in , ,

Gunung Masurai Jambi, Surganya Pendaki Sleeping Mountain

Pesona Indah Gunung Masurai di Jambi

Pemandangan Gunung Masurai
Pemandangan Gunung Masurai (c) Wildan Carbon/Travelingyuk

Bentangan Bukit Barisan di Jambi memiliki potensi keindahan alam melimpah. Mulai dari gunung, danau, air terjun, gua, arung jeram, dan masih banyak lagi. Sayangnya ada banyak daerah indah di sekitar sana yang belum banyak diketahui masyarakat luas. Gunung Masurai salah satunya.

Baca juga : 5 Pilihan Air Terjun di Nganjuk, Traveling yang Segar-segar Yuk

Gunung Masurai masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Secara administratif posisinya mencakup tiga desa di Kabupaten Merangin, yaitu Desa Jangkat, Sungai Lalang, dan Sungai Tenang. Yuk, cerita perjalanan saya menjelajah gunung Indonesia satu ini. Sudah, siap?

Perjalanan Menuju Masurai

Agar bisa sampai di kaki gunung, Teman Traveler bisa memulai perjalanan dari Jambi menggunakan kendaraan umum. Ambil jurusan Bangko, ibu kota Kabupaten Sarolangun, dengan perjalanan kurang lebih selama enam jam. Tarifnya berkisar antara Rp90.000 sampai Rp130.000 per orang.

Begitu sampai di Bangko, Teman Traveler bisa naik angkutan menuju Desa Sungai Lalang. Desa ini sekaligus menjadi desa terakhir sebelum titik awal pendakian. Biaya transportasi menuju Sungai Lalang sekitar Rp50.000 per orang.

Termasuk ‘Gunung Tidur’

Panorama Gunung Hulu Nilo dan Sumbing (c) Wildan Carbon/Travelingyuk

Meski tidak sepopuler Kerinci atau Gunung Tujuh, bukan Masurai tidak menyimpan keindahan. Gunung dengan ketinggian 2935 mdpl ini
termasuk kategori sleeping mountain (gunung tidak aktif), dengan pesona alam mempesona. Bagi pendaki yang ingin menikmati suasana gunung di wilayah tropis, wisata Jambi ini adalah surganya.

Pesona Dua Danau

Danau Mabuk (c) Wildan Carbon/Travelingyuk

Gunung Masurai dihiasi dua danau, yaitu Danau Mabuk (2533 mdpl) dan Danau Kumbang (2430 mdpl). Posisi keduanya berdampingan, hanya
dibatasi punggung bukit.

Danau Kumbang termasuk tujuan populer dan sering dikunjungi di tengah-tengah perjalanan mendaki Masurai. Dari jalur pendakian jaraknya hanya sekitar 30 menit. Selain itu juga terdapat lahan landai untuk mendirikan tenda. Pendaki bisa beristirahat sambil menikmati ketenangan di pinggir danau. Bahkan tak sedikit pula yang menjadikan danau seluas 23,55 ha ini sebagai destinasi utama.

Di sisi lain, Danau Mabuk juga menyimpan pesona tak kalah memukau. Meski memang harus diakui bahwa perjalanan menuju sini bakal makan waktu lebih lama. Inilah yang menyebabkan Danau Mabuk jarang dikunjungi para pendaki. Jalur yang harus dilalui pun lumayan sulit dan tertutup.

Tiga Puncak Masurai

Masurai memiliki tiga puncak, yaitu Puncak Satu (2600 mdpl), Puncak Lancip (2750 mdpl), dan Puncak Utama (2935 mdpl). Butuh waktu sekitar
delapan jam untuk sampai di Puncak Satu, tergantung beban dan kecepatan langkah. Jalurnya sendiri termasuk menantang. Tidak ada terlalu banyak jalan landai.

Sementara untuk menuju Puncak Utama dari Danau Kumbang memerlukan waktu sekitar dua jam. Nantinya pendaki akan sampai di sebuah pelataran seluas empat kali empat meter. Puncak Utama wajib dilewati jika ingin menuju Puncak Lancip.

Puncak Lancip sendiri sejauh ini jarang dikunjungi pendaki. Jalur menuju sana termasuk sulit dan jalur yang bisa dilalui sudah mulai tertutup vegetasi sekitar.

Panorama Gunung Hulu Nilo dan Sumbing

Gunung Masurai (c) Wildan Carbon/Travelingyuk

Selain Masurai, Kabupaten Merangin juga memiliki gunung lain yang belum diketahui masyarakat luas. Ada Gunung Hulu Nilo dengan ketinggian 2507mdpl dan Gunung Sumbing dengan ketinggian 2469mdpl. Teman Traveler bisa menikmati panorama kedua gunung tersebut di Puncak Satu Masurai, dengan catatan cuaca sedang cerah.

Pemandangan ini yang kerap jadi daya tarik pendakian Masurai dan kerap dinanti para pendaki. Benar-benar luar biasa dan tiada duanya. Pantang dilewatkan.

Atmosfer Tenang Khas Gunung

Jalur pendakian (c) Mapala Siginjai

Dibanding gunung populer lainnya, Masurai termasuk cukup sepi. Saat perjalanan menuju puncak, Teman Traveler bakal jarang menemui pendaki lain. Namun justru ini yang jadi daya tarik. Kalian bisa lebih bebas menikmati suara kicauan burung, aroma lumut basah nan khas, sereta ketenangan alam yang takkan dijumpai di daerah perkotaan.

Gunung Tak Aktif Bebas Lintah

Lintah atau kerap dikinal dengan istilah pacet adalah binatang kecil di hutan tropis yang kerap menempel dan mengisap darah manusia. Keberadaan pacet kerap mengganggu para pendaki karena banyak dijumpai di gunung tidak aktif.

Namun berbeda halnya di Gunung Masurai. Meski termasuk sleeping mountain, di sini Teman Travelr takkan menemukan lintah atau pacet. Pendakian menuju puncak dijamin bakal nyaman dan bebas gangguan.

Itulah sederet keindahan dan keunikan yang ditawarkan Gunung Masurai. Suasana tenang, jalur menantang, serta keberadaan dua danau mempesona, membuat gunung tidur ini bisa jadi pilihan tepat untuk bertualang di akhir pekan. Tapi ingat, nikmati semua keindahan yang ada dengan bijak dan jangan sampai menjadi perusak. Next

ramadan
Menginap seru di Home Hostel Osaka

Home Hostel Osaka, Bagai Menginap di Saudara Sendiri

Gelato di Bli Puthu Kediri

Bli Puthu Kediri, Nikmatnya Gelato Resep Turun-temurun