Tenggarong merupakan salah satu kota legenda di Kalimantan Timur. Kota ini konon ditinggali para raja dan penguasa Kutai Kartanegara loh! Saat ini, kota legendaris Tenggarong merupakan salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.
Baca juga : Keuntungan Menggunakan E-Money Saat Traveling, Bepergian Jadi Lebih Praktis
Banyak sekali pengalaman yang saya alami selama di kota ini. Untuk lebih jelasnya, silakan simak ulasan di bawah ini.
Memulai perjalanan
Cuaca Balikpapan yang cerah membuat saya ingin menikmati akhir minggu di kota Tenggarong dengan menggunakan mobil pribadi. Perjalanan cukup lancar karena jalan rayanya pun sudah diaspal dengan baik. Hanya saja di daerah Loa Kulu, jalannya masih sedikit berlubang.
Tentu kondisi ini sangat berbeda dari 30 tahun lalu, dimana saya dan orang tua saya harus menyewa seekor kerbau dari petani lokal hanya untuk menarik mobil kami yang tenggelam dalam kubangan lumpur di jalan raya.
Menyempatkan untuk makan durian Lai
Memasuki KM 65, saya melihat pedagang di pinggir jalan yang menjual durian Lai. Saya sempatkan diri untuk mampir dan membelinya. Secara garis besar, durian Lai tidak semanis durian biasa. Buah yang berwarna kuning terang dan baunya yang tidak menyengat membuat buah Lai dijadikan alternatif menggantikan durian biasa. Durian Lai juga dipercaya memiliki khasiat yang lebih baik dan menyehatkan.
Sebetulnya dulu ada banyak pedagang durian Lai di daerah ini. Namun karena keberadaan pohon durian Lai yang mulai langka menyebabkan banyak pedagang yang menggantinya dengan buah-buahan lainnya seperti buah naga, rambutan, nanas, dan lain-lain.
Oh iya, selain durian Lai, Kalimantan Timur juga terkenal dengan nanasnya yang berkualitas ekspor. Nanas disini berukuran besar, dan rasanya manis banget!
Melintasi jembatan Kutai Kartanegara baru
Melewati jembatan Kutai Kartanegara yang baru cukup mengingatkan saya akan tragedi yang pernah terjadi pada tahun 2011 silam. Jembatan lama pernah ambruk dan menimbulkan banyak korban jiwa. Sekarang, jembatan baru telah dibuat dengan lebih kokoh dan modern, setidaknya memberikan perasaan aman buat saya.
Menuju Kumala Island dengan perahu kecil
Ada dua cara untuk menuju Pulau Kumala, yaitu jalan kaki lewat jembatan atau menyeberang menggunakan perahu kecil. Saya memilih menggunakan perahu karena relatif lebih cepat dan bisa terhindar dari sinar matahari. Naik kapal kecil juga menambah pengalaman yang seru, maklum di kota tempat saya tinggal tidak memiliki perahu sekecil ini.
Mengelilingi Kumala Island dengan perahu
Sebelum mengelilingi pulau, saya diturunkan di dermaga untuk menanti kapal yang lebih besar. Dermaga ini sangat bersih, sayangnya hampir tidak tersedia tempat duduk. Terlepas dari itu, pengalaman mengelilingi pulau Kumala dengan menggunakan perahu bertingkat sangat mengasyikkan!
Saya pribadi merasa yakin, jika pemerintah daerah lebih memperhatikan dan mendukung pariwisata kota legendaris Tenggarong, kota ini pasti akan bertambah ramai dengan wisatawan yang tertarik menjelajahi kota ini. Fasilitas yang ada di Tenggarong dan Kumala Island juga terbilang lengkap.
Sebagai kesimpulan, Tenggarong bukan hanya kota legenda bagi Kalimantan Timur, melainkan juga kota kecil yang berpotensi menjadi mutiara dengan keindahan pariwisatanya. Apalagi, untuk saat ini, infrastruktur yang menghubungkan Tenggarong dengan kota-kota lainnya sudah sangat bagus. Tunggu apalagi, yuk berkunjung ke Tenggarong!
Next