in , ,

Kampung Batik Laweyan, Sarana Edukasi dan Promosi Batik Terbaik di Solo

Mempelajari salah satu warisan budaya unggulan

Apakah Teman Traveler pernah belajar membatik? Aktivitas menulis gambar di atas kain ini memang membutuhkan keahlian tersendiri. Nah ada 1 tempat yang dikhususkan sebagai sentra edukasi dan promosi batik di Solo, yaitu Kampung Batik Laweyan. Simak informasinya lebih lanjut!

Baca juga : Pantai Pasir Putih Trenggalek, Dengan Gua Merah yang Unik

Membatik, Budaya yang Harus Dilestarikan

img_20190829_153033_compress80_ixh.jpg
Toko Batik Putra Laweyan (c) Kunti Ermawati/Travelingyuk

Konon, kampung ini sudah menjadi sentra industri batik sejak zaman Kesultanan Mataram. Pembuatannya yang masih secara tradisional (dengan tangan) membuat batik memiliki nilai plusnya tersendiri.

Namun seiring memasuki abad ke-20, kawasan ini mandeg total karena munculnya teknologi printing dalam membatik. Beruntungnya, sejak zaman Presiden Joko Widodo, kampung ini dihidupkan lagi bersama dengan para pemuda. Tak lama setelah itu, Laweyan ditetapkan sebagai salah satu wisata budaya Solo.  

Kenali Toko yang Jadi Tempat Belajar Membatik 

img_20190829_152431_compress68_ho1.jpg
Toko Batik Putra Laweyan (c) Kunti Ermawati/Travelingyuk

Putra Batik Laweyan adalah salah satu tempat produksi batik yang saya kunjungi. Beralamat di Jl. Sidoluhur No. 6, Sukoharjo, saya diizinkan untuk melihat isinya, langsung oleh sang pemilik, Bapak Gunawan. Biasanya di sini juga diadakan workshop membatik tiap hari Jumat untuk umum.

img_20190829_152943_compress58_FKU.jpg
Aktivitas membatik (c) Kunti Ermawati/Travelingyuk

Tempat produksi ini dilengkapi dengan galeri pakaian batik yang sudah jadi. Bisa dijadikan oleh-oleh juga, loh! Model motifnya bagus dan khas, mengingat banyak yang masih menggunakan metode konvensional, yakni dengan tangan.

Alat-Alat yang Digunakan Untuk Membatik

img_20190829_151416_compress62_6A8.jpg
Malam yang dilarutkan ke wajan menggunakan api (c) Kunti Ermawati/Travelingyuk

Dalam pembuatan batik, alat yang digunakan sebenarnya hanya ada 2, yaitu canting dan wajan. Untuk kainnya sendiri biasanya menggunakan mori putih. Lilin/malam yang akan dipakai harus dilarutkan dengan cara dipanaskan menggunakan wajan.

Batik yang kita kenal memiliki 2 jenis, yaitu tulis dan cap. Untuk cap, stempel yang dipakai terbuat dari bahan tembaga berbentuk kotak dan mempunyai motif yang seragam. Cara kerjanya sama seperti stampel biasa, hanya perlu diletakkan di kain mori dengan cara berurutan. Cara semacam ini sangat memudahkan dalam pembuatan batik dan tidak membutuhkan waktu yang lama.

Berbeda dengan canting tulis. Bentuknya seperti corong bergagang kayu yang berfungsi mengambil lilin/malam dari wajan, kemudian ditorehkan ke kain mori. Teknik membatik yang satu ini memakan waktu pengerjaan yang lebih lama dibanding batik cap. Namun, nilai jualnya jauh lebih tinggi, loh!

Langkah-Langkah Pembuatan Batik

img_20190829_152734_compress73_Mxt.jpg
Menggambar batik (c) Kunti Ermawati/Travelingyuk

Proses membatik pada umumnya, termasuk di Kampung Batik Laweyan sendiri, membutuhkan waktu pengerjaan yang panjang dan berulang-ulang, tidak semudah yang kita bayangkan.

Pertama, kain mori diberi motif terlebih dahulu. Biasanya hanya ditulis tipis-tipis menggunakan pensil. Kemudian kain bermotif tipis ini ditebalkan kembali menggunakan lilin melalui canting tulis. Dalam proses ini, kehati-hatian sangat dibutuhkan, jangan sampai lilin menetes ke bagian kain.

img_20190829_151159_compress83_kai.jpg
Mewarnai kain (c) Kunti Ermawati/Travelingyuk

Selanjutnya, kain yang sudah ditulis dibawa ke bagian pewarnaaan dengan cara dicelup, mulai dari warna muda ke warna yang lebih gelap atau tua. Setelah mendapat proses pewarnaan, kain dijemur sampai kering.

Setelah itu, kain tersebut dikerik untuk menghilangkan lilin yang menempel pada kain, sekaligus di rebus atau di’lorod‘ untuk membersihkan sisa-sisa lilin. Proses pewarnaan bisa berulang-ulang sesuai jumlah warna yang ingin digunakan. 

Itulah tadi ulasan saya tentang Kampung Batik Laweyan. Jika kesenian membatik masih terasa asing, sudah saatnya kita ikut serta untuk mempelajarinya agar warisan budaya yang anggun ini tidak cepat punah, apalagi batik adalah salah satu ikon penting di Indonesia.  Next

ramadan
Kolam renang Senyum World

Senyum World Hotel, Atmosfer Beda di Tiap Lantai

Gumuk Pasir Parangkusumo

Gumuk Pasir, Simak Fenonema Alam Langka di Jogja