Liburan dengan budget minimum bukan lagi hal memalukan. Bahkan, mereka yang pandai mengatur keuangan akan mendapat pengalaman lebih memuaskan. Nah, untuk Teman Traveler yang ingin jelajah Gunung Bromo tanpa takut menguras kantong. Berikut beberapa tips dari Kontributor Travelingyuk, Reezumiku yang dapat diterapkan saat liburan hemat di Bromo.
Baca juga : Kuliner Ekstrem di Gunungkidul, Ada yang Sedang Banyak-banyaknya di Musim Hujan
Pilih Akomodasi yang Nyaman
Pertama kali ke Bromo, saya carter mobil ramai-ramai. Dari rumah hingga ke kawasan Tengger Semeru harusnya memerlukan perjalanan selama 8 jam. Namun, rencana melihat sunrise pagi itu gagal, lantaran kendaraan mogok lebih dari satu jam. Memang tidak semua jenis kendaraan dapat menaklukkan medan pegunungan. Nah, karena itu pula memilih akomodasi wajib diperhatikan. Jika memiliki mobil beroda gagah atau sepeda motor tangguh bisa jadi keuntungan sendiri. Pasalnya, Teman Traveler tak perlu sewa jeep seharga Rp700.000 hingga jutaan rupiah.
Untuk tiket masuk sebesar Rp35.000 per orang dan Rp5.000 untuk sepeda motor. Selama perjalanan, Teman Traveler harus terus waspada mengingat medannya yang ekstrem. Hanya ada satu jalur menuju Penanjakan Satu dan Penanjakan Dua. Jalannya sempit, aspal rusak, satu sisi adalah jurang, sehingga cukup berbahaya.
September kemarin, kali kedua ke Bromo, saya menggunakan jasa travel. Harga termurah yang berhasil ditawar yaitu Rp195.000 per orang dengan kuota 6 orang (untuk private trip). Paket dengan harga Rp1.170.000 tersebut sudah termasuk pulang pergi area Malang, sewa Jeep, tiket masuk, dan rundown ke spot keren. Kalau tidak mau ribet, jasa tersebut cukup memudahkan. Asal pandai untuk menawar.
Bawa Bekal dari Rumah
Taukah Teman Traveler berapa harga seporsi makanan di area parkir Gunung Bromo? Nasi sayur dengan lauk telur dibanderol Rp25.000. Di area Penanjakan, semangkuk mie instan tanpa lauk yaitu Rp15.000. Cukup menguras kantong, tapi lumayan mengisi perut. Nah, jika ingin liburan hemat di Bromo, tips selanjutnya adalah membawa makanan berat yang tidak mudah basi, minuman secukupnya, atau bisa termos mini stainless. Bisa juga membawa seduhan air jahe. Meskipun airnya telah dingin, kandungan rempah tersebut masih ampuh menghangatkan tubuh dari dalam.
Obat-obatan ringan seperti masuk angin, mual, sakit kepala, plester luka juga diperlukan untuk keadaan darurat. Nah, jika Teman Traveler dari luar kota dan bingung menentukan bekal, bisa membawa roti atau makanan ringan tapi cukup mengenyangkan. Itu pun sebaiknya beli di kota sebelum berangkat ke Gunung Bromo.
Baju dan Aksesoris yang Menghangatkan Tubuh
Menikmati sunrise di penanjakan ada dalam itinerary Teman Traveler? Pakailah baju berlapis, jaket dobel, sarung tangan, syal, penutup kepala bisa berupa kerudung atau kupluk, serta selimut bila memungkinkan. Hal ini karena udara penanjakan saat fajar sangatlah dingin. Meski begitu, keindahan alamnya siap memanjakan mata.
Sebenarnya, pedagang yang menjual dan menyewakan keperluan tersebut tidak sedikit. Namun dompet akan langsung menipis jika tidak membawa dari rumah. Harga sewa perlengkapan tersebut per item sekitar Rp5.000-Rp20.000. Ada juga syal. Jika memang tidak membawa, salah satu caranya adalah menawar. Harga bisa turun setengahnya atau lebih jika Teman Traveler pandai bernegosiasi.
Jangan Banyak Minum
Karena bersuhu dingin, Teman Traveler akan sering buang air kecil. Intensitasnya akan meningkat jika banyak minum. Harga penggunaan toilet di puncak penanjakan yaitu Rp5.000. Suhu airnya juga teramat dingin sehingga tangan langsung keriput. Sementara di Lautan Pasir, terdapat satu-satunya toilet dengan tarif Rp2.000. Kadang airnya habis karena jumlah penggunanya yang melebihi kapasitas. Tak ingin terus buang air kecil? Sebaiknya atur lagi jumlah air yang akan Teman Traveler minum selama di Bromo.
Jalan Kaki atau Menawar Jasa Menunggang Kuda
Jasa nunggang kuda memang membanderol dengan harga bermacam-macam. Pemilik kuda biasanya memberi harga tertinggi yaitu Rp150.000 bolak balik atau Rp100.000 sekali jalan. Sulit untuk menurunkan harga di sana. Berjalanlah sedikit hingga ke Pura. Biasanya, biaya akan berubah dan lebih mudah ditawar. Minta harga separuh dari yang diajukan. Banyak pengunjung yang berhasil menawar hingga Rp20.000 sekali jalan dari Pura hingga rest area kuda.
Liburan hemat di Bromo juga bisa diwujudkan dengan memperbanyak jalan kaki. Siapkan fisik dengan berolahraga rutin beberapa hari sebelum berangkat agar tubuh tidak pegal serta mudah menyesuaikan diri dengan pendakian. Sebenarnya medan Gunung Bromo tak terlalu menanjak. Hanya saja, hamparan pasir membuat langkah kaki terasa semakin berat.
Hemat Tanpa Membeli Oleh-oleh?
Oleh-oleh paling popular ialah bunga abadi. Pedagang biasanya merangkai bentuk boneka atau buket. Bahkan beberapa diberi warna agar lebih menarik. Konon tanaman ini dianggap sebagai simbol cinta abadi atau dengan sebutan Everlasting Flower. Sebenarnya, Edelweis adalah tumbuhan yang dilindungi, tak boleh dipetik sembarangan. Lebih baik berhemat sekaligus mendukung lestarinya bunga tersebut kan?
Nah, sudah ada persiapan untuk menikmati pesona dan keagungan ciptaan Tuhan ini? Yuk, liburan hemat di Bromo. Rasakan berbagai sensasi berbeda di setiap tempat seperti Penanjakan, Pasir Berbisik, Kawah Bromo, Bukit Teletubbies, Padang Savana, Pura Luhur Poten, Widodaren dan lainnya dengan harga hemat. Selamat berlibur cerdas! Next