Sejak film Laskar Pelangi meledak di pasaran, Pulau Bangka dan Belitung seperti mendapat ‘rezeki’ berlimpah. Potensi wisatanya yang banyak membuat daerah ini mendapat kunjungan banyak wisatawan. Supaya Teman Traveler bisa berlibur dengan seru dan menyenangkan, berikut saya tulis itinerari 2D1N di Bangka, dijamin memuaskan!
Baca juga : Super Lezat! Berikut 5 Makanan Khas Wakatobi yang Terkenal
Hari 1: Membiru di Danau Kaolin Air Bara, Bangka Tengah
Ketika tiba di Bandara Depati Amir, Bangka, saya langsung melesat menuju Danau Kaolin Air Bara di daerah Bangka Tengah. Danau ini, yang disebut warga lokal dengan nama ‘Camoi Aek Biru’, merupakan sebuah danau yang terbentuk akibat bekas galian tambang, lalu terisi oleh air sehingga membentuk sebuah danau berwarna biru kehijauan.
Jalan menuju lokasi ini sangat mudah diakses karena sudah beraspal, hanya saja saya harus masuk lebih dalam lagi ke kawasan ini. Karena sedikit licin, maka saya harus berhati-hati.
Saran saya, lebih baik Teman Traveler tidak berkunjung saat siang hari karena sinar matahari yang begitu menyengat kulit. Tanah putih mengelilingi danaupun juga licin dan gampang amblas, sehingga kalian harus lebih berhati-hati.
Untuk tiket masuknya, saya hanya perlu membayar tiket parkir kendaraan saja.
Kemah Ceria Semalaman di Pantai Matras, Sungailiat
Setelah puas menjelajah Danau Kaolin, itinerari 2D1N di Bangka selanjutnya adalah berjalan menuju kawasan Sungailiat. Daerah ini memang dikenal memiliki pantai yang indah. Nah, sayapun memilih memasang tenda untuk bermalam di spot yang agak tersembunyi, yaitu Pantai Matras.
Pada umumnya, pantai ini memiliki pasir putih layaknya pantai pada umumnya. Bedanya terletak pada air pantainya yang berwarna hijau tosca. Selain itu, batuan granit besar yang tersebar di sepanjang pantai seperti menghiasi daerah tersebut menjadi lebih cantik.
Pantai Matras sendiri merupakan pantai terpanjang di Pulau Bangka. Letaknya bersebelahan dengan Pantai Parai Tenggiri yang sudah terkelola dengan sangat baik. Spot ini cukup nyaman dan indah untuk menikmati pemandangan pantai esok pagi.
Saat matahari terbit esoknya, keindahan pantai menjadi terlihat jelas. Hamparan batu-batu besarnya seakan penjadi pelengkap dari indahnya langit biru dan tenangnya air pantai. Dari jauh terlihat sebuah pohon dengan bentuk unik yang berdiri berdampingan dengan granit besar di tengah laut. Sungguh cantik!
Hari 2: Pantai Turun Aban, Pantai Tenang di Timur Bangka
Pada hari terakhir di Bangka ini, saya putuskan untuk berjalan ke pantai lainnya dengan harapan bisa menyusuri beberapa pantai indah lainnya yang berada di Sungailiat.
Tak jauh dari Pantai Parai, terdapat Pantai Turun Aban yang juga tak kalah menawannya. Batuan granitnya terlihat lebih besar dan unik. Pantai ini diapit oleh daratan berbentuk tanjung dbeserta tumpukan dua batu raksasa yag menjorok ke arah Laut Cina Selatan.
Hamparan pasir di pantai ini memang tidak terlampau panjang layaknya Pantai Matras di sisi utaranya. Pantai Turun Aban lebih menyerupai teluk dalam ukuran mini yang dijaga oleh dua granit raksasa. Ombaknya pun realtif cukup tenang sehingga aman untuk berenang.
Entah karena kedatangan saya yang terlalu pagi, saya tidak ditarik biaya apapun untuk masuk ke Pantai Turun Aban, hanya sekadar parkir kendaraan. Tak lupa saya menyempatkan makan di salah satu warung kecil dekat sana dengan menu lontong seharga Rp10.000/porsi.
Melihat ‘Penyu’ di Pantai Romodong, Belinyu
Jarak menuju daerah Belinyu dari Sungailiat memakan waktu sekitar satu jam. Tujuan selanjutnya melihat salah satu ikon dari daerah Belinyu yaitu Pantai Romodong. Pertama kali datang ke sini, tidak ada sedikitpun sampah plastik yang saya lihat. Semuanya terlihat bersih dan indah dengan pasir putihnya.
Menyusuri ke setiap sisi, saya menemukan hal unik dari granit di Pantai Romodong, yaitu sebuah batu besar yang dari kejauhan mirip sekali dengan bentuk penyu. Daya tarik inilah yang mendorong Pantai Romodong sebagai salah satu daftar wisata wajib yang harus dikunjungi ketika ke Bangka.
Oh, ya! Dalam perjalanan pulang dari Pantai Romodong, saya melihat sebuah hutan dengan pohon-pohon tinggi yang sudah kering dan gugur di seberang jalan. Sejenak saya mengintip ke hutan yang dipenuhi dengan rumput liar ini, kemudian berhenti dan mengambil foto di sana. Sungguh jeli memang mata saya melihat sesuatu yang indah!
Melihat Eksotisme Red Hill yang Belum Terekspos
Walaupun sama-sama berasal dari bekas galian timah seperti Danau Kaolin, Danau Ampar atau yang lebih dikenal dengan ‘Red Hill‘ ini belum tenar di telinga wisatawan. Agak terbilang sulit menemukan lokasi ini, terlebih dengan akses jalan yang agak sempit dan berada di area pertambangan.
Melihat pemadangan Red Hills mengingatkan saya pada Sedona, Grand Canyon di Arizona. Penuh dengan tanah dan bebatuan merah, namun sangatlah kece!
Agak sulit memang untuk bisa ke atas gundukan tanah merah itu. Kaki saya harus lihai melompat dengan hati-hati dari satu celah tanah ke tanah lain. Kemiringannya pun cukup curam, terlebih dengan tekstur tanah yang licin ketika hujan.
Dari atas, saya bisa melihat sebuah danau berukuran sedang dengan warna tosca, namun semakin ke tepi, warna airnya semakin bening. Sangat indah!
Pesisir Matras Basecamp: Rumah Singgah Untuk Backpacker di Sungailiat, Bangka
Awalnya, saya berencana untuk menumpang tidur semalam di sebuah rumah singgah daerah Sungailiat. Lumayan, daripada menyewa hotel.
Rumah singgah tersebut bernama Pesisir Matras Basecamp yang berlokasi di dekat Pantai Matras, Sungailiat. Setelah berdiskusi dengan Mas Tri, salah seorang pengurus basecamp, dia memberi saran untuk coba bermalam di tenda sekitar Pantai Matras agar mendapatkan sensasi yang lebih seru. Wah, yang mana bisa saya tolak, dong!
Untuk kebutuhan mandi keesokan harinya, saya bisa menumpang di rumah singgah tersebut. Semuanya gratis, dong! Rumahnya cukup luas dan pengurusnya pun sangat ramah.
Demikian itinerari 2D1N di Bangka yang bisa jadi inspirasi Teman Traveler. Jangan lupa kalau lagi mampir ke sini, cobalah makanan khas Bangka yang terkenal enak dan nagih! Next