Teman traveler yang kerap bepergian dari Malang ke Surabaya melalui jalur Lawang pasti sering melihat hotel berwarna oranye di kiri jalan dengan nuansa art deco. Hotel klasik lima lantai yang sering kalian lihat itu namanya Hotel Niagara Lawang.
Baca juga : Cantiknya Gugusan Pulau Tawale, Serasa Surga Tersembunyi di Halmahera Selatan
Banyak rumor beredar mengenai hotel ini, kebanyakan berbau mistis. Padahal Hotel Niagara sangat nyaman disinggahi. Pengunjung bahkan bisa melihat testimoni berbingkai dari tamu yang telah menginap sebelumnya di dinding hotel. Yuk, kenali lebih jauh hotel klasik dengan harga terjangkau ini.
Sejarah Hotel Niagara Lawang
Hotel Niagara berdiri sejak tahun 1890-an di Lawang, Kabupaten Malang. Lawang tempo dulu dikenal sebagai kota peristirahatan bagi bangsa Belanda. Udaranya sejuk karena terletak di dataran tinggi. Pemandangan Kota Lawang pun sangat indah, tak pelak banyak orang yang membangun rumah peristirahatan di sini.
Hotel Niagara mulanya adalah villa keluarga Liem Sian Joe yang dirancang oleh arsitek Brasil yang bernama Fritz Joseph Pinedo. Tuan Fritz ini juga membidani bangunan CCCL Surabaya alias Pusat Kebudayaan Perancis. Waktu itu Hotel Niagara adalah bangunan tertinggi di Asia.
Sungguh sayang villa ini hanya ditempati hinggan tahun 1920-an saja karena keluarga Liem Sian Joe memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan menetap di Belanda. Akhirnya pada tahun 1960 bangunan ini dijual kepada pengusaha asal Surabaya yaitu Ong Kie Tjai dan berganti nama menjadi Hotel Niagara.
Dominasi Marmer dan Kayu
Hotel Niagara Lawang interiornya didominasi oleh ornamen kayu dan marmer. Kayu yang dipakai tentunya kayu jati berkualitas tinggi karena setelah ratusan tahun masih tetap awet dan bagus. Lantainya sendiri menggunakan marmer berhias sehingga memperkental nuansa art deco.
Setiap lantai memiliki motif hiasan yang berbeda, sangat unik dan menarik. Nuansa art deco juga jelas terlihat pada tangga hotel. Kombinasi warna dan teraso di pijakan anak tangga, membuat tampilan hotel ini semakin dinamis namun tetap klasik.
Tak hanya itu, dinding keramik yang dipergunakan oleh hotel ini kabarnya langsung diimpor dari Belgia saat proses pembangunan gedung ini berlangsung. Tak heran pembangunan Hotel Niagara setinggi 35 meter ini memakan waktu hingga 15 tahun! Material yang dipakai semuanya kualitas nomor satu.
Fasilitas Hotel Niagara Lawang
Hotel art deco klasik ini total memiliki 26 kamar dengan ukuran 5×6 meter. Namun, hanya 14 kamar yang bisa dipakai. Ada lima tipe kamar di hotel ini, antara lain Classic Room dan Standard Room yang harganya di bawah Rp 200 ribu. Ada juga Superior Room, Family Room, dan Deluxe Room.
Kamar mandi hotel ada yang di luar dan ada juga yang letaknya di dalam kamar. Sebenarnya sih karena memang tidak didesain untuk hotel, seluruh kamar mandi terletak di luar. Setelah renovasi, baru ditambahkan kamar mandi dalam. Jadi, kamar mandi di dalam kamar adalah bangunan baru di dalam hotel ini.
Hotel Niagara juga sudah dilengkapi dengan fasilitas wifi di dalam kamar, televisi satelit, layanan resepsionis 24 jam, area parkir yang luas, serta perlengkapan kamar mandi.
Menarik bukan, informasi mengenai akomodasi Malang satu ini? Yuk, menginap di Hotel Niagara Lawang! Hotel klasik bernuansa artdeco dengan harga terjangkau di kaki Gunung Arjuna.
Next