in , ,

Berwisata ke Gereja Katedral Jakarta, Tempat Ibadah Sekaligus Museum

Menelusuri Gereja Katedral yang Berusia 2 Abad

Gereja Katedral Jakarta (c) Denah Lucky Sari/Travelingyuk
Gereja Katedral Jakarta (c) Denah Lucky Sari/Travelingyuk

Jakarta mempunyai beragam bangunan yang menggambarkan Indonesia di zaman kolonial Belanda. Selain Kota Tua, ada pula Gereja Katedral Jakarta di kawasan Pasar Baru. Bukan hanya tempat ibadah, terdapat sudut yang juga berfungsi sebagai museum. Pengin tahu perjalanan gereja satu ini? Simak ulasan berikut.

Baca juga : Warung Dhahar Blora, Coba Kikil Kuah Pedas yang Khas Banget

Museum Gereja Katedral

dsc_0310_caf.JPG
Ilustrasi sejarah (c) Denah Lucky Sari/Travelingyuk

Saya awalnya sangat penasaran dengan bangunan Gereja Katedral. Kemudian mencari tahu izin untuk masuk ke dalam Gereja lewat google maps(di kolom tanya jawab). Walaupun saya muslim, jawaban dari pertanyaan saya di respon sangat hangat dan cepat oleh guide atau orang yang pernah berkunjung kesana . Jadi senang rasanya bertoleransi umat beragama.

Awal masuk kita wajib mengambil kartu visitor yang dimana harus memberikan KTP kepada security. Baru bisa di izinkan masuk ke dalam. Di karenakan sedang ada pembangunan dan renovasi, banyak sisi sisi yang di tutup untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan. 

Tujuan pertama saya mengunjungi museum yang berada di sebelah kiri gereja. Tak lupa untuk mengisi buku tamu. Kita di izinkan foto foto dan menelusuri sejarah yang di tampilkan dalam museum. Museum terdiri dari 2 lantai. 

dsc_0316_aiL.JPG
Pendiri dari masa ke masa (c) Denah Lucky Sari/Travelingyuk

Kemudian saya beranjak masuk ke dalam gereja katedral. Awalnya sempat ragu, karena tidak di izinkan masuk oleh security ketika menukar kartu visitor tadi. Tapi saya mencoba bertanya petugas yang lainnya, dan akhirnya di izinkan masuk ke dalam walaupun saya muslim dan memakai hijab. 

Gereja Katedral Jakarta
Interior dalam Gereja Katedral (c) Denah Lucky Sari/Travelingyuk

Dibangun Sejak Masa Hindia Belanda

Gereja Katedral Jakarta
Kursi gereja Katedral untuk beribadah (c) Denah Lucky Sari/Travelingyuk

Pembangunan Gereja Katedral dimulai ketika Paus Pius VII mengangkat pastor Nelissen sebagi prefek apostik Hindia Belanda pada 1807. Saat itulah dimulai penyebaran misi dan pembangunan gereja katolik di kawasan nusantara, termasuk di Jakarta.

Setelah berpindah gereja beberapa kali, Umat Katolik mendapat pemberian sebidang tanah yang berlokasi di sebelah barat laut Lapangan Banteng dekat pintu air sebagai pengganti rumah bambu. Pihak gereja pun memohon kepada pemerintah Batavia untuk memberikan sebuah bangunan kecil yang berlokasi di jalan Kenanga di kawasan Senen untuk dijadikan gereja Katolik.

Bangunan tersebut milik Gubernemen yang sudah dibangun sejak 1770 oleh Cornelis Casteleijn di bawah pengawasan Gurbernur Van Der Parra. Namun terjadi kebakaran hebat, walaupun Gereja tidak terkena dampak api tersebut. Kemudian Gereja Katedral di bangun di atas rumah dinas para gurbernur jenderal yang telah kosong. 

Sudut-sudut Indah di Gereja Katedral Jakarta

dsc_0358_cUN.JPG
ruang dalam gereja Katedral (c) Denah Lucky Sari/Travelingyuk

Dibangun oleh arsitek bernama Ir MJ Hulswit, bangunan Gereja Katedral dilengkapi daun pintu yang menjulang tinggi dan banyak jendela. Jendela-jendela tersebut dihiasi dengan lukisan yang menjelaskan tentang peristiwa jalan salib yang pernah dialami oleh Yesus Kristus.

Tepat di bawah lukisan tersebut, di bagian kanan dan kiri gereja terdapat bilik-bilik yang digunakan sebagai tempat untuk pengakuan dosa. Sementara di bagian depan terdapat altar suci pemberian dari Komisaris Jenderal Du Bus de Gisignies. Meski sudah berumur tua, meja altar tersebut masih digunakan sebagai altar utama dalam berbagai misa.

Lokasi Gereja Katedral

Gereja Katedral Jakarta
Tampak Depan Gereja Katedral (c) Denah Lucky Sari/Travelingyuk

Lokasi Gereja Katedral bersebrangan dengan Masjid Istiqlal. Menandakan bahwa dari dulu bangsa Indonesia sangat bertoleransi dengan yang berbeda agama. Terlihat sampai sekarang, apabila ada hari hari besar yang sedang di rayakan, umat selain agama katolik menjaga ketertiban di sekitar gereja.

Bila Teman Traveler suka dengan wisata sejarah, maka masukkan Gereja Katedral Jakarta ke dalam daftar kunjung, ya. Jadi kapan liburan lagi? Next

ramadan

Ingin Wajah Glowing dan Bebas Jerawat Selama Traveling? Ikuti 5 Tips Ampuh Ini!

Menyusuri Suasana Magis dan Sakral di Dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat