Makanan sejuta umat ini pastinya menjadi pilihan teman traveler dikala mendesak. Tiap rumah bakal tersedia beberapa bungkus mie instan sebagai jaga jaga ketika lapar melanda dimalam hari. Meski menjadi sajian favorit banyak orang, namun baru-baru ini media sosial diramaikan dengan kabar naiknya harga mie instan menjadi tiga kali lipat. Banyak kalangan masyarakat luas mulai gusar dan merasa sedih. Tidak hanya bahan pokok, namun semua bahan dan barang mengalami kenaikan.
Baca juga : 5 Ayam Goreng Populer di Jogja, Pilihan Santapan Legendaris yang Sulit Ditampik Enaknya
Namun kabar ini ternyata dibantah oleh manajemen PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Franciscus Welirang. Kabar ini tidaklah benar, komponen mie instan ini tidak hanya berbahan dasar terigu saja, sehingga tidak akan berpengaruh besar terhadap harga jual mie instan di nusantara.
“komponen mie instan kan bukan hanya terigu saja, komponen terigunya juga tidak besar-besar amat” kata Franciscus, Rabu (10/8/2022) dilansir dari Kompas.com. Dengan demikian bos besar Indofood ini mengatakan kenaikan harga gandum tidak membuat harga mie instan naik hingga tiga kali lipat. Bos ini mengutarakan kembali ” Coba cabai kemarin naik tinggi, emang harga mie ikut naik? Padahal kan ada cabai dalam proses pembuatannya. Terus pas harga minyak goreng naik, mie emang naik kan tidak. Jadi memang enggak begitu berdampaklah,” sambungnya.
Dalam suplier terigu yang termuat didalam Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) juga mengatakan bahwa alur pendistribusian dan stok terigu masih aman, tidak adanya keluhan akan tersendatnya distribusi terigu.
Sebelumnya trend ekstrem ini tersebar dimedia sosial lantaran pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan harga mi instan bakal naik 3 kali lipat sehingga berpengaruh naiknya harga gandum dari dampak perang Rusia-Ukraina. Beliau menjelaskan kurang lebih 180 juta ton gandum di Ukraina tidak bisa keluar dari negara tersebut. Sementara Indonesia menjadi salah satu negara yang bergantung pada impor gandum.
“Jadi hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat itu. Maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini,” ujar Mentan dalam webinar Strategi Penerapan GAP Tanaman Pangan Memacu Produksi Guna Antisipasi Krisis Pangan Global, Senin (8/8/2022). Lebih lanjut Mentan mengatakan, ketersediaan gandum dunia sebetulnya ada, namun karena konflik global tersebut membuat masalah pada rantai pasok sehingga berimplikasi pada harga gandum yang menjadi mahal.
Dampak ini beberapa pakar hingga Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif menghimbau kepada masyarakat pelaku usaha, agar tetap berinovasi dan menyiapkan berbagai macam strategi agar tetap bersaing dalam UMKM sehingga tidak terancam akan kenaikan harga bahan pokok. Dan untuk masyarakat luas, untuk selalu mengoptimalkan sumber pangan yang tersedia sehingga tidak bergantung dengan bahan baku impor.