Banyak yang tak tahu bahwa Museum Kareta Karaton Jogjakarta rutin menggelar Jamasan tiap tahunnya. Ritual membersihkan benda-benda pusaka ini dilakukan pada bulan Sura dan menjadi atraksi menarik tersendiri bagi para turis. Apalagi ada banyak warga yang lantas berebut air dari ritual Jamasan Kareta Karaton, yang dianggap membawa berkah.
Baca juga : Dok Dok Resto, Cita Rasa Negeri Ginseng di Semarang
Letak Museum Kareta
Museum Kareta beralamat di Jalan Rotowijayan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Posisinya tepat di sisi barat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, pinggir jalan setelah gapura.
Teman Traveler bisa mengunjungi lokasi ini dengan menumpang kendaraan pribadi atau angkutan umum. Ketika menyaksikan ritual Jamasan tahun ini, saya datang dengan menumpang Trans Jogja, turun di Halte A. Yani, dan lanjut berjalan kaki menyusuri Alun-alun Utara serta Masjid Gedhe Kauman sebelum kemudian sampai di museum.
Persiapan Upacara
Waktu kala itu menunjukkan pukul 06.30. Di depan museum sudah ada banyak orang botol bekas air mineral untuk dimanfaatkan sebagai wadah air jamasan. Saya sendiri agaknya berangkat terlalu pagi, lantaran upacara ternyata baru dimulai pukul 10.00.
Sembari menunggu, saya lantas berbincang dengan warga sekitar. Menurut penuturan mereka, sebelum melakukan ritual ini para abdi dalem diwajibkan berpuasa. Tujuannya agar semua prosesi berjalan lancar, tanpa halangan apapun.
Waktu menunjukkan pukul 09.00, area depan museum makin ramai. Banyak orang dengan antusias menanti dimulainya prosesi Jamasan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua.
Berebut Berkah
Tak sedikit penonton ritual Jamasan yang datang dari daerah luar Jogjakarta, seperti Semarang, Solo, dan Jakarta. Mereka rata-rata ingin melakukan ngalap berkah alias mencari berkah, dengan memperebutkan air, jeruk nipis, dan kain yang digunakan untuk membersihkan Kereta Kanjeng Nyai Jimat. Semua barang-barang tersebut dipercaya memiliki tuah tertentu.
Jelang ritual dimulai, aroma kemenyan mulai menyeruak. Para abdi dalem satu-persatu keluar. Mereka lantas duduk rapi, berjajar penuh khidmat. Sesaat suasana menjadi hening dan sakral.
Dalam prosesi kali ini ada dua kereta yang dibersihkan. Selain Kereta Kanjeng Nyai Jimat, masih ada Kereta Jaladara. Uniknya air jamasan Kereta Jaladara ternyata sama sekali tidak diperebutkan warga. Begitu prosesi pembersihan selesai, kedua kereta tersebut langsung dibawa masuk kembali ke dalam museum.
Sementara itu, puluhan warga tampak berebut memburu sisa air jamasan di dalam drum yang diletakkan di sisi selatan museum. Ada yang menggunakannya untuk mengguyur badan, ada pula yang memilih menyimpannya dalam botol.
Jadwal Pelaksanaan Upacara
Jamasan merupakan ritual rutin dari pihak Kraton. Hanya saja tanggal pelaksanaannya berubah- ubah, sesuai penanggalan Jawa. Tapi tenang saja, biasanya beberapa hari sebelum acara bakal ada pengumuman resmi melalui akun media sosial resmi Kraton.
Selama ritual Jamasan Kareta Karaton berlangsung, wisata Kraton bakal tutup sementara waktu. Nah, jadi Teman Traveler tak perlu khawatir jika tahun ini melewatkannya ya. Kalian bisa rencanakan liburan ke Jogja tahun depan dan pastikan untuk datang menyaksikan tradisi budaya menarik ini. Next