in , ,

Antara Mistis dan Eksotis, Ini Jalur Pendakian Paling Hijau Menuju Puncak Lawu

Terpesona keajaiban alam Lawu

Gunung Lawu adalah gunung yang unik. Memiliki ketinggian 3.265 mdpl, gunung yang menjadi favorit para pendaki. Nah saya mau membahas jalur pendakian paling hijau yang bisa dilewati. Simak ulasannya berikut!

Baca juga : Sulap! Dari Bukit Gersang di Kaki Gunung, Pattiro Tiroang di Sinjai Sulawesi Selatan Jadi Wisata Kekinian

Jalur Penuh Nilai Historis

_mg_8882_6vY.jpg
Candi Kethek, Lawu via Cetho (c) Ade Alvian/Travelingyuk

Jalur pendakian yang saya maksudkan adalah via Candi Cetho. Terletak 1.496 mdpl, candi luar biasa ini memiliki pemandangan yang berbeda dari candi-candi lain di Jawa Tengah.

Titik awal pendakian juga berada di sekitar lokasi candi. Terasering perkebunan warga yang simetris yang lebih dulu diawali dengan hamparan kebun teh membuat jalur pendakian ini sudah asyik sejak sebelum dimulainya pendakian.

Dihiasi Pemandangan Alam nan Cantik

_mg_8814_Hr1.jpg
Bulak Peperangan Lawu via Cetho (c) Ade Alvian/Travelingyuk

Meskipun panjang trek lebih panjang dari jalur pendakian lain, jalur pendakian Candi Cetho menawarkan pemandangan alam yang masih sangat alami. Hal tersebut ditambah dengan sumber mata air yang cukup besar di jalur pendakiannya.

Setelah melakukan registrasi, kita akan berjalan meyusuri jalan tanjakan yang rapi. Sehabis itu, kita akan melewati sebuah sungai kecil dengan kejernihan airnya. Tak jauh dari sungai, kita akan melewati bangunan purban bernama Candi Kethek. Candi tua yang berbentuk seperti piramida ini dikelilingi pohon-pohon dan sangat rindang.

Hati-Hati, Tantangan Menanti!

_mg_8751_eqB.jpg
Jalur Pendakian Lawu via Cetho (c) Ade Alvian/Travelingyuk

Tantangan sesungguhnya dimulai ketika mulai setengah perjalanan. Trek menanjak yang konsisten mulai menjadi akrab. Tumbuhan di sisi kiri dan kanan juga setia menemani. Sampailah saya pada pintu hutan, di mana pohon-pohon yang terlihat semakin banyak dan menjulang tinggi.

qw_1d3.jpg
Rindangnya Jalur Pendakian Lawu via Cetho (c) Ade Alvian/Travelingyuk

Pada pendakian kali ini saya mendaki berdua saja dengan seorang teman. Setelah lancar mendaki seorang diri via Cemoro Wewu beberapa waktu sebelumnya, saya punya bekal referensi tentang mitos pendakian Gunung Lawu.

_mg_8747_tUx.jpg
Pohon Favorit di Pendakian Lawu via Cetho (c) Ade Alvian/Travelingyuk

Saya malah sedikit was-was dengan beberapa penampakan pohon raksasa yang bentuknya sangat unik. Selain itu beberapa pohon dengan lumut yang tebal juga membawa kesan mistis. Namun di sisi lain, saya bersyukur atas kemewahan alam dengan hutan yang cukup lebat. Terima kasih juga bagi para relawan Cetho yang telah membuat jalur pendakian ini.

Pemandangannya Menakjubkan

_mg_8822_WNH.jpg
Genangan Air di Pendakian Lawu via Cetho (c) Ade Alvian/Travelingyuk

Kenapa jalur ini paling hijau? Dari jalur pendakian lain menuju Puncak Gunung Lawu, jalur pendakian ini masih konsisten menggunakan permukaan asli tanah sebagai tapakan kaki. Selain itu, beberapa tumbuhan dan bunga juga menghiasi jalur pendakian ini. Hal ini membuat jalur pendakian ini sangat nyaman dan tidak membuat lekas lelah.

_mg_8754_aEn.jpg
Hutan Lumut di Jalur Pendakian Lawu via Cetho (c) Ade Alvian/Travelingyuk

Setelah menikmati rimbunnya tumbuhan dan pepohonan sekitar, kita akan menemui sebuah lembah dengan rumput-rumput gunung yang mulai mendominasi jalur. Ribuan pohon cemara gunung berjejer rapi di sisi jauh kanan dan kiri. Benar-benar jadi jalur pendakian paling hijau.

ert_KE7.jpg
Foto Pendaki Lawu via Cetho di jalur pendakian paling hijau (c) Ade Alvian/Travelingyuk

Desing gesekan antara ranting dan daun pohon dengan pohon lainnya menjadi nada-nada padu. Selain nyaring juga sangat menenangkan hati saat mendengarnya. Lalu sampailah kita pada beberapa sabana yang snagat luas. Dadang rumput dengan background bukit-bukit yang ditumbuhi cemara gunung.

Pasar Dieng yang Tak Kasat Mata

_mg_8746_aOr.jpg
Bunga di Jalur Pendakian Lawu via Cetho (c) Ade Alvian/Travelingyuk

Setelah area tersebut kita lewati, kita akan melihat sebuah kontras, Pasar Dieng namanya. Konon tempat ini merupakan pasar yang tak kasat mata. Kontur datarannya cukup kering namun tetap sejuk dengan beberapa tumbuhan yang menghiasi hamparan luas dengan batu kerikil dan lempeng-lempeng batu.

Setelah kita mencapai tempat ini, artinya dalam waktu dekat kita akan segera singgah di warung legendaris Gunung Lawu, yaitu Warung Mbok Yem. Warung ini sangat unik, berada di ketinggian dengan sajian nasi pecel khasnya. Para pendaki pasti sudah familiar dengan beliau!

Akhirnya Sampai di Puncak

_mg_8780_rxg.jpg
Puncak Lawu via Cetho (c) Ade Alvian/Travelingyuk

Setelah mendaki sekian lama, puncak pun bisa digapai. Puncak Hargo Dumilah merupakan titik tertinggi dari Gunung Lawu. Karena puncak bukan tujuan akhir, maka selalu jaga kondisi teman-teman saat melakukan pendakian. Masih ada tantangan yang harus diselesaikan yaitu dengan selamat kembali turun.

Selalu tentukan berdasarkan referensi yang akurat kapan kalian akan mendaki. Manajemen waktu dan logistik harus disiapkan untuk meminimalisir kejadian buruk. Jangan lupa, selalu bawa sampah yang kalian hasilkan kembali turun. Selamat mendaki, Teman Traveler!






Next

ramadan

Viral Staycation ala Bangsawan, Kamu Bisa Menginap di 5 Kastil Mewah Ini

Petik Apel Langsung dari Kebunnya di Kota Batu