in , ,

Keliling Semarang dengan Bujet Super Hemat, Ke Mana Saja?

Jelajahi Semarang dengan seru dan menyenangkan

Jika Teman Traveler punya rencana jalan-jalan dengan bujet minim, keliling Semarang bisa dijadikan aktivitas yang tepat. Di kota lumpia ini kita bisa mengeksplor banyak tempat tanpa perlu mengeluarkan bujet yang besar. Bahkan, waktu jelajahnya pun bisa dilakukan hanya dalam kurun dua hari. 

Baca juga : Cara Naik Suroboyo Bus, Transportasi Surabaya Bayarnya Pakai Botol

Hanya dengan bermodalkan sepeda motor, kita akan menikmati banyak obyek wisata yang mengesankan. Satu hal yang perlu Teman Traveler siapakan adalah stamina karena perjalanan yang ditempuh akan cukup melelahkan meski kita akan diganjar dengan kesenangan. Apa saja obyek wisata yang bisa dieskplorasi dengan bujet minim di Semarang? 

Hari Pertama, Sambangi Lawang Sewu

20180217_103429__2__fFc.jpg
Penampilan Lawang Sewu setelah direnovasi (c) Gema Ziqri Gemilang/Travelingyuk

Siapa yang tidak tahu dengan bangunan bekas kantor PT KAI di Semarang ini? Setelah direnovasi pada 2017, Lawang Sewu sekarang hadir dengan wajah baru. Meski terlihat jadi semakin cantik, tapi proses renovasi tidak mengubah bentuk asli bangunan. Kalau dulu Lawang Sewu terkenal dengan kesan angker, sekarang imej mereka berubah menjadi destinasi wisata dan belanja. 

Untuk mengakomodasi hal tersebut, sekarang ada empat ruangan yang bisa kita temui di Lawang Sewu yaitu museum, tempat makan, ruang pameran dan ruang audiovisual. Jadi jangan heran kalau sekarang di Lawang Sewu semakin banyak kegiatan kreatif yang bertujuan untuk mengenalkan sejarah Indonesai kepada wisatawan. 

Untuk menjelajah Lawang Sewu, Teman Traveler hanya dibebankan tiket masuk sebesar Rp10.000 dan Rp5.000 untuk anak-anak. Catat ya, Lawang Sewu beroperasi setiap hari mulai pukul 07.00 – 21.00. 

Nikmati Pesona Kota Tua 

24929cb5_8ee5_461e_a5e4_0f200e144e8c_41u.jpg
Kota Tua Semarang yang selalu ramai pengunjung (c) Gema Ziqri Gemilang/Travelingyuk

Selain Lawang Sewu, Teman Traveler yang ingin berkunjung ke Semarang wajib singgah di kawasan Kota Lama. Di sini kita akan menemukan banyak bangunan peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh. Bahkan Kota Lama Semarang kini menghadirkan banyak spot foto yang menjadi daya tarik wisatawan. 

Ada beberapa spot nih yang bisa dijadikan latar foto untuk mempercantik feed Instagram Teman Traveler seperti Taman Srigunting, Gereja Blenduk, Gedung Marba, Pasar Sentiling, Gedung Mandiri Gelatik, Gedung Asuransi Jiwasraya, Galeri Semarang dan Gedung Monodhuis. 

Kalau Teman Traveler lelah berkeliling Kota Lama, silakan mampir ke Spiegel Bistro, Tekodeko atau Restoran IBC untuk mengisi perut biar bertenaga kembali. 

Jelajahi Sejarah di Vihara Buddhagaya Watugong

12094866_10206616858433232_7506293377395074134_o__2__XCT.jpg, keliling Semarang
Vihara tertinggi di Indonesia (c) Gema Ziqri Gemilang/Travelingyuk

Setelah puas menjelajah kawasan kota, saya sarankan Teman Traveler untuk berwisata religi di Vihara Buddhagaya Watugong. Vihara yang dibangun tahun 1955 ini berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan, tepat berada di depan markas Kodam IV Diponegoro. 

Salah satu yang menarik di vihara ini adalah hadirnya Pagoda Avalokitesvara atau lebih sering dikenal Pagoda Kwan ini. Pagoda ini diresmikan tahun 2005 dan dinobatkan sebagai pagoda tertinggi di Indonesia oleh Museum Rekor Indonesia. Uniknya, pagoda ini memiliki tinggi mencapai 45 meter dengan tujuh tingkat namun hanya memiliki satu lantai saja. 

Teman Traveler yang ingin berkunjung ke sini tidak akan dipungut tiket masuk. Kalian bisa memberikan dana sukarela di kotak yang sudah disediakan. 

Hari Kedua, Telusuri Masa Lalu di Gedong Songo 

12087933_10206616859233252_6839171124968440862_o_9Qg.jpg
Gedong Songo di Ungaran yang tak pernah sepi (c) Gema Ziqri Gemilang/Travelingyuk

Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, kecamatan Bandungan. Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa ‘Gedong‘ berarti rumah atau bangunan dan ‘Songo‘ berarti sembilan. Jadi Arti kata Gedong Songo adalah sembilan bangunan. Tapi hanya ada lima candi saja di sini. Konon, hanya orang yang diberkahi kemampuan khusus yang bisa lihat empat candi lainnya. Masuk ke Candi Gedong Songo, pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp. 10 ribu. 

