Makanan khas Bandung yang bernama bandros masuk kategori sejenis kue. Tapi setelah sampai ke telinga Orang Jawa khususnya Solo, kue ini mempunyai nama baru yaitu gandos. Dalam Bahasa Jawa terdapat bahasa gaul kalangan anak muda ‘jos gandos’ berarti dalam Bahasa Indonesia ‘top banget’. Sama seperti kue satu ini, meskipun tampilannya sederhana tapi rasanya gandos alias enak sekali.
Baca juga : Goa Kebon, Wisata Alam Jogja yang Belum Banyak Diketahui Orang
Sampai sekarang gandos masih diperjualbelikan oleh Bapak Aan yang ternyata berasal dari Bandung. Beliau menggeluti bidang kuliner tradisional ini selama kurang lebih 20 tahun. Menurut pengakuannya, beliau awalnya hanya ikut-ikut temannya yang ada di Bandung jualan bandros. Kemudian beliau pindah ke Jawa Tengah masih tetap dengan pekerjaan yang sama, yaitu menjual sekaligus memperkenalkan kue asal Kota Kembang ini meskipun entah bagaimana bisa berubah nama menjadi gandos. Beliau berjualan seharian penuh, dari jam 06.00 pagi sampai siang di sebelah barat Pasar Kartasura Kemudian siang sampai sore pindah ke timur Pasar. Hanya dengan berjalan kaki dari rumahnya yang kebetulan tak jauh dari lokasi jualan, Pak Aan memikul dagangannya membawa ke tempat beliau biasa berjualan.
Bahan Pembuatan Gandos
Bahan untuk adonan Gandos Pak Aan sama persis dengan Bandros Bandung. Hanya menggunakan tiga bahan, yaitu tepung terigu, kelapa parut, dan santan kemudian semua dicampur menjadi satu. Tak heran, beliau lebih memilih menyiapkan dari rumah adonan sebanyak mungkin daripada harus meracik di tempat beliau berjualan. Tentu akan lebih praktis bisa dengan langsung memanggangnya saja
Adonan yang sudah jadi kemudian dituang ke cetakan besi setengah lingkaran. Cetakan ini juga sama bentuknya dengan jajanan kue pukis. Lalu dibiarkan matang sampai berwarna kecoklatan bagian pinggir, artinya gandos siap dihidangkan. Harganya sangat terjangkau hanya Rp 500 saja untuk 1 biji kue gandos. Orang-orang terbiasa membeli dalam jumlah banyak dari Rp 5.000 atau Rp 10.000.
Penyajian Gandos Sangat Sederhana
Gandos yang sudah diangkat dari cetakan langsung disimpan wadah tertutup kaca, agar gandos tetap hangat. Bagi penyuka rasa manis biasa meminta taburan gula untuk menambah rasa. Berbeda dengan orang-orang yang mengurangi gula, bisa membeli gandos tanpa tambahan apapun. Jika jajanan jaman sekarang sangat kaya akan rasa yang beragam. Bahkan bandros di Bandung pun kini banyak divariasi dengan pilihan toping yang banyak.
Pak Aan masih tetap setia dengan resep asli Bandros Bandung. Beliau tak ingin bereksperimen lagi dengan alasan ingin mempertahankan rasa. Di Kota Solo ini penjual gandos memang sangat jarang. Kalaupun ada pasti hanya beberapa dan rata-rata penjualnya adalah seorang yang sudah paruh baya. Citarasa gandos yang gurih berasal dari santan cocok dipadukan dengan teh hangat atau kopi. Rasanya yang nagih membuat Gandos Pak Aan selalu ramai akan pembeli.
Cara penyajian yang cepat tidak membuat pembeli bosan menunggu lama. Cukup ditaruh dalam kertas minyak lalu dibungkus menggunakan plastik saja. Tak jarang setelah membeli sayur di pasar orang-orang mampir ke Gandos Pak Aan untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Itulah ulasan mengenai Gandos Pak Aan di Solo yang jika di Bandung disebut sebangai bandros. Jangan lupa untuk mencicipi jajanan unik yang satu ini ya, Teman Traveler. Selamat berwisata kuliner! Next