertas dan menempelkannya di papan tersebut.
Bangunan tersebut juga memiliki ruang bawah tanah yang diperindah dengan lukisan-lukisan artistik yang penuh dengan pesan moral. Untuk memasuki Gereja ayam, kita cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 15.000 saja. Harga terjangkau tersebut juga termasuk gratis makanan tradisional berupa singkong goreng.
Jadi, kita bisa menikmati indahnya pemandangan sekitar sembari mencicipi gurihnya singkong. Di bagian atas bangunan pun juga tersedia cafe yang menyajikan berbagai makanan dan minuman, termasuk kopi khas dari berbagai daerah di Indonesia yang cocok untuk menghangatkan tubuh di tengah dinginnya udara perbukitan.
Selain untuk berdoa, kita juga bisa menikmati matahari terbit di puncak bangunan gereja. Dari pucak bangunan, mata kita juga dimanjakan oleh keindahan perbukitan yang dihiasi dengan kemegahan Candi Borobudur, Gunung Merapi, Gunung Merbabu dan eksotisme kota Magelang. Next