Mulai tahun 2018, hadir juga tempat wisata baru bernama Ayana Gedong Songo dengan tiket masuk tambahan sebesar Rp20.000. Tempat wisata ini dikhususkan untuk pengunjung yang memang gemar berfoto. Pasalnya, ada sebanyak 35 spot foto dengan bentuk bubble tent, balon udara hingga tempat duduk di tengah kolam. 

Segarkan Diri di Curug Luwe

dsc_9943__2__F6L.JPG
Curug Lawe yang hijau dan asri, cocok jadi destinasi keliling Semarang pilihanmu (c) Gema Ziqri Gemilang/Travelingyuk

Masih di daerah Ungaran, Teman Traveler bisa berkunjung ke Curug Lawe yang berada di ketinggian 2.050 mdpl. Lokasinya sendiri berada di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat. Untuk menuju ke sini, Teman Traveler akan melewati medan yang cukup berat dengan tingkat kemiringan mencapai 45 persen. Namun, rasa lelah akan terobati dengan pemandangan kebun cengkeh yang memanjakan mata sekaligus menyejukan. 

Sebenarnya di dekat Curug Lawe ada satu lagi air terjun yang bisa dikunjungi yaitu Curug Benowo. Keduanya hanya dipisahkan persimpangan jalan saja. Teman Traveler yang ingin merasakan sejuknya air Curug Lawe hanya mengeluarkan uang Rp. 4 ribu untuk biaya retribusi dan Rp. 5 ribu untuk parkir. Murah kan?

Telusuri Sejarah Selanjutnya di Candi Ngempon 

12140929_10206616860873293_7295759643050066505_o_Vwk.jpg., keliling Semarang
Candi Ngempon termasuk hidden gem di Semarang (c) Gema Ziqri Gemilang/Travelingyuk

Candi Ngempon sebenarnya kurang begitu populer karena lokasinya yang berada di tengah sawah di Kelurahan Ngempon, Kecamatan Bergas. Tapi bukan berarti Teman Traveler tak datang ke sini. Candi Ngempon ditemukan pertama kali pada tahun 1952 oleh petani yang sedang menggali sawahnya. Tanpa sengaja petani tersebut menemukan batu-batu candi yang kemudian direstorasi dan akhirnya dibuka untuk umum. 

Candi ini dulu sering digunakan untuk mendidik para brahma untuk menjadi empu baik di bindang kanugaran, keagaaman, sastra atau budaya. Nah, nama Ngempon sendiri diambil dari kata empu. Saat ini Candi Ngempon masih ramai didatangi umat Hindu untuk beribadah terutama pada hari keagamaan seperti Galungan atau Nyepi. 

Jelajah Romantis di Bukit Cinta Rawa Pening

12140089_10206616858473233_5027575462406650384_o_nPr.jpg
Pemandangan Rawa Pening yang menyegarkan mata selama keliling Semarang (c) Gema Ziqri Gemilang/Travelingyuk

Beralih ke kawasan Ambarawa, hadir Bukit Cinta Rawa Pening yang cukup ramai didatangi wisatawan. Sebenarnya di sini ada dua tempat wisata yang bisa dijelajahi yaitu Bukit Cinta dan pemandangan indah yang disajikan Rawa Pening. Menurut mitos, kalau Teman Traveler datang bersama pacar maka hubungannya tidak akan berlangsung lama. Tapi sejauh ini belum dibuktikan kebenarannya. 

Jangan lupa untuk mengabadikan momen khususnya di Rawa Pening! Hamparan danau luas dengan latar belakang gunung akan menjadi perpaduan sempuarna untuk foto Teman Traveler. Kalau mau mampir ke sini sediakan saja uang Rp6.000 saat hari biasa atau Rp7.500 saat hari libur.

Kenali Transportasi Rakyat di Museum Kereta Api Ambarawa 

11222094_10206586039622781_9117149301552154029_o__2__8MU.jpg, keliling semarang
Museum Kereta Api Ambawara yang wajib dikunjungi (c) Gema Ziqri Gemilang/Travelingyuk

Tempat wisata terakhir yang saya rekomendasikan adalah Museum Kereta Api Ambarawa. Di sini terpajang banyak kereta uap yang pernah menjadi alat transportasi andalan Semarang

Bahkan pengunjung sendiri bisa merasakan sensasi menikmati kereta uap dengan pilihan rute Ambarawa – Bedono atau Ambarawa – Tuntang. Jadwal keberangkatannya dibagi tiga sesi yaitu pada jam 10.00, 12.00 dan 14.00. Harga tiket yang dipatok adalah Rp50.000.

Itulah rekomendasi obyek wisata berbujet miring yang bisa Teman Traveler kunjungi selama keliling Semarang. Tertarik untuk menjelajah Semarang? Tunggu apa lagi!

Next

ramadan
Lapis Bogor Sangkuriang

Lapis Bogor Sangkuriang, Oleh-oleh Wajib Dibawa Pulang

5 Museum Wayang di Indonesia, Tapaki Jejak Seni Bertutur Tanah Jawa