in ,

Lokasi Tsunami Anyer Jadi Tempat Selfie, Inilah Etika Swafoto yang Benar

Sejumlah Warga Jadikan Lokasi Tsunami Anyer Ajang Selfie

Dampak Tsunami Anyer, Banten
Dampak Tsunami Anyer, Banten via Instagram.com/jawapos

Tsunami Anyer dan sekitar Banten meninggalkan kerusakan begitu parah. Ratusan nyawa hilang dan sederet bangunan rusak parah. Namun siapa sangka, ternyata lokasi Tsunami Anyer jadi tempat selfie dadakan.

Baca juga : Pilihan Kendaraan Tepat, Kunci Liburan Aman dan Menyenangkan

Sejumlah warga bahkan sengaja datang jauh-jauh hanya untuk berfoto di tempat terjadinya bencana, yang sekaligus merupakan kawasan wisata populer tersebut. Ketika ditanya, masing-masing punya alasan sendiri.

Fenomena lokasi Tsunami Anyer jadi tempat selfie lantas jadi sorotan The Guardian. Menariknya, etika soal selfie bagi Traveler sebenarnya sempat jadi bahasan hangat beberapa bulan silam.

Dapat Banyak Likes

Warga berselfie di lokasi bencana
Warga berselfie di lokasi bencana (c) Guardian

The Guardian sempat menanyai salah satu warga yang berswafoto di tempat kejadian. Penasaran, apa sebenarnya yang jadi motivasi utama untuk melakukan selfie dengan latar belakang lokasi bencana.

Jawaban yang diterima cukup mengejutkan. Menurut artikel berjudul ‘‘Destruction gets more likes’: Indonesia’s tsunami selfie-seekers’, warga yang ditanya tersebut mengatakan foto bencana cenderung mendapat lebih banyak likes di media sosial. Ketika diminta menjelaskan lebih lanjut, yang bersangkutan menyebut hal tersebut sekaligus sebagai pengingat akan besarnya kekuatan Tuhan Yang Maha Esa.

Tempuh Perjalanan Jauh

Jauh-jauh demi selfie di lokasi tsunami
Jauh-jauh demi selfie di lokasi tsunami (c) Guardian

Warga lain yang juga berswafoto di lokasi bencana dan sempat ditanyai The Guardian punya pengalaman berbeda. Sosok remaja perempuan mengaku rela menempuh perjalanan tiga jam dari Jakarta hanya untuk meninjau langsung dampak tsunami Anyer dan sekitar Banten.

Ia mengaku sudah mengambil banyak foto selfie. Ketika ditanya lebih lanjut, sang remaja menyatakan gambar-gambar tersebut bakal diunggah di media sosial dan disebarkan di grup chating Whatsapp.

Bukan yang Pertama

Selfie di lokasi longsor
Selfie di lokasi longsor via Istimewa

Selfie agaknya sudah jadi candu bagi warga Indonesia. Aksi swafoto yang umumnya dilakukan saat liburan, jalan-jalan, atau momen istimewa, justru kerap dilakukan di tempat tak lazim. Tercatat sudah beberapa kali muncul pemberitaan seputar aksi selfie di lokasi bencana.

Ibu-ibu selfie di dekat Hercules
Ibu-ibu selfie di dekat Hercules via Istimewa

Juni 2015 silam misalnya, dua orang warga terlihat asyik berswafoto di dekat lokasi jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU di Medan. April 2017, sederet warga diketahui mengabadikan momen ‘kunjungan’ ke tempat terjadinya bencana longsor di sekitar Ponorogo.

Etika Selfie

Ilustrasi selfie
Ilustrasi selfie via Pixabay

Mengabadikan momen ketika liburan atau jalan-jalan dengan berswafoto tentu sangat bisa dimaklumi. Namun harus diingat bahwa ber-selfie pun harus ada etikanya. Jangan sampai tindakan Teman Traveler menimbulkan dampak negatif atau melukai perasaan orang lain.

Fotograger Chris Burkard sempat mengatakan pada National Geographic soal pentingnya menjaga tanggung jawab saat traveling. Ia meminta para pelancong untuk pergi ke suatu tempat bukan untuk pamer maupun meniru orang lain, namun membagikan pengalaman berharga.

Ilustrasi selfie kala liburan
Ilustrasi selfie kala liburan via Pixabay

Sebab tak jarang gara-gara selfie, seorang pelancong tak sadar dirinya telah merusak lingkungan sekitarnya. Ada juga yang terkadang lupa soal norma dan aturan yang harus dihormati di tempat ia berada. Seperti kejadian rusaknya kebun bunga di Jogja beberapa waktu lalu.

Well, itulah tadi penjelasan mengenai lokasi Tsunami Anyer jadi tempat selfie, yang sempat jadi sorotan media Inggris. Bagaimana menurut kalian Teman Traveler? Next

ramadan
Pecel Belut Mbah Warno

Pecel Belut Mbah Warno, Kuliner Legendaris Bantul yang Bikin Nagih

Napak Tilas Kampung Kungfu Surabaya, Wisata Sejarah dan Budaya Kota Pahlawan yang Sudah Mulai Hilang oleh Zaman